BangsaOnline-Ucapan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam)
Tedjo Edhy Purdijatno menyatakan pendukung KPK merupakan rakyat yang
tidak jelas mendapat kecaman banyak pihak. Komentar Menteri Tedjo
tersebut dianggap justru memperkeruh situasi di tengah memanasnya
hubungan antara KPK dan Polri.
Apa yang disampaikan menteri dari
Politisi NasDem itu dinilai tak layak diucapkan oleh pejabat negara.
Yang mana banyak pihak lagi mencari cara dan solusi agar hubungan antara
KPK dan Polri tetap berjalan harmonis demi penegakan hukum. Tak
terkecuali Presiden Joko Widodo yang saat ini tengah mengkaji
menyelesaikan huru hara antara KPK dan Polri itu.
Mendapatkan
kecaman dan disalahkan banyak orang, Menteri Tedjo berusaha melakukan
pembelaan diri. Apa yang dia sampaikan diyakini tidak ada yang salah
sehingga dirinya tidak perlu minta maaf atas pernyataannya.
Berikut
pembelaan dari Menteri Tedjo kepada merdeka.com, Minggu (25/1) melalui
pesan singkat terkait pernyataan bahwa pendukung KPK adalah rakyat tidak
jelas:
"Ini saya beri tau yang benar. Di Istana Bogor Presiden
sebagai Kepala Negara sudah memberi arahan kepada Wakapolri & Ketua
KPK agar menjernihkan suasana, jangan ada gesekan Polri & KPK,
selesaikan semua masalah sesuai dengan aturan hukum yang berlaku,
selamatkan KPK & Polri. Kedua Pimpinan nyatakan akan patuh.
Seharusnya tidak perlu lagi ada pengerahan massa yang mengatas namakan
rakyat... rakyat yang mana, tidak jelas, karena ada juga yang menyatakan
dukungan pada Polri...," jelas Menteri Tedjo.
"Kita perlu
menjaga jangan sampai para pendukung kedua institusi ini berbenturan.
Kedua institusi ini harus bisa saling menghormati dlm melakukan prosedur
hukum terhadap kasus hukum sesuai aturan yang berlaku. Bersikaplah
dewasa, dan lakukan cooling down. Kita hormati hukum yang ada. Presiden
punya komitmen tinggi pada upaya memberantas korupsi.
Lembaga penegak hukum KPK, Polri & Jaksa harus bersinergi, buka
ruang komunikasi & saling menghormati. Presiden sebagai Kepala
Negara berkomitmen "Save KPK, Save Polri, Save NKRI". Hadir dampingi
Presiden: Wapres, Menkopolhukam, Jaksa Agung, Ketua KPK, Wakapolri,"
lanjutnya.
"Pemerintah menghargai semua opini dan berharap media
massa dan publik bisa bersikap proporsional. Ini adalah negara hukum,
bukan negara opini. Pemerintah akan selalu berpijak pada hukum. Didalam
Negara Demokrasi tidak ada satu Lembaga pun yang merasa benar sendiri
dan tidak bisa dikontrol maupun disentuh oleh hukum. Saya mengharapkan
semua pihak membuang jauh-jauh ego sektoral untuk kepentingan yang lebih
besar yaitu kepentingan rakyat, bangsa dan negara," tutup Menteri
Tedjo.
Sementara Partai NasDem meminta Menko Tedjo segera mengklarifikasi pernyataannya.
"Soal
pernyataan Menko saya ngga bisa beri penjelasan karena saya tidak tahu
apa alasan Pak Tedjo. Tetapi sebaiknya Pak Tejdo klarifikasi atau
langsung ditanyakan apa latar belakangnya," kata Sekjen Partai NasDem,
Patrice Rio Capella saat dihubungi, Minggu (25/1/2015).
Tapi Rio
menduga pernyataan Tedjo dimaksudkan agar tidak ada aksi penyusupan
kelompok yang berkepentingan pada aksi #SaveKPK. Sebab keadaan KPK-Polri
pasca penangkapan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, semakin panas dan
rawan dimanfaatkan untuk membenturkan kedua lembaga.
"Mungkin Pak Tejdo khawatir ada kepentingan lain untuk adu domba," sambungnya.
Karena
itu semua pihak sambung Rio harus menahan diri, tidak melempar
pernyataan pedas yang malah memperkeruh situasi. Anggota Komisi III DPR
ini menegaskan perlindungan terhadap lembaga penegakan hukum yakni
Polri, Kejaksaan Agung dan KPK harus seimbang.
"Tentu kita
harapkan tidak ada proses pelemahan di kedua lembaga, kita butuh Polri
dan kita butuh KPK dan oleh karena itu apa-apa langkah-langkah yang
dilakukan presiden tepat. Tidak boleh ada lembaga kehilangan muka
terhadap lembaga lain, tidak boleh hanya satu saja yang dikuatkan, ini
penting," tegas dia.
Menko Tedjo melontarkan pernyataan sindiran
kepada pendukung KPK saat diminta tanggapan terkait banyaknya kritik
atas sikap Presiden Joko Widodo.
Baca Juga: Kota Pasuruan Perkuat Komitmen Antikorupsi lewat Sosialisasi dan Pakta Integritas DPRD
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News