BANGSAONLINE.com - Seorang diplomat Korea Selatan berspekulasi bahwa pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengalami koma, dan saudara perempuannya, Kim Yo Jong, siap untuk mengambil kendali negara Korea Utara.
Chang Song-min, mantan ajudan mendiang presiden Korea Selatan Kim Dae-jung, membuat klaim sensasional ke media Korea Selatan, demikian diberitakan New York Post.
Baca Juga: Kesemek Glowing asal Kota Batu, Mulai Diminati Masyarakat Indonesia Hingga Mancanegara
Chang menebar isu, Kim sedang koma, "tapi hidupnya belum berakhir."
"Struktur suksesi belum terbentuk, jadi Kim Yo-jong didapuk untuk mengendalikan Korea Utara, karena tak mungkin berlama-lama dalam kekosongan pemerintahan," demikian ditulis foxnews.
Spekulasi Chang muncul hanya beberapa hari setelah agen mata-mata Korea Selatan mengatakan pemimpin Korut berusia 36 tahun ini telah mendelegasikan sebagian dari wewenangnya kepada para pembantu dekatnya, termasuk adik perempuannya. Demikian Kantor Berita Yonhap melaporkan.
Baca Juga: Ratusan Wisudawan Universitas Harvard Walk Out, Protes 13 Mahasiswa Tak Lulus karena Bela Palestina
Dalam pertemuan pribadi dengan anggota parlemen minggu lalu, Badan Intelijen Nasional Korea Selatan mengatakan, "Kim Yo-jong, Wakil Direktur Departemen Pertama di Workers’ Party Central Committee, mengarahkan urusan negara secara keseluruhan, meskipun Kim Jong Un masih mempertahankan otoritas absolut".
Namun, masih ada keraguan tentang kebenaran klaim diplomat. Bukan pertama kalinya ketidakhadiran Kim berkepanjangan dari sorotan publik, telah memicu spekulasi tentang kesehatannya.
Pada bulan April, laporan beredar bahwa Kim Jong Un menjalani operasi jantung setelah dia tidak terlihat di depan umum selama hampir tiga minggu. Pemerintah Korea Utara tidak pernah menjelaskan ketidakhadiran Kim, termasuk mengapa ia melewatkan peringatan ulang tahun ke-108 mendiang kakeknya, pendiri Korea Utara Kim Il Sung.
Baca Juga: China Kecam Aksi AS Tembak Balon Udara yang Dituduh Alat Mata-mata
Setelah sebuah video dirilis yang menunjukkan Kim bergerak selama penyelesaian pabrik pupuk di dekat Pyongyang, seorang pejabat pemerintah Korea Selatan mengatakan kepada Fox News bahwa isu itu adalah benar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News