SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pemkot Surabaya bersama jajaran Forpimda menjadikan Februari sebagai bulan donor plasma konvalesen. Hal itu ditandai dengan screening donor plasma konvalesen bertajuk “Gebyar Arek Suroboyo Wani Donor Plasma” di Gedung Wanita, Jalan Kalibokor Selatan, Kecamatan Gubeng, Surabaya, Sabtu (6/2).
Acara yang dibuka langsung oleh Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana tersebut dihadiri oleh seluruh Forpimda Surabaya.
Baca Juga: One Voice SMPN 1 Surabaya Raih Juara Dua Kategori Bergengsi di SWCF 2024
Gerakan donor plasma konvalesen yang digelar kali ini dikhususkan bagi ASN dan Non-ASN Pemkot Surabaya, dan gerakan ini akan terus berlanjut untuk membantu PMI Surabaya menyediakan stok plasma konvalesen.
“Jadi, ini merupakan wujud sifat arek Suroboyo yang memilki jiwa kepahlawanan, keberanian, dan kepedulian kepada sesama. Memang kita awali dari lingkungan Pemkot Surabaya guna memberikan contoh dan teladan kepada masyarakat Surabaya,” kata Whisnu seusai membuka acara.
Menurut Whisnu, awalnya acara ini akan dibuka juga untuk umum, karena memang animo masyarakat untuk mendonorkan plasma konvalesennya sangat tinggi. Namun, karena keterbatasan personel dari PMI Surabaya, akhirnya di tahap awal ini dikhususkan untuk jajaran pemkot dan hanya diambil 200 orang.
Baca Juga: SWCF 2024 Jadi Ajang Kenalkan Seni dan Budaya Surabaya ke Kancah Internasional
“Padahal kita sudah punya data 500 orang penyintas di lingkungan pemkot yang siap mendonorkan plasmanya,” kata Whisnu.
Oleh karena itu, ia memastikan akan terus menggelar acara serupa untuk memasifkan gerakan donor plasma konvalesen. Bahkan, ia juga mengaku akan keliling supaya masyarakat umum juga bisa mendonorkan plasmanya. “Kita ingin gerakan ini menjadi gerakan yang masif di Surabaya, karena plasma konvalesen ini sangat efektif,” tegasnya.
Berdasarkan data yang dimiliki pemkot, sebanyak 68 persen lebih pasien yang positif Covid-19 bisa disembuhkan dengan plasma konvalesen, tinggal menunggu waktu yang tepat untuk memberikannya.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Raih UHC Award 2024, Anggarkan Rp500 Miliar per Tahun untuk Warga Berobat Gratis
"Makanya, ketika berkoordinasi dengan IDI (Ikatan Dokter Indonesia), mereka juga menyarankan bahwa pemberian plasma konvalesen itu diberikan pada saat kondisi pasien sedang, bukan dalam kondisi berat. Dengan cara itu, diharapkan bisa semakin menyelamatkan banyak jiwa,” imbuhnya.
Ia juga mengaku bersyukur sekaligus bangga sebagai arek Suroboyo karena ternyata donor plasma di Surabaya tertinggi di Indonesia. Bahkan, sampai saat ini sudah sekitar 5.000 kantong plasma konvalesen yang disalurkan, baik di Surabaya maupun seluruh daerah Indonesia.
“Dengan 5.000 kantong yang kita salurkan itu, berarti hampir 5.000 jiwa saudara-saudara kita yang bisa kita bantu untuk sembuh dari Covid-19, tentu ini membuat kita bangga,” tegasnya.
Baca Juga: Anak Anggota DPRD Surabaya Jadi Korban Jambret di Galaxy Mall
Makanya, Whisnu juga menyampaikan terima kasih banyak kepada para penyintas Covid-19 di Surabaya yang telah bersedia untuk mendonorkan plasma konvalesennya, termasuk jajaran pemkot yang telah bersedia mengikuti screening pada kesempatan ini.
Ia juga meminta maaf jika masih ada warga yang masih tertunda untuk melakukan donor plasmanya. “Ini akan terus kami lakukan ke depannya dan yang pasti gerakan ini akan terus kita masifkan,” katanya.
M. Sholehuddin Al-Ghozali, salah satu staf Kominfo yang mengikuti screening donor plasma ini mengaku terpanggil untuk mendonorkan plasma konvalesennya demi membantu warga yang terkena Covid-19.
Baca Juga: Kampung Madani di Krembangan, Wujud Semangat Gotong Royong Masyarakat
Bahkan, ia juga mengajak para penyintas lainnya untuk bersama-sama berpartisipasi mendonorkan plasmanya tersebut. “Jadi, ini murni panggilan hati demi kemanusiaan. Mudah-mudahan dengan plasma saya ini bisa membantu saudara-saudara kita yang masih berjuang untuk sembuh dari Covid-19,” pungkasnya. (ian/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News