KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Jumat Ngopi (Ngobrol Persoalan dan Solusi) edisi Ngabuburit awal bulan Ramadan bersama Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana dan Wakil Bupati Kediri Dewi Mariya Ulfa digelar di Pendopo Panjalu Jayati Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Jumat (16/4/2021) sore.
Jumat Ngopi kali ini sedikit berbeda. Sesi pertama dimulai pukul 15.30 WIB, sesi kedua pukul 16.00 WIB, dan sesi terakhir mulai pukul 16.30 WIB. Salah satu peserta Jumat Ngopi Ngabuburit yakni Kepala Desa Balungjeruk Kecamatan Kunjang, Imam Syafi'i. Ia menyampaikan terkait pengembangan pasar desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pasar Balungjeruk rencananya akan menempati SD Balungjeruk 1 dan SD Balungjeruk 2, yang telah dimerger sejak tahun 2003 lalu.
Baca Juga: Bagikan PTSL di Dua Desa, Pjs Bupati Kediri Imbau Warga Jaga Bidang Tanah Masing-Masing
"Karena sekolah sudah merger, maka secara otomatis salah satu SD tersebut harus dikembalikan ke desa, karena asal mulanya juga dari hak milik desa atau kas Desa Balungjeruk," katanya.
Syafi'i menambahkan, pedagang pasar terdiri dari pedagang kelontong, sayur mayur, dan mayoritas menyediakan sembilan bahan pokok dengan perputaran uang per harinya mencapai Rp50 juta sampai Rp100 juta. Hal ini ditunjang dengan lokasi Balongjeruk yang strategis karena dikelilingi oleh beberapa desa dan tempatnya persis di tengah-tengah antara Pasar Kunjang dan Pasar Badas.
Ia berharap dengan mergernya dua sekolah tersebut, pasar dapat menempati salah satu lokasi sekolah. Proposal pengembangan pasar pun diserahkan kepada Mas Bup Dhito pada kesempatan Jumat Ngopi ini.
Baca Juga: Pemkab Kediri Raih Penghargaan Terbaik Keterbukaan Informasi Publik
Menanggapi hal tersebut, Mas Bup Dhito langsung meminta satuan kerja di Pemerintah Kabupaten Kediri untuk berkoordinasi, di antaranya Dinas Pendidikan, Bapenda, serta Dinas Perdagangan.
"Segera melakukan cek lapangan. Jika tidak ada kendala, maka pengembangan pasar desa akan dilakukan. Jadi njenengan sampaikan proposalnya, nanti akan saya tindak lanjuti," jelas bupati yang akrab dipanggil Mas Bup Dhito ini.
Sedangkan H. Khamim mewakili Kadin Kabupaten Kediri yang hadir bersama sejumlah pengurus, menyatakan siap memberikan support untuk mendukung produk lokal menembus pasar nasional dan luar negeri. Sejumlah persoalan terkait hak paten, promosi produk lokal, pelatihan, juga diutarakan kepada Mas Bup Dhito.
Baca Juga: Hingga November 2024, Stok Daging Sapi di Kabupaten Kediri Surplus 2.736,7 Ton
Sementara menanggapi permintaan progran pelatihan, Mas Bup mendorong segera dibentuk kelompak kerja (Pokja) khususnya bagi ibu-ibu. Para ibu-ibu inilah yang nantinya akan diberikan menjadi sasaran pelatihan terkait UMKM. Sedangkan terkait uji coba dibukanya tempat wisata, Mas Bup Dhito secara jujur mendapat banyak protes.
“Kemarin sudah uji coba tempat wisata dibuka, ada yang protes kepada saya. Wisata dibuka namun mudik dilarang. Namun saya berpendapat, bila semuanya dilarang bisa mati kelaparan, bukan karena Corona,” jelasnya.
Terkait dengan larangan mudik, Mas Bup Dhito mengimbau masyarakat mematuhinya karena Kabupaten Kediri masih Zona Oranye. "Namun jangan lupa, bagi yang tidak mudik, uangnya tetap ditransfer kepada orang tua atau keluarga di rumah," pesannya. (uji/ns)
Baca Juga: Pjs Bupati Kediri Ikuti Senam Bareng Dinkes di Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-60
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News