MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Institut Pesantren K.H. Abdul Chalim (IKHAC) Mojokerto, yakni perguruan tinggi yang berada di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Amanatul Ummah yang dipimpin oleh K.H. Asep Saifuddin Chalim, telah mewisuda 473 wisudawan dan wisudawati yang 10 di antaranya adalah wisudawan dan wisudawati asal luar negeri, Minggu (30/8/2020).
Sebanyak 10 wisudawan dan wisudawati yang berasal dari luar negeri tersebut, antara lain dari Thailand, Malaysia, Vietnam, Sudan, dan Afghanistan.
Baca Juga: Kiai Asep Beri Reward Peserta Tryout di Amanatul Ummah, Ada Uang hingga Koran Harian Bangsa
Dalam kesempatan itu, K.H. Asep Saifuddin dalam sambutannya menyampaikan pesan dan apresiasi di hadapan ratusan wisudawan wisudawati, terutama kepada wisudawan wisudawati luar negeri yang dalam menyelesaikan tesisnya menggunakan bahasa Indonesia secara ilmiah.
"Saya bangga ketika lulusan-lulusan negara asing menyelesaikan program S1 dan S2-nya menggunakan skripsi dan tesis berbahasa Indonesia, di samping bahasa Inggris dan bahasa Arab," ujar K.H. Asep Saifuddin, Minggu (30/8/2020).
Baca Juga: Kampanye Akbar, Tak Banyak Pidato, Khofifah dan Gus Barra Sibuk Bagi Souvenir & Borong Kue Pengasong
K.H. Asep menyampaikan bahwa di tahun 2020 ini IKHAC juga bakal membuka program S3 (program doktor). Di mana persiapan teknis sudah dimatangkan, tinggal menunggu izin dari Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI.
"Kenapa S3 ini dibutuhkan di IKHAC? Di Indonesia banyak berdiri universitas-universitas NU, universitas-universitas Islam lainnya, jangan sampai berdirinya mereka berdiri untuk mati kembali. Karena mereka tidak punya homebase yang dibutuhkan, yakni doktor-doktor," ucap K.H. Asep.
Dalam kesempatan ini, BANGSAONLINE.com mencoba mewawancarai Busainah Mateh, salah satu wisudawati yang berasal dari Thailand.
Baca Juga: Pesantren di Lereng Gunung, 624 Santrinya Lolos PTN dan di 11 Perguruan Tinggi AS, Eropa dan Timteng
"Saya dahulu sebelum ke sini, saya pernah SMA mondok di Bekasi. Setelah lulus dari sana, saya sambung kuliah di IKHAC sambil mondok di sini juga tahun 2016," ujar gadis kelahiran Patani Thailand yang sudah fasih berbahasa Indonesia ini.
Busainah berharap, setelah diwisuda S1 ini, dirinya masih punya kesempatan untuk melanjutkan S2-nya di IKHAC. Tetapi jika tidak bisa, dirinya pulang mengembangkan ilmunya di negaranya, yakni Thailand.
"Insya Allah kalau bisa ingin di IKHAC, karena di sini menurut saya sangat bagus dalam bidang agama. Maka saya ke Indonesia untuk belajar ilmu agama untuk membawa ke Thailand," katanya.
Baca Juga: Aqiqah Cucu ke-20 Kiai Asep, Prof Ridwan Nasir Singgung Rabiah Al Adawiyah dan Khofifah
Dalam kesempatan lain, Ketua Panitia Wisuda Perdana Institute Pesantren K.H. Abdul Chalim (IKHAC), Dr. Eng Fadly Usman mengatakan bahwa wisuda ini terdiri tiga fakultas, yakni Fakultas Tarbiyah, Syariah, dan Dakwah.
"Yang reguler ada sekitar 270. Definisi reguler, mereka tidak tinggal di asrama pesantren. Bisa mahasiswa lokal Mojokerto atau mahasiswa S2 yang ada di Jawa Timur seperti dari Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Bondowoso, Gresik, Jombang, dan lainnya," ungkapnya.
Baca Juga: Elektabilitas Terus Melejit, Khofifah: Banyak Doa Kita Temukan di Pasar
Menurutnya, pada gelaran wisuda perdana yang digelar dua sesi dengan tetap menjaga protokol kesehatan tersebut, bakal dihadiri Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Dirjen Pendidikan Islam Prof. Dr. H. Ali Ramdhani, Kanwil, Depag, Kopertis, dan beberapa rektor dari Jombang, Surabaya, Sidoarjo, serta Kepala Madrasah se-Mojokerto.
Sekadar diketahui, Institute Pesantren K.H. Abdul Chalim yang baru diresmikan pada Rabu, 9 September 2015 lalu di Desa Bendungan Jati, Pacet, Mojokerto itu, sudah mencatatkan rekornya sebagai perguruan tinggi yang mahasiswanya berasal dari enam negara asing dan 34 provinsi di Indonesia.
Institut K.H. Abdul Chalim tersebut, berada di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Amanatul Ummah yang dipimpin oleh K.H. Asep Saifuddin. Ada tiga fakultas yang didirikan, yakni Fakultas Tarbiyah yang terdiri dari tiga program studi, antara lain Manajemen Pendidikan Islam, Pendidikan Bahasa Arab, dan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Baca Juga: Ketum Pergunu Prof Kiai Asep: Ratu Zakiyah Simbol Idealisme Kita
Kemudian Fakultas Syariah memiliki dua program studi, yakni Hukum Keluarga (Akhwal Syakhsiyah) dan Ekonomi Syariah. Sementara Fakultas Dakwah mempunyai program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam. (nf/zar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News