
TUBAN, BANGSAONLINE.com - Petani di Desa Wukiharjo, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban, mengeluhkan harga pupuk subsidi yang melambung tinggi hingga Rp300 ribu per paket.
Dengan harga tersebut, petani mendapatkan satu zak pupuk Urea, satu zak pupuk Phonska, dan 1 kilogram pupuk non-subsidi.
"Kami kalau beli pupuk subsidi paling murah Rp300 ribu. Bahkan, ada yang dibandrol Rp312.000," keluh T, petani asal Desa Wukiharjo saat diwawancarai awak media, Jum'at (12/9/2025).
Selain harga yang mahal, menurutnya sistem pembelian pupuk subsidi juga tidak sesuai dengan aturan pemerintah. Petani tidak boleh menebus di kios resmi, tetapi diarahkan untuk membeli di petani lain yang menjadi kepercayaan ketua kelompok tani (poktan) desa setempat.
"Memang untuk pembelian pupuk di Desa Wukirharjo tidak melalui kios resmi. Karena sudah ada surat kuasa ke poktan untuk menebus pupuk subsidi di kios resmi," timpal petani lain yang namanya minta disembunyikan.
Petani paruh baya itu menjelaskan, penebusan pupuk subsidi melalui kelompok tani tersebut merupakan arahan dari pemiliki kios pupuk sendiri. Setelah di kelompok tani, baru kemudian diserahkan orang-orang kepercayaan ketua poktan.
"Jadi saya belinya di orang poktan harga Rp300.000 sampai Rp 312.000 per paket. Satu paket itu dapat satu sak Urea, satu sak Phonska, dan 1 kilogram pupuk printilan atau pupuk nok subsidi itu," paparnya.
Selain harga yang mahal dan sistem pembelian rumit, ternyata stok pupuk subsidi di Desa Wujiharjo juga menipis.
"Jadi jatah pupuk subsidi yang saya terima sudah habis. Dan pada tahun 2024 lalu, saya hanya menerima dua paket atau 4 sak pupuk. Katanya pemilik kios saya sudah tidak dapat jatah lagi. Saya juga tidak tahu jatah pupuk saya berapa karena tidak dikasih tahu," bebernya.
Menurut S, petani lain, untuk pembelian pupuk subsidi di kios resmi ini juga tidak perlu membawa berkas pengambilan. Seperti KTP dan melakukan foto untuk diupload ke aplikasi I-Pubers sesuai ketentuan dan aturan penebusan pupuk subsidi.
"Kalau beli ya langsung beli, Pak. Tanpa KTP dan difoto. Kita belinya juga di orangnya Poktan," jelasnya.
Pengakuan yang sama juga disampaikan petani Y. Menurutnya, paket pupuk subsidi dibandrol Rp300.000 hingga Rp310.000. Namun, dengan gaduhnya isu pupuk di masyarakat akhir-akhir ini, harganya diturunkan menjadi Rp260.000.
"Itu pun baru 1 kali. Lalu apakah tindakan dari mulai tahun 2023 sampai tahun 2025 tidak bisa jadi perhatian pemerintah, Pak? Saya ini warga petani orang yang kurang tahu prosedur hukum. dari 300.000 menjadi 260.000 apakah hukum itu bisa berlaku surut pak?" ungkapnya.
Informasi yang dihimpun, patokan harga Rp300.000 berdasarkan kesepakatan bersama antara kelompok tani, gapoktan, kios, dan diketahui Kades Wukirharjo.
Sementara itu, pemilik kios pupuk Desa Wukirharjo, Maston Yutiko, saat dikonfirmasi menerangkan bahwa saat ini penyaluran jatah pupuk subsidi melalui poktan dengan harga HET.
Namun saat ditanya terkait kabar harga Rp300.000 yang dikeluarkan petani untuk menebus paket pupuk subsidi, Yutiko enggan menjawab.
Menurutnya, harga tersebut merupakan kesepakatan antara poktan dengan petani. "(Harga Rp300.000) Kesepakatan kelompok, Pak. Kios gak pernah ikut membuat kesepakatan," ujarnya saat dikonfirmasi via pesan singkat.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, wartawan BANGSAONLINE masih berupaya mencari konfirmasi dari Kepala Desa Wukiharjo, Kecamatan Parengan. (wan/rev)