Tafsir Al-Kahfi 65: Nabi Khidir A.S. Sudah Wafat

Tafsir Al-Kahfi 65: Nabi Khidir A.S. Sudah Wafat Ilustrasi. foto: islami.co

Kadang bisa diraih dengan cara riyadhah, mujahadah, mengolah diri melalui lelaku spiritual dengan penuh ketaqwaan kepada-Nya. Lalu, pada titik tertentu, Tuhan akan belas kasihan dan mengajari dia, memberinya dengan ilmu anugerah. Itulah sindir firman-Nya “wa ittaqu Allah, wa yu’allimukum Allah”. (al-baqarah:282).

Sangat sedikit orang yang memiliki ilmu laduni. Atau hanya sedikit ilmu laduni yang bisa dimiliki orang. Artinya, mungkin hanya bidang tertentu dan dalam batas tertentu pula. Tapi percikan ilmu laduni sangat sering terjadi. Semisal tidak terbayang mengetahui hal tertentu atau berpikir soal tertentu, lalu tiba-tiba terterawang dalam pikirannya dan bisa berujar-ujar dengar lancar tentang hal tersebut.

Persoalan apakah kini Nabi Khidir A.S. masih hidup? Di dalam kitab tafsir klasik ada keterangan demikian, nabi misteri ini diberi anugerah umur panjang hingga hari kiamat dalam bingkai hidup kemisteriusan. Riwayatnya, beliau meminum “ma’ al-hayah”, air kehidupan, air sembung nyowo, langgeng jiwo kayak dalam kisah wayang kuno. Hingga jiwanya terus lelono dan bisa datang ke mana-mana. Itu kisah, cerita, dan bukan nash wahyu, baik alqur’an maupun al-hadis.

Alqur’an sendiri hanya mengisyaratkan, bahwa semua manusia utusan Tuhan mesti mati sebelum nabi Muhammad SAW diutus. (al-anbiya’:34). Tidak mungkin era Rasulullah SAW ada matahari kembar, dua utusan yang eksis dalam satu kurun waktu. Kalau era nabi sebelumnya boleh-boleh saja. Seperti Ya’qub A.S. dan Yusuf A.S., Dawud A.S. dan Sulaiman A.S., bapak - anak. Ibrahim A.S. dan Luth A.S., paman – keponakan. Musa A.S. dan Harum A.S., kakak-beradik.

Hal demikian untuk menjaga dan memurnikan eksistensi Muhammad SWT sebagai nabi pemungkas, khatam al-anbiya’ wa al-mursalin. Maka atas dasar ini, cukup kuat dikatakan bahwa nabi Khidir A.S. sudah wafat secara fisis sebelum nabi Muhammad SAW diutus.

Persoalannya kok ada orang yang mengaku bisa menjumpai nabi Khidir A.S. di sungai, di jalan, di al-masjid al-haram, di Arafah, di Madinah dan lain-lain? Itu sangat mungkin, tapi bukan jasad alami bawaan lahir, melainkan jelmaan, penampakan ruh beliau yang suci dan sesaat. Sebab semua nabi itu sejatinya hidup, (hum ahya’, bal ahya’) dan bisa dikonsultasi oleh orang tertentu. Tapi jangan sok bisa. Atau memang bisa, tapi jangan nggedabrus dan ngomong-ngomong wong.

Memang betul, puasa 6 hari di bulan Syawal itu punya nilai utama. Ini berdasarkan hadis laporan Saad bin Said, beliau bersabda:

“Barang siapa berpuasa di bulan Ramadan, kemudian ia teruskan puasa itu sampai 6 hari di bulan Syawal, maka pahalanya setara dengan puasa setahun”.

*Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag adalah Mufassir, Pengasuh Rubrik Aktual HARIAN BANGSA, dan Pengasuh Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an (MQ), Tebuireng, Jombang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO