Peluncuran Buku Islam Ala Prabowo di Ancol, Kiai Asep Ungkap Umar Bin Abdul Aziz

Peluncuran Buku Islam Ala Prabowo di Ancol, Kiai Asep Ungkap Umar Bin Abdul Aziz Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim saat menandatangani sampul buku Islam Ala Prabowo dan para tokoh nasional lainnya dalam acara Rapat Koordinasi Baznas di Hotel Mercury Ancol Jakarta, Selasa (26/8/2025). Foto: bangsaonline

JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA menghadiri acara peluncuran buku Islam Ala Prabowo di Hotel Mercure Ancol Jakarta, Selasa (26/8/2025). Acara itu digelar di sela-sela Rapat Koordinasi Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) yang dihadiri ribuan pengurus Baznas dari seluruh Indonesia.

Hadir dalam acara itu Ketua MPR RI Ahmad Muzani dan Menteri Agama RI Prof Dr Nasaruddin Umar yang mewakili Presiden RI Prabowo.

Juga hadir Ketua Umum MUI KH Anwar Iskandar (Gus War) dan Ketua Umum Baznas RI Prof Dr Noor Ahmad.

Kiai Asep Saifuddin Chalim didaulat menyampaikan testimoni. Kiai Asep memang penulis epilog dalam buku setebal 346 halaman tersebut.

Menurut Kiai Asep, peluncuran buku tersebut pada bulan Agustus tepat sekali.

“Karena tekad beliau, Bapak Parabowo, adalah mewujudkan cita-cita luhur kemerdekaan menjadi kenyataan,” tegas pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto tersebut di depan ribuan pengurus Baznas yang semuanya memakai jas berwarna gelap.

Dalam testimoni itu Kiai Asep mengungkap sejarah sukses negarawan Islam Umar Bin Abdul Aziz. Pada era Khalifah Umar bin Abdul Aziz, tutur Kiai Asep, rakyatnya makmur dan sejahtera. Bahkan kaya raya sehingga tak ada orang yang berhak menerima zakat.

Menurut Kiai Asep, sumber utama pendanaan pemerintah atau negara pada era Umar bin Abdul Aziz adalah zakat. “Walaupun ada masru’at, ada zira’ah, yang sekarang digantikan oleh BUMN mestinya, atau oleh tambang-tambang,” kata Kiai Asep.

Kiai Asep juga menjelaskan bahwa pada jaman Khalifah bin Abdul Aziz tak ada pajak.

“Tak ada dharibah, tak ada pajak. Sekarang pajak begitu besar,” tegas Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu.

Karena itu, menurut Kiai Asep, jika pajak dan zakat dikelola dengan baik, maka cita-cita luhur Presiden Prabowo untuk mewujudkan Indonesia maju, adil dan makmur, akan segera terwujud.

Apa indikator rakyat sejahtera? “Bentuk-bentuk kesejahteraan pada jaman Khalifah Umar bin Abdul Aziz, masyarakatnya tak punya hutang. Fuqoro’nya diatasi dengan zakat. Kemudian diberi keberdayaan untuk bisa bekerja. Tidak ada masyarakatnya yang tidak punya pekerjaan. Bahkan (pada jaman Umar bin Abdul Azizi) zakat sulit disalurkan karena tidak ada mustahiq (orang yang berhak menerima zakat karena semua kaya),” tegas putra pahlawan nasional KH Abdul Chalim itu sembari mengatkan bahwa hutang rakyat dibayar pemerintah, diambilkan dari zakat, dari bagian gharim.

“Semua rakyatnya punya rumah, semua rakyatnya ketika mau nikah mendapat sumbangan dari pemerintah,” tambah kiai miliarder tapi dermawan itu menggambarkan success story Khalifah Umar bin Abdul Aziz.

Karena itu Kiai Asep mengaku senang ketika menyaksikan tekad Ketua Umum Baznas Dr Noor Ahmad yang akan mengintensifkan zakat untuk menjadi sesuatu yang bisa menyumbangkan pada cita-cita Presiden Prabowo.

“Untuk mewujudkan Indonesia yang maju, adil dan makmur,” tegas Kiai Asep yang langsung mendapat tepuk tangan riuh.

Menurut Kiai Asep, cita-citanya sudah ada, tinggal kerja kerasnya. “Kerja keras tentu tidak hanya dilakukan oleh beliau sendiri (Presiden Prabowo) sendiri namun oleh pembantu-pembatunya,” tegas Kiai Asep.

Menurut Kiai Asep, setiap nabi atau pemimpin pasti didampingi dua macam pembantu. Yaitu pembantu yang baik dan pembantu yang tidak baik. Nah, ketika pembantu yang baik menempati posisi dominan, maka apa yang dicanangkan oleh pemimpin atau presiden pasti suskses dan berhasil.

“Dan Baznas adalah pembantu bapak presiden yang baik,” tegas Kiai Asep yang lagi-lagi mendapat tepuk tangan meriah.

Usai Kiai Asep menyampaikan testimoni lalu dilanjutkan dengan acara penandatanganan sampul buku oleh para tokoh yang berada di atas panggung. Diawali Kiai Asep, kemudian secara berturut-turut diikuti Ketua Umum MUI KH Anwar Iskandar, Menteri Agama RI Prof Dr Nasaruddin Umar, Ketua MPR RI Ahmad Muzani, dan Ketua Umum Baznas Prof Dr Noor Ahmad. (MMA)