SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Kurang sepekan Pilwali Surabaya 2020 dilaksanakan, elektabilitas Pasangan Machfud Arifin-Mujiaman (Maju) menyalip Pasangan Eri Cahyadi-Armuji (Erji). Dari sisi elektabilitas, pasangan dengan nomor urut 2 itu unggul 8,54 persen dari pasangan nomor urut 1.
Hal itu berdasarkan hasil rilis survei Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI). Baihaki Siradj, Direktur Eksekutif ARCI, menilai dari waktu yang tersisa sulit bagi pasangan Erji mengejar ketertinggalan dari Maju.
Baca Juga: Bawaslu Kota Surabaya Serahkan Laporan Hasil Pengawasan Pilkada 2020 ke Pemkot dan DPRD
"Hari H pilwali kurang sepekan lagi, sulit mengejar ketertinggalan tersebut," ujar Baihaki di Hotel Bidakara, Surabaya, Kamis (3/12/2020).
Baihaki melanjutkan, Pasangan Nomor Urut 2 Machfud Arifin-Mujiaman (Maju) elektabilitasnya ada di angka 49,81 persen. Sementara, Pasangan Nomer Urut 1 Eri Cahyadi dan Armuji (ErJi) elektabilitasnya 41,27 persen. Selisih keduanya 8,54 persen, dan responden yang menjawab tidak tahu ada 8,92 persen.
Dari sisi popularitas, Machfud Arifin juga mengungguli Eri Cahyadi. Secara popularitas, Machfud Arifin mendapatkan 91,51 persen. Sementara Eri Cahyadi 87,25 persen. Sementara terkait calon wakil wali kota, secara popularitas Armuji lebih unggul dari pada Mujiaman. Armuji 85,76 persen, sementara Mujiaman 70,29 persen.
Baca Juga: Dilantik Besok Sore, Ini Harapan Warga Surabaya kepada Wali Kota dan Wakil Wali Kota Baru
“Dari kemantapan memilih, ada 55,42 persen responden yang sudah menyatakan pilihannya sudah mantap. Sedangkan responden yang masih menyatakan 'mungkin pilihannya berubah' ada 40,31 persen," urai Baihaki.
Baihaki mengatakan, populasi survei ini adalah warga Surabaya yang sudah mempunyai hak pilih, atau sudah menikah saat dilakukan wawancara. Survei ini menggunakan metode stratified multistage random sampling. Jumlah sampelnya ada 800 responden dengan margin error kurang lebih 3,4 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Metode pengumpulan data pada survei ini adalah responden terpilih yang diwawancarai secara tatap muka, menggunakan kuesioner terstruktur.
Baca Juga: Pascapilkada, Jaman Jatim Evaluasi Pembekuan Jaman Surabaya
“Dari data yang terkumpul, kami masih melakukan lagi sejumlah tahap verifikasi,” kata Baihaki.
Pengambilan data ini dilakukan pada 15-27 November 2020.
Di Pilwali Surabaya, ARCI sudah tiga kali melakukan survei, dan yang dirilis ini merupakan periode terakhir. Hasil survei terakhir ini, menurut Baihaki, paling mendekati hasil pilkada nanti.
Baca Juga: Soal PHP Pilwali Surabaya, Bawaslu: Kami Hadir Memenuhi Undangan MK
“Ya bisa saja terjadi perubahan, tapi mungkin sangat kecil. Semuanya tergantung bagaimana Pasangan Maju mempertahankan keunggulan ini,” ujarnya.
Dalam survei awal yang dilakukan ARCI, sebenarnya dari sisi elektabilitas Eri Cahyadi pernah unggul daripada Machfud Arifin. Namun ketika itu survei dilakukan sebelum para calon berpasangan. Saat itu juga belum ada rekom dari PDIP.
Menurut Baihaki, perubahan tersebut bisa saja terjadi. Apalagi saat itu PDIP belum menjatuhkan rekomnya untuk siapa.
Baca Juga: MK Gelar Sidang Lanjutan PHP Pilwali Surabaya 2 Februari 2021
“Ketika rekom sudah turun, kemudian terjadi konflik di internal PDIP, ini yang kemudian membawa pengaruh cukup besar,” katanya.
Dari survei terakhir ARCI, berdasarkan peta parpol, suara PDIP memang tidak solid. Sebanyak 25,51 persen kader PDIP tetap memilih Pasangan ErJI. Namun, ada 11,33 persen kader PDIP yang mengalihkan dukungannya pada Pasangan Maju. Dari sisi peta pemilih, Pasangan Maju juga unggul di suara milenial. (mdr/zar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News