Tak Cukup Elektabilitas Tinggi, Tuban Butuh Pemimpin Berpengalaman

Tak Cukup Elektabilitas Tinggi, Tuban Butuh Pemimpin Berpengalaman Baihaki Siradj, Direktur Eksekutif ARC Indonesia. foto: DIDI ROSADI/ BANGSAONLINE

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Tiga pasangan bakal calon bupati dan bakal calon wakil bupati Tuban resmi mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Yaitu Aditya Halindra-Riyadi (Da-Di), keduanya diusung oleh Golkar, Demokrat, dan PKS dengan 15 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tuban.

Kemudian ada pasangan Khozanah Hidayati dan H. M. Anwar diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan 16 kursi di DPRD. Serta Setiajit dan RM. Armaya Mangkunegara yang diusung oleh lima partai, yaitu PDIP, Gerindra, PAN, PPP, dan PBB dengan 16 kursi.

Baca Juga: Sah, Lindra-Riyadi Ditetapkan sebagai Bupati Tuban Terpilih

Baihaki Siradj, Pengamat Politik dari Accurate Research and Consulting Indonesia (ARC Indonesia) menjelaskan, mengacu jumlah kursi Partai Pendukung di DPRD, ketiga Bapaslon memiliki kekuatan yang hampir sama.

"Artinya, posisi antar calon masih sangat berimbang," tukas Baihaki, saat rilis di kantornya di kawasan Gayungan Timur, Surabaya, Rabu (16/9).

Tetapi, lanjut Baihaki, idealnya mencari pemimpin di Kabupaten Tuban tidak hanya sekadar melihat kekuatan dan peluang menang kalahnya. Lebih dari itu, kemampuan dan pengalaman calon sangat penting untuk diperhatikan demi kemajuan Tuban ke depan.

Baca Juga: Pastikan Kesehatan Penyelenggara, KPU Tuban Rapid Test Badan Ad Hoc

"Itu yang sangat penting, tidak hanya bicara kekuatan, elektabilitas. Bila bicara kemampuan, tentu masyarakat bisa menguji lewat visi, misi, dan program yang ditawarkan untuk Tuban yang lebih baik," tandasnya.

Menurut Baihaki, yang paling sederhana untuk melihat pengalaman, yakni dari legislatif, eksekutif, atau dalam kepemimpinannya di masyarakat.

Baihaki mencontohkan Bapaslon Lindra-Riyadi. Lindra merupakan politikus Golkar, berpengalaman menjadi anggota DPRD Jatim, selain itu juga merupakan anak dari mantan Bupati Tuban periode 2001-2011, Haeny Relawati Rini Widyastuti.

Baca Juga: Demokrat Ajak Parpol Lain Koalisi Bangun Tuban Bersama-sama

"Sedikit banyak juga bisa belajar dari pengalaman orang tuanya dalam memimpin Tuban," ungkapnya.

Kemudian Khozanah Hidayati atau Mbak Ana, kata Baihaki, merupakan kader perempuan PKB, berpengalaman menjabat DPRD Jatim, dan merupakan kader NU, pada pencalonannya menggandeng politikus Demokrat. "Ini kolaborasi dua politikus, tentu memiliki modal cukup untuk memimpin Tuban," tandasnya.

Tapi tidak kalah dengan dua bapaslon adalah Setiajit dan RM. Armaya Mangkunegara. Setiajit dengan latar belakang birokrasi, lama mengabdi di Pemprov Jatim, berbagai jabatan sebagai Kepala OPD pernah dijabatnya, terakhir sebagai Kepala ESDM Pemprov Jatim.

Baca Juga: Kasus Video Viral Dugaan Money Politics Pilkada Tuban Dihentikan, Ada Apa?

Bahkan beber Baihaki, Setiajit juga pernah dipercaya sebagai Pj Bupati di Jombang dan dan Plt. Bupati Bojonegoro. "Itu Artinya beliau memiliki pengalaman yang sangat panjang dalam kepemimpinan birokrasi, dan itu bisa menjadi modal yang sangat penting untuk memimpin Tuban dengan semua sumber daya yang dimiliki," pungkasnya. (mdr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO