SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Pemadaman serentak yang dilakukan PLN UP3 Pamekasan beberapa waktu lalu, terus menuai kecaman. Setelah sebelumnya PLN ULP Kepulauan Kangean diprotes warga, kini giliran ULP Sumenep yang menuai protes itu. Pasalnya, karena ULP Sumenep juga memberlakukan pemadaman lisitrik selama 12 jam untuk Pulau Giligenting, Kecamatan Giligenting.
Perwakilan PLTD Giligenting, Priyo membenarkan bahwa benar listrik di kepulauan dipadamkan sejak tanggal 26 Juni 2020 lalu.
Baca Juga: Budayawan Madura Sesalkan Oknum Guru SMAN 1 Arjasa Sumenep yang Jarang Ngajar Selama 2 Tahun
"Ya, memang benar Mas sejak tanggal 26 Juni 2020 listrik di Giligenting sudah mulai diberlakukan pemadaman selama 12 jam atau pengurangan jam menyala sementara," terangnya, Sabtu (4/6/2020) kemarin.
Terkait surat imbauan yang dikeluarkan sejak tanggal 27 juni 2020 lalu tentang alasan pemadaman di Giligenting, Priyo mengatakan bahwa adanya pemeliharaan jaringan R2P (rabas-rabas pohon).
Adapun ketika ditanya kepastian alasan padamnya listrik di Giligenting, Priyo mengatakan bahwa disebabkan langkanya BBM. "Iya, memang betul Mas, sebenarnya listrik di Giligenting padam itu disebabkan karena kelangkaan BBM karena kapal tanker saat ini masih mengisi di Pulau Ra'as dan malam ini stok BBM di Pulau Giligenting sudah habis Mas, sisa nanti malam saja. Sementara masyarakat awam tidak tahu terkait hal itu," jelasnya.
Baca Juga: Pemkab Sumenep Teken Kerja Sama Proyek APHT dengan PD Sumekar, Siap Operasikan Pabrik Rokok Terpadu
Sementara itu, Kades Beringsang Kecamatan Giligenting, Sultan mengungkapkan rasa ketersinggungannya dan juga mengecam keras kebijakan PLN yang terkesan sepihak.
"Lho, apa-apaan ini PLN, BBM telat, apa hubungannya dengan kami masyarakat awam, kalau cuma nyala sampai jam 10 malam, mendingan dipadamkan saja sekalian Mas. Masa, pas lagi enak-enak istirahat, kita dipaksa nyari calapak atau lampu petromaks," ujar Sultan dengan nada kesal, Sabtu (4/7/2020) kemarin.
Sultan, Kades yang juga pengelola wisata Pantai 9 itu menuturkan bahwa pemadaman tersebut sangat berdampak buruk terhadap perekonomian masyarakat Pulau Giligenting, Kecamatan Giligenting.
Baca Juga: Peringatan HGN 2024, Wabup Sumenep: Peran Guru sebagai Agen Pembelajaran dan Peradaban
"Gara gara listrik padam, perekonomian lumpuh total, pelaku usaha di daerah kami mengalami kerugian yang berarti termasuk menurunnya pengunjung wisata Pantai 9 di desa kami yang berimbas lesunya perputaran ekonomi di sekitar pantai," sesalnya.
Dia menambahkan, sebagai pengelola yang juga kades, dia merasa malu saat mendengar keluhan dari pengunjung soal fasilitas penginapan yang tak berfungsi lagi. "Nah, jika terus-terusan seperti ini, apakah PLN mau bertanggung jawab?," pungkasnya dengan nada tinggi. (aln/zar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News