SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.Ag adalah pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur. Kiai Asep dikenal sebagai kiai miliarder, ulama kaya raya, tapi dermawan. Putra pendiri NU, KH Abdul Chalim ini sangat gemar bersedekah, terutama untuk kepentingam bangsa dan umat Islam.
Bahkan untuk penanggulangan Covid-19, Kiai Asep menyedekahkan 400 ton beras, 40.000 sarung, dan uang Rp 50 ribu per orang untuk relawan Covid-19 dan warga terdampak virus corona.
Baca Juga: Tingkatkan Mutu Pendidikan, Ponpes Amanatul Ummah Ubah Sistem Pembelajaran
Tapi siapa sangka, sewaktu muda Kiai Asep yang kini memiliki puluhan ribu santri dan pesantren besar dengan gedung-gedung megah itu ternyata sangat miskin. Bahkan untuk makan saja ia harus mengais kerak nasi (intip) di dapur umum pondok pesantren. Tiap hari ia makan intip yang sudah dibuang oleh santri lain.
Namun semangat menuntut ilmu tetap tinggi. Bahkan ia bertekad untuk kuliah.
Baca Juga: Kiai Asep Beri Reward Peserta Tryout di Amanatul Ummah, Ada Uang hingga Koran Harian Bangsa
“Saya akhirnya jadi kuli bangunan, untuk cari uang pangkal masuk IAIN,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim dalam acara Gergeran Bersama Kiai di BANGSA TV channel youtube.
Namun penderitaan belum berakhir. Ketika Asep muda tertarik terhadap wanita, ternyata tak ada satu pun gadis yang mau menerima lamarannya karena ia miskin.
Baca Juga: Kampanye Akbar, Tak Banyak Pidato, Khofifah dan Gus Barra Sibuk Bagi Souvenir & Borong Kue Pengasong
“Saya berkali-kali melamar wanita, tapi lamaran saya dikembalikan,” katanya menuturkan pengalaman pahitnya. Para orang tua itu menolak lamaran Asep muda karena menganggap ia tak punya masa depan.
Nah, bagaimana liku-liku perjuangan hidup Kiai Asep sewaktu remaja? Silakan ikuti kisah pilu dan dramatis tapi penuh dedikasi ini dalam acara Gergeran Bersama Kiai di BANGSAONLINE TV channel youtube. (mma)
Baca Juga: Pesantren di Lereng Gunung, 624 Santrinya Lolos PTN dan di 11 Perguruan Tinggi AS, Eropa dan Timteng
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News