Dr Terawan Jadi Dubes Spanyol, Bagaimana Nasib Vaksin Nusantara? Dahlan Iskan: Beri Kesempatan

Dr Terawan Jadi Dubes Spanyol, Bagaimana Nasib Vaksin Nusantara? Dahlan Iskan: Beri Kesempatan Dahlan Iskan. Foto: ist

Di negara maju pun nasib inventor tidak mesti mulus.

Misalnya vaksin dendritic cell ini. Untuk melakukan uji coba di Amerika mahalnya luar biasa. Semuanya serba uang besar. Pengeluaran untuk relawan uji coba saja misalnya. Yang harus sebanyak 30.000 orang itu. Asuransi untuk mereka saja bisa mencapai Rp 6 triliun. Baru asuransinya.

Prof Hans bisa diyakinkan bahwa peraturan darurat Covid di Indonesia sangat menjanjikan. Jumlah relawan uji coba tidak harus sebanyak itu. Cukup 2.680 orang. Seperti yang dilakukan di Bandung terhadap Sinovac itu.

sudah menjalani uji coba fase I. Di RSUP dr Kariadi Semarang. Yang ditangani oleh ahli-ahli dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Didampingi 8 orang ahli dari Amerika –sejak November tahun lalu.

Relawan fase I itu 28 orang. Diambil dari 126 orang yang sudah terseleksi. Sejauh ini tidak ada efek samping berarti yang dialami relawan. Tapi masih harus menunggu evaluasi dari BPOM.

Uji coba fase I adalah uji coba yang dititikberatkan untuk melihat efek samping. Kalau dinyatakan aman, uji coba fase II akan diizinkan. Dengan fokus pada efektivitasnya. Dengan jumlah relawan lebih banyak. Karena itu untuk uji coba fase II relawannya dikelompok-kelompokkan: ada yang disuntik dengan dosis kecil, dosis sedang, dan dosis tinggi. Dari situ akan dilihat mana hasil yang paling baik.

Setelah itu akan dilakukan uji coba fase III. Dengan relawan lebih banyak lagi –termasuk variasi umur, gender, dan komorbidnya.

Dengan peraturan kedaruratan –dan dengan praktik yang sudah terjadi atas uji coba Sinovac– optimistis Mei nanti sudah bisa mendapat izin pemakaian darurat.

Prof Hans sebenarnya orang Kanada. Dari namanya terlihat darahnya darah Jerman. Umurnya 53 tahun. Lulusan University of British Columbia, Kanada. Sejak S-1 sampai S-3 nya.

Disertasi doktornya di bidang stem cell untuk sumsum tulang belakang. Lalu ia terpilih untuk memperdalam ilmunya di Cambridge University, Inggris. Ia ilmuwan termuda yang mendapat tugas yang mestinya untuk guru besar senior.

Setelah pindah ke California ia terpilih menjadi penasihat di Kongres untuk proses legalisasi stem cell. Di sini Prof Hans mendapat banyak tantangan dan penentangan. Proses politik yang panjang membuatnya ambil keputusan: meninggalkan jalan politik, memilih jalan bisnis.

Saat memperjuangkan stem cell di jalur politik itu, Prof Hans adalah guru besar ilmu anatomi dan neurobiology. Ia juga guru besar bedah neurology di School of Medicine of the University of California, Irvine.

Setelah 15 tahun di University of California, Irvine, ia keluar untuk merintis jalan sendiri di bidang stem cell . Lalu mendirikan perusahaan yang diajak ke Indonesia itu.

Seperti juga di Amerika, tanggapan untuk temuannya itu ramai juga di Indonesia. Termasuk yang meragukannya. Terutama soal ''bisa untuk seumur hidup'' itu.

Saya tidak akan menghakimi mana yang benar. Sama sekali bukan kompetensi saya untuk itu. Bagi saya cukup: beri kesempatan yang sama. Bagaimana kita memperlakukan Sinovac, tentu juga harus diberikan kepada . Meskipun dokter-Jenderal Terawan sebentar lagi pindah ke Madrid –diangkat menjadi duta besar di Spanyol.

Pun lantas ada yang mengejeknya begini: siapa tahu di sana bisa mengajak para pemain Real Madrid untuk menjadi relawan uji coba Vaksin Nusantara. (*)

TONTON JUGA VIDEO INI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Setahun Tak Ada Kabar, Korban Longsor di Desa Ngetos Nganjuk Tagih Janji Relokasi':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO