Kehadiran Puluhan Relawan Ringankan Beban Pemkot Kediri Tangani Tingginya Kasus Covid-19

Kehadiran Puluhan Relawan Ringankan Beban Pemkot Kediri Tangani Tingginya Kasus Covid-19 Para relawan saat membantu petugas BPBD Kota Kediri untuk mengevakuasi korban positif Covid-19. foto: ist.

KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Kolaborasi antara Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri bersama masyarakat dalam menangani kasus Covid-19 terus dilakukan. Upaya tersebut diwujudkan dalam aksi penjemputan pasien Covid-19 yang membutuhkan rujukan ke RS dan jenazah pasien Covid-19.

Puluhan yang berasal dari berbagai latar belakang organisasi, seperti Wali Barokah, Sedekah Rombongan, IEA, BMH, Brigade Penolong, Wanasaka Bhakti, dan PMI bersatu padu untuk ikut penanganan pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Baca Juga: Persiapan Nataru, Pj Zanariah Beri Arahan Dalam Rakor Operasi Lilin Semeru 2024 Kota Kediri

“Ini merupakan kegiatan (bersama) yang dilakukan dalam rangka menyikapi semakin banyaknya kasus terkonfirmasi positif yang minta rujukan ke RS dan banyaknya pasien Covid-19 yang meninggal di ,” jelas Indun Munawaroh, Kepala Pelaksana BPBD , Selasa (20/7).

Menurut Indun, tingginya kasus positif Covid-19 membuat puskesmas dan RS di kewalahan dalam menyikapi permintaan pasien Covid-19. Oleh karena itu, BPBD diminta sebagai support system dalam menjemput pasien yang akan dirujuk ke RS Kilisuci maupun ke RSUD Gambiran.

Tak hanya itu, BPBD juga diminta dalam menjemput jenazah dari rumah duka ke pemulasaraan RSUD Gambiran.

Baca Juga: Songsong Tahun 2025, RSUD Gambiran Kota Kediri Komitmen Berikan Pelayanan Kesehatan yang Terbaik

“Dalam proses penjemputan pasien rujukan maupun jenazah, kami tetap mewajibkan memakai APD lengkap, mulai dari baju hazmat, masker, safety google, handscoon, dan sepatu bot,” terang Indun.

Kegiatan yang dilaksanakan sejak 7 Juli 2021 tersebut akan tetap dilakukan sampai tim dari Dinas Kesehatan dapat melakukan aktivitas secara normal.

Lebih lanjut lagi Indun menerangkan bahwa sangat membantu, karena penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab bersama bukan hanya urusan pemerintah. Dalam penanggulangan bencana terdapat istilah sinergitas pentahelix, yang terdiri dari pemerintah daerah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media.

Baca Juga: Sidak Pasar Jelang Nataru, DKPP Kota Kediri Pastikan Semua Produk Hewani Penuhi Standar ASUH

“Pemerintah daerah tidak bisa bergerak sendiri. Kita harus bersinergi bersama-sama seluruh pemangku kepentingan penanganan Covid-19 ini,” tandasnya.

Seorang , Rantao Sutani (22) menjelaskan bahwa dalam aksinya menjadi , hal yang harus dipersiapkan ialah mental dan fisik.

“Imun harus dijaga, jangan sampai stres karena beban. Apalagi kita bertugas di jalan. Mengemudi mobil jika punya beban pikiran maka akibatnya sangat fatal,” kata Rantao.

Baca Juga: Upacara Peringatan Hari Bela Negara ke-76, Sekdakot Kediri Bacakan Pidato Presiden Prabowo

Tekadnya menjadi terpantik karena melihat semakin tingginya angka positif Covid-19 di . “Kami yakin dengan menerapkan prokes dan memakai APD yang telah disediakan maka insyaallah bisa terhindar dari paparan Covid-19," jelasnya.

Untuk bisa dijemput tim , lanjut Rantao, pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan membutuhkan rujukan, melapor ke Posko PPKM Kelurahan. Selanjutnya Posko PPKM Kelurahan akan melaporkan ke Faskes Tingkat I dan akan ditindaklanjuti dengan melapor ke nakes di RS. Kemudian Faskes Tingkat I akan melayangkan informasi kepada .

“Hampir sama dengan penanganan pasien, untuk penanganan jenazah, pihak keluarga akan melapor ke kelurahan, selanjutnya kelurahan akan melapor ke Faskes Tingkat I. Lalu Faskes Tingkat I mengeluarkan surat keterangan bahwa yang bersangkutan meninggal akibat Covid-19 baru kami bisa melakukan penjemputan dari rumah duka menuju pemulasaraan RSUD Gambiran,” terang Rantao.

Baca Juga: Pemkot Kediri Apresiasi Wajib Pajak yang Tertib dan Taat

Lebih lanjut ia menjelaskan, dalam satu hari bisa menangani 5 - 8 kali panggilan. Satu kali pemanggilan bisa menangani dua hingga tiga pasien.

“Dalam satu mobil kita ready dua driver, karena kita semua pakai baju hazmat yang rentan sekali dehidrasi. Jadi jangan sampai kecapekan karena akan sangat fatal akibatnya. Oleh karena itu dalam mengemudi kita bergantian,” ujar Rantao.

Lebih dari itu, Rantao mengaku jika proses penjemputan pasien dan jenazah penderita Covid-19 ini terkendala dengan kurangnya armada .

Baca Juga: Sambut Nataru, Disperdagin Kota Kediri Tera Ulang SPBU

“Kami berharap masyarakat semakin banyak yang terketuk menjadi dengan harapan semoga semakin cepat menekan angka penularan Covid-19 di ini,” pungkas Rantao. (uji/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Tanam Pohon dan Tebar Benih Ikan Warnai Peringatan Hari Bumi dan Hari Air Dunia di Kota Kediri':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO