SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Dugaan pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium sebanyak 6.600 liter di SPBU Pakandangan, Kecamatan Bluto, mendapat perhatian sejumlah warga.
Salah satunya Gusno, warga Kepulauan Kangean, Kecamatan Arjasa, Sumenep. Pasalnya pembelian BBM bersubsidi itu diduga menggunakan rekom palsu.
Baca Juga: Ujicoba Pembelian dengan QR Code, Konsumen Pertalite di Jombang Beri Apresiasi
Gusno menyayangkan adanya kejadian tersebut. Sebab, di tengah minimnya pasokan BBM ke kepulauan Kangean, justru ada pihak-pihak yang memborong BBM untuk menguntungkan diri sendiri.
"Saya cukup kaget mendengar berita tersebut. Saat ini masyarakat kepulauan membutuhkan pasokan BBM, bahkan krisis. Sampai berakibat pada padamnya aliran listrik di Kangean. Tapi masih saja ada pengusaha dan penyalur BBM nakal," cetus Gusno, Kamis (02/07/20).
Untuk itu, Gusno berharap pihak berwajib bisa menulusuri dan mengungkap kasus tersebut, agar pengusaha BBM tak sembarangan dalam menjalankan usahanya.
Baca Juga: Marak Sepeda Motor dengan Tangki Modifikasi Beli BBM Bersubsidi di SPBU Kota Probolinggo
"BBM itu adalah salah satu barang atau kebutuhan hajat orang banyak yang harus dipenuhi. BBM itu adalah kebutuhan yang sangat vital, dan untuk itu kami berharap kepada semua pihak, utamanya bagi penegak hukum, untuk memahami hal terebut," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, salah satu pengusaha pertamini yang berada di Desa Talang, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, diduga membeli BBM jenis premium ke SPBU Pakandangan menggunakan rekom palsu. Tak main-main, pembelian BBM bersubsidi itu sebanyak 6.600 liter.
Dugaan rekom palsu itu dipertegas dengan pernyataan Kepala Desa Talang, Kecamatan Seronggi, Hj. Mu'immah. Ia mengaku tak pernah membuat rekom pembelian BBM tersebut. Bahkan ia menyebut rekom tersebut palsu.
Baca Juga: Gandeng UPT Metrologi Legal Sidoarjo, Polisi Cek SPBU
"Saya tidak pernah tanda tangan untuk rekom tersebut mas. Dan setelah saya kroscek ke balai desa, bahwa ternyata nomor registrasi 435/127/307.113/2020 yang berada di rekom tersebut tertulis keterangan kematian mas. Sedangkan pelaku yang ditengarai memalsukan rekom tersebut tidak pernah datang ke tempat saya (kantor Balai Desa, red," ujar Mu'immah kepada BANGSAONLINE.com, Selasa (30/6) lalu.
Namun, Rabu (01/07/20) kemarin Hj. Mu'immah menghubungi BANGSAONLINE.com, menjelaskan bahwa ternyata yang membuat rekom tersebut adalah salah satu stafnya. Ia juga mengungkapkan jika Fathor Rasyid, si pembeli BBM, telah mendatangi kantornya.
“Ya, betul mereka berdua datang ke balai (desa, red), kaur staf saya dan Fathor Rasyid mengaku memububuhkan tandatangan yang dipalsukan dan mereka meminta maaf,” terangnya.
Baca Juga: Pengawasan Terakhir Sebelum Lebaran, Disperdagin Kota Kediri Tak Temukan Kecurangan di SBPU
Terpisah, Andi, pengawas SPBU Pakandangan justru mengaku tak yakin jika rekom tersebut palsu. "Menurut saya, saya yakin mas mereka rakyat kecil, jadi tidak mungkin memalsukan rekomendasi tersebut," ungkapnya. (aln/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News