Selamatkan Mata Air, ARPLH Kediri Raya Tanam Pohon di Dua Sumber Air

Selamatkan Mata Air, ARPLH Kediri Raya Tanam Pohon di Dua Sumber Air Heri Deka (topi putih) dan kawan-kawan saat mengangkat pohon trembesi untuk ditanam di lokasi sumber air. (foto: MUJI HARJITA/ BANGSAONLINE)

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Aliansi Relawan Peduli Lingkungan Hidup (ARPLH) Kediri Raya bersama Pemerintah Desa Tempurejo, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri melakukan rehabilitasi dan revitalisasi mata air di Sumber Banaran dan Sumber Pedhet dengan aksi di dua lokasi tersebut.

Aksi yang dimotori oleh Komunitas Oleng-Oleng Kediri tersebut menanam sedikitnya 1.500 pohon berbagai jenis yang dinilai cocok dengan lokasi sumber air. Bibit pohon yang berasal dari Komunitas Oleng-Oleng berjumlah 1.070, sedangkan dari Kelompok Tani Desa Tempurejo berjumlah 500. Bibit pohon itu ditanam di kedua sumber air dengan melibatkan puluhan relawan pecinta lingkungan hidup.

Karena aksi ini dilakukan di masa pandemi, maka para relawan dengan kesadaran tetap melaksanakan protokol kesehatan seperti memakai masker dan cuci tangan.

Heri Deka, Koordinator 1 Komunitas Oleng-Oleng Kediri menjelaskan bahwa di Kabupaten Kediri terdapat sekitar 370 sumber air. Tetapi, sekitar 150 sumber air sudah mati karena berbagai sebab, salah satunya adalah tidak ada pohon pelindung di sumber air tersebut dan terjadi sedimentasi tanah.

"Maka dari itu, guna mengembalikan fungsi sumber air, maka kami dari Komunitas Oleng-Oleng dan Aliansi Relawan Peduli Lingkungan Hidup Kediri Raya akan terus melakukan penanaman pohon secara berkesinambungan di sejumlah sumber air di Kabupaten Kediri," kata Heri Deka, Minggu (24/1/2021).

Menurut Heri Deka, mata air merupakan salah satu sumber air potensial yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Untuk itu, perlu ada upaya dari semua pihak untuk menjaga agar mata air tersebut tidak mati.

"Kalau mata air mati, yang rugi adalah kita semua. Maka dari itu, perlu penyelamatan mata air dari kepunahan, dengan cara menanami kembali lokasi di mana ada sumber air, dengan pohon yang bisa menyimpan air seperti trembesi, karet, sukun, mahoni, dan berbagai jenis ficus, termasuk pohon buah-buahan," ujar Heri.

Sementara itu, Beny Prastya dari EPPI (Eks. Putra Putri Pramuka Indonesia) Kediri, menambahkan bahwa aksi tentunya tidak bisa dilakukan setiap waktu, sehingga waktunya dipilih saat musim hujan.

"Bila sudah masuk musim kemarau yang bisa dilakukan anggota Aliansi Relawan Peduli Lingkungan Hidup adalah perawatan pohon yang sebelumnya kami tanam dan bersih-bersih sampah, baik di lokasi sumber air maupun di sungai," kata Beny. (uji/zar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO