Dinkop dan UMKM Jatim Targetkan Bentuk 3500 Koperasi Syariah

SURABAYA (BangsaOnline) - Target terbentuknya 3.500 koperasi syariah agar bisa terealisasi pada tahun ini, perlu adanya support dana. Karena itu, dalam tahap awal, mengumpulkan seluruh Dinkop dari seluruh kabupaten/kota di Jatim untuk menyamakan persepsi. Rencananya tahun ini, Dinas dan UMKM (Dinkop dan UMKM) Jawa Timur menarget bisa membentuk 3.500 koperasi syariah di seluruh Jatim.

Agar bisa mengembangkan ini, memberikan dana Rp 25 juta per kelompok yang terdiri dari kumpulan pengajian, pondok pesantren dan sejenisnya. Kabid Pembiayaan, Bagas Yulistyati mengungkapkan, koperasi syariah sangat penting dikembangkan karena memiliki potensi yang luar biasa.

Baca Juga: Pertama di Kota Batu, Pemkot Launching Koperasi Multi Pihak Kreatif

“Bayangkan berapa banyak kumpulan pengajian, pondok pesantren yang ada di Jatim. Itu yang akan kami optimalkan,” ujarnya, saat ditemui BangsaOnline.com di kantornya kemarin.

Menurut Bagas tahun lalu Dinkop dan UMKM sudah mengembangkan 8.506 koperasi konvensional dan tinggal melakukan pembinaan. Pada 2015 ini, targetnya mengembangkan koperasi syariah dengan sistem perekonomian syariah sedang digalakkan di Indonesia.

“Kami undang kabupaten/kota, karena motor penggeraknya dari sana. Mereka yang nantinya melakukan verifikasi data tentang keberadaan kumpulan pengajian itu. Sehingga kami harus menyamakan persepsi itu. sudah menjadi penopang perekonomian di Jatim. Dari PDRB Jatim sepanjang 2014 sebesar RP 1,135 triliun itu 58,8 persen ditopang dari koperasi dan UMKM,” sambung Bagas.

Baca Juga: Deklarasi Relasi Jamur, Ketua Dekopinwil: Jangan Sampai Jatim Dipimpin Selain Khofifah

Hingga kini Jatim sudah memiliki 30.866 koperasi. Dari jumlah itu yang aktif mencapai 27.156 dan tidak aktif 3.710 koperasi dengan total 7,5 juta anggota.

“Sekarang yang aktif kita kembangkan terus dan yang tidak aktif kita dorong untuk dihidupkan kembali dengan pembinaan dan supervisi,” tambah Bagas.

Dalam mengembangkan koperasi syariah, menjalin kerjasama dengan banyak perguruan tinggi. Tercatat ada 26 perguruan tinggi yang digandeng untuk melakukan pendampingan dan pembinaan.

Baca Juga: Di Acara Gebyar Koperasi dan UMKM, Wakil Wali Kota Pasuruan Ungkap Efek Bagi Perekonomian

Bagas menuturkan, pengembangan koperasi syariah ini penting dilakukan, mengingat Indonesia adalah kiblat perekonomian syariah di dunia. Diakuinya dari data yang ada, hingga kini baru 32 persen dari total penduduk di Indonesia yang memiliki akses perbankan. Sisanya mengaksesnya ke lembaga lain misalnya ke rentenir dan sebagainya.

“Ini kesempatan bagi pengembangan koperasi syariah bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah muslim,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO