Tiga Warga Jatim Terinfeksi Varian Baru Covid-19 Asal India

Tiga Warga Jatim Terinfeksi Varian Baru Covid-19 Asal India Gubernur Khofifah usai mengikuti rapat paripurna DPRD Jatim. (foto: ist)

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan bahwa ada tiga warga Jawa Timur terkonfirmasi terinfeksi Covid-19 jenis B16172 yang dikenal dengan strain India.

"Tadi pagi sudah keluar tiga orang terkonfirmasi B16172 berarti ini strain India," kata Khofifah usai rapat paripurna di Gedung DPRD Jatim, Senin (14/6/2021).

Baca Juga: Ikhtiar Ketuk Pintu Langit, Khofifah Hadiri Shalawat Akbar Bersama Ribuan Masyarakat Gresik

Dikatakan Khofifah, setelah mengetahui hasil tersebut, pihaknya berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 untuk melakukan penanganan lebih maksimal. Ketiga pasien Covid-19 itu masing-masing dirawat di RSLI Surabaya dan RSUR Bojonegoro.

Khofifah menjelaskan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan tim tracing untuk melacak kontak erat dari pasien yang tertular strain India tersebut. Sehingga, tingkat penularan kasus baru Covid-19 bisa ditekan.

Khofifah mengaku masih menunggu hasil riset tim dari Unair Surabaya untuk mengetahui apakah ada strain lain yang masuk Jatim. Meski angka Rate Transmision (RT) Covid-19 di Jatim naik, Khofifah mengklaim bahwa tingkat hunian rumah sakit di Jatim masih belum mengkhawatirkan.

Baca Juga: Sukses Implementasikan Tata Kelola SPK Efektif dan Terukur, Pemprov Jatim Raih Penghargaan dari BSN

Gubernur Khofifah memastikan bed occupancy rate (BOR) ICU di Rumah Sakit Syarifah Ambami Rato Ebu sudah di bawah 60 persen, yakni 38 persen. Kemudian untuk BOR isolasi sebanyak 82 persen.

"Enam rumah sakit penyangga di Surabaya untuk penanganan Covid-19 di Bangkalan ini berjalan cukup efektif. Selain itu, penyekatan di Suramadu juga masih terus dilakukan hingga saat ini," ujar Alumnus FISIP Unair tersebut.

Mantan Menteri Sosial ini juga menugaskan kepada Koordinator Tim Tracing dr. Kohar Hari Santoso untuk melakukan tracing yang sudah terkonfirmasi pernah menjadi kontak erat dari tiga pasien tersebut. Menurutnya, kasus ini sama dengan yang di Kudus.

Baca Juga: Pemprov Jatim Sabet Sertifikasi 13 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari Kemenbud

"Saat ini, Tim Penanganan Covid-19 Jatim menunggu hasil Genome Sequencing berikutnya. Kami berharap, semua dapat terkomunikasikan dan terkelola dengan baik. Kami juga meminta ada pengecekan dan ditelusuri menular dari mana virus varian baru tersebut. Apakah yang bersangkutan hanya kontak erat, ataukah Pekerja Migran Indonesia (PMI)," paparnya.

Dihubungi terpisah, Juru Bicara Satgas Covid-19 Jatim dr. Makhyan Jibril Al Farabi mengatakan, angka kesembuhan di Bangkalan dalam 7 hari terakhir sangat rendah. Yakni hanya sekitar 20 pasien.

"Untuk pasien Covid-19 yang meninggal di Bangkalan dalam sepekan terakhir sebanyak 41 orang. Sedangkan kasus aktif sebanyak 483. Ini menjadikan Bangkalan sebagai daerah dengan kasus aktif Covid-19 tertinggi di Jatim," jelasnya.

Baca Juga: Di Rakor GTRA Kanwil BPN Jatim, Adhy Karyono Optimistis Regulasi Baru Jadi Solusi Atasi Mafia Tanah

Lebih lanjut, Jibril mengatakan, untuk zonasi saat ini Bangkalan masuk zona oranye Covid-19. Sementara empat kecamatan di Bangkalan masuk zona merah. "Awalnya hanya Arosbaya yang zona merah. Saat di-tracing, banyak ditemukan kasus di beberapa kecamatan lain seperti Kecamatan Kota, Geger, dan Klampis," pungkasnya. (mdr/zar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Emak-emak di Surabaya Kecewa Tak Bisa Foto Bareng Jokowi':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO