TUBAN (BangsaOnline) - Avour kuwu atau anak sungai aliran bengawan solo yang berada di Kecamatan Pelumpang, Kabupaten Tuban sedang meluap. Akibatnya, banyak petani setempat melakukan panen dini, lantaran tanaman padi yang beberapa minggu siap dipanen itu takut puso, kamis (5/1).
Meskipun harga hasil panen atau gabahnya tersebut sebesar Rp 750, namun petani tetap memanen dan menjualnya. Hal itu dilakukan, karena khawatir kerugian yang dialaminya semakin besar.
Baca Juga: Petani Bawang Merah di Tuban Bersyukur Dapat Bantuan Traktor Khusus
"Dipanen saja mas, meski belum saatnya untuk dipanen," ujar Mulyono seorang petani warga Kecamatan Pleumpang ketika ditemui didekat sawahnya.
Menurutnya, lebih baik dipanen sekarang dari pada tidak. Sebab, jika tidak segera dipanen, tanaman padinya bakal kebanjiran. Selain itu, kerugiannya juga tambah semakin besar kalau tidak segera diapanen.
"Padi ini tetap kami panen, meski rugi tidak masalah, dari pada tidak panen sama sekali," keluhnya.
Baca Juga: Tingkatkan Produksi, Unirow Kenalkan Alat Evaporator "CEPEK" untuk Petani Garam di Tuban
Ditambahkan Mulyono, meluapnya avour kuwu juga menyebabkan ratusan hektar sawah tergenang air, bahkan dipastikan puso. Selain itu, dengan melakukan panen dini maka bisa mencegah kerugian yang lebih besar.
"Di Kecamatan Pelumpang saja yang terkena luapan avour kuwu diantaranya Desa Magersari, Sembongrejo, Bandungrejo, Palndirejo dan Klotok," tambah Mulyono
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Tuban, Hery Prasetyo saat dikonfirmasi mengatakan, bakal mengusulkan agar diberikan bantuan benih yang bersumber dari cadangan benih nasional atau benih cadangan daerah provinsi pada tanam berikutnya.
Baca Juga: Anggota Koramil Bancar Tanam Bawang Merah Bareng Warga Ngampelrejo
"Nanti akan diusulkan untuk bantuan benihnya," jawabnya singkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News