TRENGGALEK, BANGSAONLINE.com - Serah terima jabatan (sertijab) Bupati Trenggalek dan Rapat Paripurna DPRD Trenggalek dengan agenda penyampaian pidato Bupati Trenggalek dan Gubernur Jawa Timur digelar di Pendopo Kabupaten Trenggalek, Kamis (4/3/2021).
Sertijab Bupati Trenggalek tersebut dilakukan dari Plh. Bupati Trenggalek Ir. Joko Irianto kepada Moch. Bupati Trenggalek Nur Arifin. Agenda sertijab itu dihadiri oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Anggota dan Pimpinan DPRD, serta Forkopimda Kabupaten Trenggalek.
Baca Juga: Ketua DPRD Trenggalek Sebut RAPBD 2025 Disahkan Jadi Perda
Usai melaksanakan proses sertijab, Bupati Trenggalek Moch. Nur Arifin menyampaikan bahwa ke depan Pemkab Trenggalek lebih fokus menangani pembangunan ekonomi inklusif, pembangunan SDM (Sumber Daya Manusia), dan lingkungan hidup.
Selain itu, sambungnya, Pemkab Trenggalek masih memiliki pekerjaan rumah lainnya, di antaranya stunting, human development index, dan meningkatkan SDM di pesantren. Dikatakan oleh Bupati Arifin, SDM di pesantren selama ini belum mendapatkan pendidikan secara formal.
Selain itu, pihaknya juga akan melaksanakan kejar paket, dan memaksimalkan pendidikan anak usia dini. "Kita minta desa untuk mendata (anak usia dini, red) agar bisa masuk PAUD baik yang kelompok belajar maupun TK-nya, sehingga nanti angka partisipasi kasarnya, angka partisipasi laman sekolahnya menjadi baik," ujarnya.
Baca Juga: Ketua DPRD Trenggalek Sebut Anggaran Pembangunan Jalan 2025 Bertambah dari 80 Jadi 90 Miliar
Di bidang UMKM, Arifin menyampaikan akan melakukan digitalisasi sesuai arahan dari Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa guna mewujudkan slogan Trenggalek "Meroket".
"Ini PKK sudah punya one big data untuk UMKM di bawah Dekranasda, kemudian lima ribu pengusaha perempuan," jelasnya.
Selanjutnya, dia juga akan membangun kreatif flat, di mana di dalamnya terdapat kurasi, master of design, school of folding. "Itu semua bertujuan agar bisa saling kolaborasi dengan UMKM yang pada gilirannya membuat Trenggalek bisa semakin meroket," tambahnya.
Baca Juga: Komisi III DPRD Trenggalek Bersama Dinas PKPLH dan PUPR Bahas RKA 2025
Adapun yang terakhir, kata dia, yang cukup berat adalah menciptakan indeks kota hijau. Karena untuk menciptakan hal tersebut harus diukur dari kadar karbon serta adanya dukungan transformasi yang suistanable.
"Bagaimana lebih banyak jalur pejalan kaki dan pesepeda dibandingkan dengan kendaraan bermotor," pungkasnya. (man/zar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News