TikTok Diblokir 45 Hari di AS, China Marah Besar

TikTok Diblokir 45 Hari di AS, China Marah Besar Donlad Trump dengan Presiden China Xi Jinping (Image: AFP via Getty Images)

BANGSAONLINE.com – Ketegangan antara AS melawan China masih berlanjut. Hari ini, Presiden AS telah menandatangani perintah eksekutif kepada seluruh penduduk AS untuk melakukan uninstall aplikasi TikTok, selama 45 hari.

"Ini untuk melindungi keamanan nasional kita," kata Trump.

Baca Juga: Prabowo ke China Bawa Tommy Winata dan Prayogo Pangestu, Siapa Dua Taipan Itu

Presiden AS mengklaim aplikasi video pendek berbasis di Beijing - yang dimiliki oleh ByteDance - digunakan untuk kampanye disinformasi yang menguntungkan Partai Komunis China. Dia mengatakan, "AS harus mengambil tindakan agresif terhadap pemilik TikTok untuk melindungi keamanan nasional kita".

Pernyataan dari sekretaris pers Gedung Putih mengatakan, "Secara spesifik, aplikasi seluler tersebar di Amerika Serikat, digunakan 100 juta orang, dikembangkan dan dimiliki oleh perusahaan di Republik Rakyat China. Saat ini, tindakan harus diambil untuk mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh satu aplikasi seluler, khususnya TikTok," tambahnya.

Pada hari Minggu, Sekretaris Negara Mike Pompeo mengatakan: "Presiden Trump telah mengatakan 'cukup' dan kami akan memperbaikinya sehingga ia akan mengambil tindakan dalam beberapa hari mendatang sehubungan dengan beragam risiko keamanan nasional yang disajikan oleh perangkat lunak yang terhubung ke Partai Komunis China. "

Baca Juga: Usai Videonya Viral, Intan Srinita Hapus Unggahan yang Tuding Roy Suryo Pemilik Akun Fufufafa

TikTok telah berdiskusi dengan pemerintah Inggris selama beberapa bulan terakhir untuk membangun markas besarnya di London, menurut laporan - sebagai bagian dari strategi untuk menjauhkan diri dari China. London adalah salah satu dari beberapa lokasi yang dianggap telah dipertimbangkan oleh perusahaan.

TikTok secara agresif memburu Kevin Mayer yang berbasis di AS, mantan eksekutif Walt Disney Co, untuk menjadi kepala eksekutif baru.

Menanggapi tuduhan dari Gedung Putih, ByteDance bersedia untuk melepaskan TikTok AS ke Microsoft dalam upaya untuk membuat kesepakatan dengan pemerintahan Trump. ByteDance didirikan oleh Zhang Yiming dan TikTok dibuat oleh Alex Zhu pada tahun 2017. Aplikasi TikTok sendiri bahkan tidak tersedia di China.

Baca Juga: Kades Kapor Bantah Tudingan Tolak Teken Pengajuan Sertifikat Tanah Elektronik

Sementara China mendesak AS untuk memperbaiki kesalahannya, setelah Presiden mengumumkan larangan besar-besaran dan meminta masyarakat melakukan uninstall aplikasi TikTok, dan Tencent, operator aplikasi WeChat, selama 45 hari.

China mengatakan langkah AS untuk memblokir aplikasi China bertentangan dengan prinsip pasar dan mendesak Washington untuk 'memperbaiki kesalahannya', kantor berita Reuters melaporkan.

Tiktok, aplikasi berbagi video yang sangat populer, mendapat kecaman dari anggota parlemen AS dan administrasi atas keamanan nasional terkait bigdata.

Baca Juga: Pj Kades Karangasem Pasuruan Angkat Bicara soal Netralitas yang Viral di TikTok

Langkah terbaru datang segera setelah AS memerintahkan China untuk mengosongkan konsulatnya di Houston, Texas diikuti oleh perintah China yang meminta AS untuk mengosongkan konsulatnya di kota barat daya Chengdu.

Ada 100 juta pengguna TikTok di Amerika Serikat dan akan ada dampak politik dari pelarangan aplikasi ini.

Sumber: mirror.co.uk

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mahasiswa Indonesia Bekerja Part Time Sebagai Petani di Jepang, Viral Karena Gajinya, ini Kisahnya':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO