Tanpa Agunan, 228 Petani Porang di Trenggalek Terima Modal Rp 5,7 Miliar dari BNI

Tanpa Agunan, 228 Petani Porang di Trenggalek Terima Modal Rp 5,7 Miliar dari BNI Bupati Arifin menyalurkan secara simbolis dana KUR dari BNI ke petani porang. (foto: HERMAN/ BANGSAONLINE)

TRENGGALEK, BANGSAONLINE.com - Sebanyak 228 petani yang berasal dari Desa Puyung dan Sidomulyo, Kecamatan Pule, Kabupaten Trenggalek menerima KUR (Kredit Usaha Rakyat) skala mikro dari BNI (Bank Negara Indonesia) senilai 5,7 miliar rupiah.

Penyaluran dana KUR ini digelar secara simbolis di Pendopo Trenggalek dan dihadiri oleh Bupati Trenggalek Moch. Nur Arifin, Kepala Wilayah 18 BNI Beby Lolita Fitiani beserta jajaran, dan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait.

Baca Juga: Ketua DPRD Trenggalek Sebut RAPBD 2025 Disahkan Jadi Perda

Bupati Trenggalek Moch. Nur Arifin dalam sambutannya mengaku senang para petani mendapat dana pembiayaan dari BNI. "Saya juga senang kalau BNI ini dengan dana PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) ini kemudian memberikan KUR mikro," kata Arifin dalam sambutannya.

Arifin juga mengaku lega karena dana permodalan dari BNI ini tidak menggunakan agunan atau jaminan apa pun. Selain itu dari pinjaman itu petani sudah mendapatkan asuransi. "Jadi sekarang tugasnya petani tinggal bagaimana memastikan tanamannya sebaik-baiknya," tuturnya.

Dia juga meminta kepada Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Trenggalek untuk menyiapkan sarana dan prasarana dari produksi tanaman yang dihasilkan para petani. "Alihkan teknologinya, paling tidak kalau biasanya jual umbi, mungkin sekarang bisa jual dalam bentuk rajangan atau dalam bentuk tepung dan lain sebagainya," pintanya.

Baca Juga: Ketua DPRD Trenggalek Sebut Anggaran Pembangunan Jalan 2025 Bertambah dari 80 Jadi 90 Miliar

Dirinya juga meyakini bahwa dengan luas tanaman di Kabupaten Trenggalek saat ini, akan membuat para investor tertarik. "Nah ini akan kita pertajam semoga nanti betul-betul bisa mengungkit Kabupaten Trenggalek melalui emas hijau yang namanya tanaman ," ujarnya.

Saat ini, kata dia, banyak petani di Trenggalek yang mulai beralih menjadi petani . Oleh karena itu, ia menyampaikan pesan agar pola penanaman tanaman tidak merusak tanaman yang ada sebelumnya. "Jangan sampai karena ingin menanam kemudian kayu-kayunya ditebangi semua, habis itu diganti , kalau bisa penanaman itu di bawah tegakkan saja," pungkasnya. (man/zar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO