MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - BKKBN RI menggelar "Sosialisasi Advokasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja" di Gedung Pondok Pesantren Salafiyah Nidzomiyah Pacet, Kabupaten Mojokerto, Minggu (2/5/2021).
Kegiatan itu dihadiri langsung Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN RI dr. Erni Gustina, Anggota DPR RI Komisi IX H Anas Thahir sebagai Mitra Kerja BKKBN RI, Kepala Perwakilan (Kaper) BKKBN Provinsi Jawa Timur, Drs Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (DP2KBP2) Drs. Joedha Hadi, serta tokoh masyarakat setempat.
Baca Juga: Syafiuddin Sosialisasikan 4 Pilar di Pondok Pesantren Manbaul Hikam
Dengan menerapkan protokol kesehatan, sebanyak 100 peserta yang terdiri dari para ibu muda yang tinggal di wilayah Kecamatan Pacet dan sekitarnya, menerima pencerahan maupun sosialisasi dari para narasumber dalam rangka menyukseskan Program Bangga Kencana BKKBN RI.
H Anas Thahir sebagai Mitra Kerja BKKBN RI, menyampaikan bahwa pihaknya sengaja menggelar kegiatan sosialisai di wilayah yang jauh dari keramaian kota atau desa-desa terpencil. Tujuannya agar program ini tepat sasaran maupun sesuai prioritas utama. Sebab, para ibu yang tinggal di desa-desa sangat minim pengetahuan mengenai keluarga yang sehat, bahagia, dan berencana.
Selama ini, kata Anas, BKKBN bersama mitra kerja selalu berupaya melaksanakan pendekatan kepada masyarakat untuk memastikan mereka mendapatkan pengetahuan dan pelayanan KB.
Baca Juga: Rapat Bersama Banggar DPR-RI, Pj. Gubernur Jatim: Momen Salurkan Aspirasi Pembangunan Daerah
(H. Anas Thahir didampingi Kaper BKBKN Jatim Teguh Santoso, menyerahkan secara simbolis kompor gas kepada salah satu peserta)
Menurut Anas, BKKBN masih mempunyai pekerjaan besar. Pertama, BKKBN harus dapat menekan angka stunting. Targetnya, angka stunting bisa turun menjadi 14 persen dalam satu tahun ke depan, dari angka saat ini 27,67 persen.
Baca Juga: Syafiuddin Minta Menteri PU dan Presiden Prabowo Perhatikan Tangkis Laut di Bangkalan
"Untuk itu, BKKBN harus berjuang keras dan ditantang mampu untuk meghimpun kekuatan masyarakat untuk bisa bekerja sama dan saling bersinergi. Tanpa itu, BKKBN tidak bisa bekerja sendirian," jelasnya.
Tantangan kedua, lanjut Anas, angka perceraian yang tinggi. Di Kementerian Agama tahun lalu tercatat masih ada sekitar 399 ribu pengantin muda yang minta cerai. Kemudian dalam 1 tahun terakhir naik menjadi 444 ribu. "Itu artinya sudah seperempat dari jumlah orang nikah," lanjutnya.
Tantangan ketiga, BKKBN juga harus menekan angka pernikahan usia dini, karena dapat mengakibatkan banyaknya perceraian serta akan mengakibatkan banyaknya stunting dan munculnya dengan mengakibatkan keluarga kurang berkualitas.
Baca Juga: Umroh Pakai Hijab, DPR RI Minta Selebgram Transgender ini Ditangkap
"Sehingga, tidak boleh tidak BKKBN harus mampu menekan angka pernikahan dini. Untuk itu, kedatangan saya ke sini, bersama BKKBN melaksnakan sosialisasi program Bangga Kencana bersama secara merata di seluruh Indonesia," jelas Abah Anas, sapaan akrabnya.
Sedangkan dr. Erni Gustina mengatakan, Program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) adalah program yang bertujuan menjadikan keluarga sebagai sandaran pembangunan. "Di mana program ini mengarahkan bagaimana keluarga mempunyai rencana berkeluarga, mempunyai anak, mempunyai pendidikan sehingga terbentuk keluarga-keluarga yang berkualitas," tutur Erni.
Selain memberikan sosialisasi kepada peserta, BKKBN bersama Mitra Kerja juga memberikan sejumlah hadiah hiburan berupa kompor gas, rice cooker, dan setrika kepada perwakilan peserta yang hadir. (ris/ian)
Baca Juga: Wakil Ketua Komisi III DPR RI Dukung Pasangan Fren Pimpin Kota Kediri
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News