Setelah dari kediaman Abdul Halim, Banser kemudian bergeser ke tempat yang diduga menjadi penyebaran ideologi khilafah lainnya, yakni sebuah yayasan pendidikan di Desa Kalisat.
Di sana, Banser menemukan foto Presiden Joko Widodo dicoret-coret, kemudian tidak memiliki bendera merah putih, dan foto wakil presiden masih belum diganti.
Bahkan, kepala sekolah yayasan tersebut saat ditanya siapa nama wakil presiden Republik Indonedia, yang bersangkutan pun tak hafal.
"Wakil Presidennya Muhammad Amien Rais, eh maaf lupa, maklum udah tua," ucap Abdussalam sambil berlagak lupa.
Beberapa polisi yang ikut mengamankan aksi Banser pun langsung mengamankan sejumlah barang bukti, antara lain foto Presiden yang dicoret-coret.
Gus Afi juga telah melaporkan 2 orang ke polisi yang diduga menjadi aktor penyebaran ideologi khilafah di wilayah Kecamatan Rembang.
“Yang kedua, saya nanti juga akan mengirim surat resmi ke Kemenag untuk mencabut izin sekolah. Karena mereka menyebarkan ideologi khilafah dengan berlindung di balik lembaga pendidikan,” tegas Gus Afi.
Sementara itu, Kapolres Pasuruan AKBP Rofiq Ripto Himawan mengatakan, sudah menerima laporan dari Banser. Ia memastikan setelah ini polisi akan langsung memproses laporan tersebut. “Kami akan melakukan pemanggilan saksi-saksi awal dulu,” kata Rofiq. (afa/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News