SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Kasus penipuan lewat online kembali terjadi di Surabaya. Tak tanggung-tanggung dalam menipu, pelaku sampai gunakan ilmu gendam (guna-guna) atau hipnotis untuk mengelabui korbannya.
Umumnya, modus penipuan online yang dipakai si pelaku dengan cara mengiming-imingi korban mendapat hadiah atau memberi kabar bahwa keluarga korban mendapat musibah kecelakaan. Korban lalu disuruh transfer sejumlah uang.
Baca Juga: Tak Terima Sertifikat Rumah, 25 Korban Dugaan Penipuan Laporkan PT SSA ke Polda Jatim
Korban penipuan dengan modus gendam kali ini dialami oleh Icha (27), Warga Kelurahan Menur Pumpungan, Kecamatan Sukolilo, Surabaya. Ia pun hanya bisa pasrah. Pasalnya, uang tabungannya sebanyak Rp4 juta itu raib hanya dalam waktu sekejap pada Rabu (7/4/2021) pagi.
Ibu muda ini menceritakan kronologi penipuan online tersebut. Awalnya, tiba-tiba dia dimasukkan ke dalam sebuah grup Telegram oleh orang yang tak dikenalnya. Di grup telegram yang berisi 3.000-an anggota itu terdapat iming-iming investasi dengan keuntungan yang besar.
Dia pun kaget, kok tiba-tiba bisa berada di dalam grup tersebut. Berniat ingin tahu, Icha lalu melontarkan pertanyaan di grup tersebut, mempertanyakan penawaran investasi yang dinilainya tidak masuk akal. "Kok bisa saya masuk di grup ini, punya nomor saya dari mana?," ujarnya dengan nada bertanya kepada BANGSAONLINE.com, Jumat (9/4/2021).
Baca Juga: Jual Motor di Facebook, Ninja 250 Milik Warga Pacarkembang Surabaya Digondol saat Test Drive
(Tangkapan layar transfer Rp3 juta melalui aplikasi Dana yang sempat diabadikan korban)
Selang sekitar lima menit, ada seseorang yang meneleponnya melalui Telegram tersebut. Saat inilah pelaku melancarkan aksi gendamnya ke korban. Tanpa disadari, korban telah mentransfer uang sebanyak Rp4 juta, secara berturut-turut Rp1 juta kemudian Rp3 juta melalui handphone ke sebuah nomor rekening Bank BTPN 90260119844 atas nama Sesoca Caesar Tri Juliawan.
Baca Juga: Pria ini Ngaku Kanit Jatanras Polrestabes Surabaya, Tipu Korban dengan Modus Bisa Tebus Motor Gadai
Sadar menjadi korban penipuan online, Icha pun mencoba menghubungi pelaku. Berharap mendapat klarifikasi, dia malah mendapat makian dari pelaku yang kemudian langsung menutup teleponnya.
Usai menutup teleponnya, pelaku lalu memblokir nomor Telegram-nya serta menghapus semua percakapan serta riwayat telepon yang ada di grup. Terakhir, pelaku menghapus grup Telegram investasi yang berisi ribuan anggota itu.
"Aneh banget, masa habis ditelepon semua percakapan di grup bahkan riwayat telepon miliknya (pelaku) hilang semua dalam beberapa detik. Berarti mereka itu pintar sekali menghilangkan jejak," ujar korban keheranan.
Baca Juga: Bersama OJK, Pemkot Pasuruan Edukasi Ratusan Pekka Bahaya Pinjol ilegal
Seketika itu, korban langsung menelepon pihak Bank BTPN melalui nomor 1500300 untuk meminta segera memblokir nomor rekening pelaku. Namun, kata customer service (CS) bank tersebut tidak mudah memblokir sebuah nomor rekening seseorang. Ada sejumlah mekanisme yang harus dilalui.
Video Call dengan "Pelaku"
Usai mengirimkan beberapa berkas ke CS Bank BTPN, korban lalu meminta tolong ke teman-temannya untuk membantu melacak identitas "pelaku" yang ada di nomor rekening. Berhasil mendapatkan identitas "pelaku" dari Instagram, korban langsung menghubungi "pelaku" pada Kamis (8/4/2021) pagi.
Baca Juga: Gagal Nikah, Perempuan di Surabaya ini Malah Ditipu Oknum Polisi
Setelah DM (chat Instagram) ke "pelaku", seketika itu "pelaku" langsung menghubungi korban lewat video call Instagram untuk konfirmasi. Namun, "pelaku" mengaku bahwa dirinya juga sebagai korban penipuan yang memanfaatkan KTP-nya.
Pria yang awalnya diduga sebagai "pelaku" ini lantas melakukan konfirmasi ke pihak Bank BTPN Cabang Madiun. Pasalnya, dia mengaku tidak pernah mengurus hingga memiliki rekening di bank tersebut.
Baca Juga: Travel di Surabaya ini Diduga Tipu Ratusan Orang
(Tangkapan layar nama dan foto profil fiktif yang digunakan pelaku untuk mengelabui korban, beda dengan nama di nomor rekening)
Adapun untuk lebih meyakinkan lagi, pria yang bernama Caesar tersebut menemui petugas CS sembari video call dengan korban. Di hadapan CS, Caesar menuturkan bahwa dirinya tidak pernah memiliki rekening di Bank BTPN. Lalu dia mempertanyakan kenapa bisa ada nomor rekening atas nama dirinya itu.
"Saya tidak pernah membuka Bank BTPN, apalagi sampai nipu orang lain," ujar korban menirukan Caesar melalui video call di depan CS.
Baca Juga: OJK Kediri Imbau Masyarakat Waspadai Investasi Bodong
Setelah dicek petugas CS Bank BTPN Cabang Madiun, ternyata nama Caesar berikut nomor rekening tersebut tidak ada dalam data. Dia menduga pelaku membuka rekening lewat handphone tanpa menghubungi petugas terlebih dahulu.
Hingga berita ini ditulis, pihak Bank BTPN masih terus melakukan investigasi terhadap nomor rekening fiktif yang digunakan oleh pelaku untuk melakukan tindak penipuan online tersebut. (ian/zar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News