Dianita, Sarjana Pertanian di Lereng Gunung Wilis yang Jatuh Cinta pada Tanaman Hidroponik

Dianita, Sarjana Pertanian di Lereng Gunung Wilis yang Jatuh Cinta pada Tanaman Hidroponik Dianita Risky saat menata sayuran hidroponik yang sudah dikemas saat acara pameran dan tanam pohon yang digelar oleh Perkawis di Desa Pagung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri. foto: MUJI HARJITA/ BANGSAONLINE

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Dianita Risky, S.P. adalah perempuan desa yang tinggal di lereng Gunung Wilis, tepatnya di Pagung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri. Meski hanya perempuan desa, siapa sangka anak semata wayang itu bisa menembus ketatnya persaingan untuk belajar di Fakultas Pertanian Malang.

Dianita akhirnya lulus dari Fakultas Pertanian tahun 2018. Ingin mempraktikkan hasil kuliahnya, dengan mendirikan KeaFarm tahun 2019. Dia ingin memanfaatkan lahan di rumah orang tuanya untuk bertani dengan sistem .

Baca Juga: RPKD 2025-2029, Bappeda Sumenep Upayakan Grand Design Penanggulangan Kemiskinan

Ditemui di sela mempersiapkan pameran hasil pertanian yang digelar Perkawis (Pelestari Kawasan Wilis), ia menjelaskan bahwa metode tanam ini diakui tidak membutuhkan tanah yang luas untuk bertanam. Karena lebih mengandalkan air dengan nutrisi yang baik untuk bertanam.

Menurut Dianita, pada bulan Maret 2020, sayuran yang ia tanam dengan metode mulai panen. Dia tidak menyangka jika usaha yang dimulai dengan bermodalkan perlengkapan sederhana itu berkembang dengan cepat, justru di tengah masa pandemi.

Selain lebih hemat lahan, lanjut Dianita, menanam secara menyebabkan sayuran dapat tumbuh dengan cepat. Hal ini tidak lain karena menggunakan media air dengan nutrisi tinggi yang mampu membuat tumbuh dengan cepat.

Baca Juga: Dukung Kemajuan Mitigasi Bencana, ITS Gelar Simposium Internasional

"Pesanan sayuran terus meningkat, termasuk pesanan dari pasar swalayan di Kota Kediri. Meski untuk omzet per bulan tidak banyak, tapi sudah bagus lebih-lebih di tengah pandemi seperti saat ini," ujar Ibu muda dari putri berumur 1 tahun itu.

Ditambahkan Dianita, kalau menerima pesanan dari swalayan, sistemnya titip jual. Jadi kalau barang tidak laku, maka barangnya harus kembali. Sehingga ia lebih menyukai cara menjual secara langsung kepada yang memesan. 

Ia mengatakan bahwa untuk mengenalkan hasil pertanian , ia memanfaatkan media sosial yang ada.

Baca Juga: Imigrasi Malang Berencana Buka Layanan Paspor di Universitas Brawijaya

"Di tengah pandemi ini permintaan stabil. Setiap open order, ada saja yang order meski cuma satu dua. Alhamdulillah, kami menyediakan berbagai sayuran , bebas pestisida, higenis, bersih dan menyehatkan. Minimal order area Kediri Kota 1 kg, free ongkir," pungkas Dianita. (uji/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Hidroponik, Budi Daya Menanam Favorit Petani Millenial ':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO