SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Tingginya angka penularan Covid-19 di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur menyedot perhatian pemerintah pusat. Wilayah di Pulau Madura yang sebelumnya berstatus zona oranye berubah menjadi zona merah.
Situasi di Bangkalan ini memantik kepedulian banyak pihak. Tidak terkecuali dari Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jenderal TNI (Purn) Moeldoko. Melalui Perempuan Tani HKTI sebagai organisasi sayap HKTI yang bekerja sama dengan PT Harsem Laboratorium membagikan 1.500 dosis Ivermectin ke Bangkalan. Sebelumnya 5.000 dosis juga dibagikan di Kudus, Jawa Tengah. Obat tersebut diterima oleh Dinas Kesehatan Bangkalan pada Senin (21/6/2021).
Baca Juga: Kunker ke SMKN 3 Bangkalan, Anggota DPD Lia Istifhama Disambati Inpassing dan Sertifikasi Guru
Bantuan obat tersebut direncanakan akan didistribusikan setelah melalui koordinasi Pemkab Bangkalan dengan tenaga kesehatan. Kepala Dinas Kesehatan, Sudiyo menyampaikan apresiasinya pada HKTI, saat ditemui pada persiapan teknis pendistribusian obat Ivermectin dari HKTI yang diwakili oleh Ketua DPD Perempuan Tani HKTI Jawa Timur, Lia Istifhama.
"Kami terima kasih pada HKTI atas kepedulian pada warga Bangkalan. Mengenai pendistribusian ivermectin, kami tentunya harus berkomunikasi dengan para tenaga kesehatan yang ada di bawah naungan Pemkab. Arahan dari Pemprov Jatim juga kami harapkan agar pelaksanaan pendistribusian obat berjalan lancar dan tepat sasaran," ujarnya.
Sedangkan Lia Istifhama didampingi oleh Shofi Shofiyah, menjelaskan bahwa pihaknya menjalankan amanah dari Ketua Umum DPP HKTI.
Baca Juga: Dilantik Jadi Ketua DP HKTI Jatim, Khofifah Bertekad Wujudkan Smart Village dan Sejumlah Program
“Kami bersyukur dapat menjalankan amanah bapak Ketum HKTI untuk turut serta berbagi kepedulian pada kesehatan mayarakat Bangkalan,” kata perempuan yang akrab disapa Ning Lia itu.
Obat Ivermectim ini diklaim bisa mengatasi penyebaran virus Covid 19. HKTI berharap, jika kondisi kesehatan masyarakat Bangkalan membaik, status zona merah bisa segera dihindari dan kembali normal.
“Meskipun, tentunya harus tetap disiplin menjalankan protokoler kesehatan dalam semua aspek kehidupan,” kata Lia menambahkan.
Baca Juga: Fadli Zon Lantik Pengurus DPD HKTI Jatim, Khofifah Dorong Gerakan Kembali ke Desa
Moeldoko melalui keterangan tertulis, mengaku pernah mengonsumsi Ivermectin. Selama mengkonsumsi obat tersebut, Moeldoko mengaku tidak mengalami efek negatif.
“Jadi kita lihat positifnya, jangan kita lihat negatifnya karena kita saat ini menghadapi sebuah situasi yang cukup emergency untuk ditangani,” kata Panglima TNI periode 2013-2015 ini.
Beberapa pemberitaan menyebut jika Ivermectin tidak lagi menjadi obat Covid-19 di India. Namun data berbeda diungkapkan Thedesertreview.com menyatakan Invermectin mampu menurunkan kasus Covid-19 sebanyak 97 persen. Dalam rilis tersebut, dijelaskan bahwa beberapa wilayah di luar negeri yang telah mengkonsumsi ivermectin adalah Delhi sebanyak 97 persen (28,395 turun jadi 956), Uttar Pradesh 95 persen (37.944 turun jadi 2.014), Goa 85 persen (4.195 turun jadi 645), Karnataka 60 persen (50.112 turun jadi 20.378), dan Uttarakhan 87 persen (9.642 turun jadi 1.226).
Baca Juga: Pascaterpilih Anggota DPD RI, Ning Lia Bolak-Balik Jadi Sasaran Hacker
Sebaliknya, daerah yang tidak memilih ivermectin adalah Tamil Nadhu 173 persen (10.986 naik jadi 30.016), Odisha 50 persen (4.761 naik jadi 7.148), Assam 240 persen (1.651 naik jadi 5.613), Arunachal Pradesh 656 persen (61 naik jadi 461), dan Tripura 828 persen (92 naik jadi 854).
Data data tersebut, disimpulkan bahwa hanya Tamil Nadhu, wilayah yang tidak menggunakan Ivermectin melonjak dari paparan Covid-19 dari 10,986 menjadi 36,184 atau meningkat tiga kali lipat. Masih dalam laman yang sama, Dr Pierre Kory pada 8 Desember 2020 mengatakan bahwa Ivermectin melenyapkan virus Covid-19. Di depan Senat AS, ia menganjurkan untuk memakai Ivermectin, tetapi saran tersebut tidak diindahkan.
Hasilnya pada 8 Januari, hanya empat minggu kemudian, kasus harian Covid-19 di Amerika Serikat meningkat dari 219 ribu menjadi 300 ribu, dan kematian meningkat dari 2,821 menjadi 3.895. Jadi lebih banyak orang Amerika yang meninggal, gara-gara kebijakan kesehatan yang mengabaikan Ivermectin. (mdr/ian)
Baca Juga: KSP: Kemenkes Kategorikan Kratom Bukan Narkotika
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News