KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Kabupaten Kediri terus melakukan persiapan beroperasinya RS Nuraini sebagai rumah sakit darurat Covid-19. Senin (18/1) kemarin, Bupati Kediri dr. Hj. Haryanti Sutrisno mengunjungi rumah sakit yang berada di Jl. Yos Sudarso Tulungrejo Kecamatan Pare tersebut untuk meninjau sarana prasarana serta SDM yang akan membantu penanganan pasien Covid-19.
Didampingi Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri dr. Bambang Triono Putro, Bupati Haryanti meninjau kantor, gudang obat dan APD, laboratorium, serta ruangan-ruangan yang akan digunakan sebagai ruang rawat pasien. Saat ini tengah dilakukan proses perbaikan dan penyiapan peralatan medis yang akan menunjang kegiatan di rumah sakit ini.
Baca Juga: Bagikan PTSL di Dua Desa, Pjs Bupati Kediri Imbau Warga Jaga Bidang Tanah Masing-Masing
“Kasus Covid-19 terus bertambah di Kabupaten Kediri dan kapasitas rumah sakit rujukan mendekati over kapasitas. Untuk itu, rumah sakit darurat ini ditujukan untuk merawat pasien dengan gejala ringan dan sedang. Sehingga pasien dengan gejala berat dapat dirawat secara maksimal di rumah sakit rujukan,”kata Bupati Haryanti.
Sedangkan dr. Bambang mengatakan, di tahap awal RS darurat ini bisa merawat 60 pasien dengan kapasitas maksimal 100 pasien. Didukung sebanyak 80 orang SDM terdiri dari tenaga kesehatan, kebersihan, keamanan, sopir, dan administrasi.
"Untuk saat ini masih tahap penyiapan karena ada beberapa sarpras yang harus dilengkapi, termasuk SOP penanganan pasien Covid-19 yang dirawat di RS Darurat ini. Kita harap dalam waktu dekat bisa segera dioperasikan," ujar dr. Bambang .
Baca Juga: Pemkab Kediri Raih Penghargaan Terbaik Keterbukaan Informasi Publik
Sementara itu Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Kediri, Krisna Setiawan menyampaikan, di akhir masa jabatannya, Bupati dr. Hj. Haryanti Sutrisno mendorong untuk segera beroperasinya RS Nuraini sebagai rumah sakit darurat sebagai penyangga RS rujukan Covid-19 di Kabupaten Kediri.
"Karena merupakan penyangga RS rujukan, tidak ada proses assessment awal di RS Nuraini. Artinya tidak terdapat instalasi unit gawat darurat (UGD). Sesuai rencana, bahwa pasien yang dirawat di sini adalah pasien dengan gejala ringan dan sedang. Untuk teknis operasional RS Darurat ini masih dalam tahap pembahasan dinas terkait," kata Krisna. (uji/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News