SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Sosial media atau sosmed dinilai rentan tercoreng cyberbully. Hal ini disampaikan aktivis perempuan, Lia Istifhama. Karena itu, perempuan yang akrab disapa Ning Lia ini mengajak masyarakat berlaku positif dalam bersosial media.
“Saatnya sesama perempuan menjadikan sosial media adalah sarana saling men-support, bukan sebaliknya," terang salah satu Tokoh Muda Inspiratif Jatim Versi Forkom Jurnalis Nahdliyin Jatim itu, Minggu (28/2/2021).
Baca Juga: Kedudukan Pers Sangat Tinggi dalam Undang-Undang, Wartawan Harus jaga Marwah Pers
Pendapat Lia itu merespons hasil survei DCI yang menjelaskan tingkat kesopanan digital pengguna internet dunia saat berkomunikasi di dunia maya. Dalam riset ini, warganet Indonesia menempati urutan terbawah se-Asia Tenggara, alias paling tidak sopan di wilayah tersebut.
Rilis ini sebenarnya telah diantisipasi oleh banyak pihak melalui kampanye lawan cyber crime dan cyber bully di era digital. Namun hal tersebut ternyata belum cukup efektif, hingga kominfo memutuskan membentuk Komite Etika Berinternet. Lia pun mendukung pembentukan komite tersebut.
“Banyak cara yang bisa ditempuh untuk menyelesaikan sebuah problem besar. Di antaranya adalah mendengar aspirasi masyarakat, mengamati isu-isu terkini secara holistik, membuat sistem filterisasi dalam sosmed, dan menguatkan etika bijak bersosmed," tutur Ning Lia.
Baca Juga: Peringati Hakordia, Anggota DPD Lia Istifhama: Momentum Lumpuhkan Kejahatan Kerah Putih
Lia mengungkapkan, sebenarnya dalam akun-akun sosmed sudah terdapat ruang laporan, di mana di dalamnya adalah pelaporan atas konten yang berindikasi pornografi, hate speech, kekerasan, dan sebagainya. Namun seringkali laporan itu tidak direspons.
"Filter konten yang tidak sehat secara moral seharusnya dapat dilakukan oleh sinergi banyak pihak. Karena jika masyarakat saja yang rajin membuat laporan tapi kurang didukung pihak-pihak lainnya yang berwenang, apa bisa efektif," tanyanya.
Aktivis yang sebelumnya meraih penghargaan sebagai Tokoh Peduli Covid-19 versi ARCI ini, juga menekankan pentingnya penguatan etika bijak bersosmed.
Baca Juga: Antusias Pilgub Jatim Tinggi, Lia Istifhama: Legitimasi Kuat Kemenangan Khofifah-Emil
Dalam hal ini, alangkah baiknya jika masyarakat bertindak dalam sosmed melalui sinergi segitiga komunikasi. Pertama, saat menulis sebuah komentar ataupun postingan, Ning Lia mengimbau untuk memikirkan terlebih dahulu dampaknya.
"Manfaat tidak yah jika menulis ini dan itu? Kedua, melihat aspek orang lain. Semisal, jika menulis suatu hal, orang lain suka tidak. Adakah yang marah atau tersinggung, dan sebagainya," urainya.
"Yang ketiga, kita lihat dampak feedback antara kita dan orang lain. Yaitu, kita mengukur dan mengamati, respon orang lain seperti apa setelah kita komentar atau posting," sambungnya.
Baca Juga: Yakin Khofifah-Emil Menang Tebal, Lia Istifhama: Simbol Kemenangan Rakyat
Ditanya perihal isu Nissa Sabyan yang masih sangat hangat saat ini dan dianggap telah menimbulkan sanksi sosial dengan viral bullying, Lia memberi jawaban cukup menarik.
"Sanksi sosial sangat lumrah terjadi oleh siapa pun, di mana pun, kapan pun, oleh sebab apapun. Karena itu dampak yang melekat dari bangunan hubungan sosial," pungkas perempuan yang aktif dalam gerakan literasi tersebut. (mdr/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News