Petrokimia Gresik Teken MoU Pembelian Gas dengan Kangean Energy Indonesia

Petrokimia Gresik Teken MoU Pembelian Gas dengan Kangean Energy Indonesia Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo dengan President Director KEI Ltd., Minoru Kuniyasu saat teken MoU. (foto: ist)

GRESIK, BANGSAONLINE.com, Perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia meneken Memorandum of Understanding (MoU) jual beli gas bumi dengan (KEI).

Penandatanganan kesepakatan dilakukan oleh Direktur Utama Dwi Satriyo Annurogo dengan President Director KEI Ltd., Minoru Kuniyasu dalam event "Oil & Gas Investment Day" dengan disaksikan oleh Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman serta Menteri ESDM Arifin Tasrif, di Jakarta, Kamis (17/6/2021).

Baca Juga: Petrokimia Gresik Tugaskan 54 Taruna Makmur ke Berbagai Daerah Indonesia

Direktur Utama Dwi Satriyo Annurogo menjelaskan bahwa melalui kesepakatan ini berencana membeli gas bumi dari Lapangan Gas Wilayah Kerja Kangean yang diperkirakan onstream pada tahun 2027 mendatang, dengan besaran yang akan ditentukan kemudian.

Gas dari KEI ini nantinya, lanjut Dwi Satriyo, akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan gas pabrik pupuk amoniak-urea (amurea) eksisting, atau pabrik lainnya. Seperti diketahui, gas bumi merupakan bahan baku penting untuk memproduksi pupuk bersubsidi jenis urea, NPK, dan ZA.

"Untuk itu dibutuhkan jaminan pasokan gas bumi yang berkelanjutan agar target produksi pupuk tidak terganggu, sehingga ketahanan pangan nasional dapat terjaga," ujar Dwi Satriyo.

Baca Juga: Tata Kelola TUKS Petrokimia Gresik Raih Penghargaan dari Kemenkes

Menurut dia, saat ini kebutuhan gas bumi mencapai 144 MMSCFD, yang dipenuhi dari beberapa KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama). Gas tersebut digunakan untuk memenuhi produksi pupuk bersubsidi maupun komersial di perusahaan.

Dwi Satriyo lebih jauh menjelaskan bahwa kebutuhan gas bumi bagi semakin penting untuk mendukung program related diversified industry atau meneruskan hilirisasi produk.

Salah satunya adalah rencana pembangunan pabrik soda ash, yang akan memanfaatkan gas CO2 hasil samping dari pabrik amoniak sebesar 174 ribu ton. Program ini menjadi salah satu strategi perusahaan untuk meningkatkan nilai tambah atau profitabilitas.

Baca Juga: Gerak Cepat Tim Damkar Petrokimia Padamkan Kebakaran Pabrik NPK

"Kami sangat mengapresiasi dukungan pemerintah untuk pemenuhan gas bagi . Pemenuhan ini tidak hanya dirasakan oleh perusahaan semata, tapi juga pertanian di Indonesia," terangnya.

Sementara itu, Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman menyatakan bahwa gas bumi adalah komponen yang sangat penting bagi industri pupuk, sehingga kepastian pasokan dan ketersediaannya sangat menentukan keberlanjutan dan pengembangan perusahaan.

Oleh karena itu, Bakir juga sangat mengapresiasi dukungan pemerintah, khususnya Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM), yang telah menerbitkan Surat Keputusan Menteri ESDM Nomor 89 Tahun 2020 tentang Pengguna dan Harga Gas Bumi Tertentu di Bidang Industri.

Baca Juga: Petrokimia Gresik Raih Top 3 Diamond di Ajang TKMPN ke-38 di Bali

"Melalui surat keputusan tersebut, Pupuk Indonesia bisa mendapatkan harga gas yang kompetitif, sehingga mampu meningkatkan efisiensi dan daya saing," pungkas Bakir. (hud/zar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO