KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri meningkatkan target tracing dan testing harian untuk mengurangi kasus Covid-19. Namun, pelaksanaannya masih terkendala banyaknya warga Kota Kediri yang tidak paham pentingnya tracing, testing, dan treatment (3T) tersebut.
Sebaliknya, mayoritas warga telah terbiasa melaksanakan protokol kesehatan menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak (3M). Padahal, kedua hal tersebut merupakan satu paket dalam memutus mata rantai penularan covid-19. Untuk itu, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengimbau masyarakat kooperatif mengikuti 3T.
Baca Juga: Kota Kediri Jadi Tuan Rumah Gebyar Hateri Ke-39, Pj Zanariah Buka Rakor Persiapan
Seperti contoh kasus di salah satu kelurahan di Kecamatan Pesantren. Warga di salah satu RT kompak menolak dilakukan pelacakan kontak (tracing) dan swab antigen. Padahal, ada warga di RT tersebut meninggal dunia setelah dinyatakan positif Covid-19.
“Petugas telah mendatangi rumah keluarga pasien yang meninggal terkonfirmasi positif Covid-19. Kami melihat di dalam rumah ada orang, bahkan petugas sudah menggedor pintu berkali-kali, namun tidak satu pun yang keluar,” kata Kepala Puskesmas Pesantren II Dwi Nugraheni, Kamis (22/7).
Menanggapi kendala tersebut, Wali Kota Abu Bakar mengimbau masyarakat untuk mendukung 3T. Menurutnya, saat ini target testing harian di Kota Kediri mencapai 624 tes dengan target tracing 1 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 15 hingga 30 orang yang melakukan kontak erat.
Baca Juga: Soal Indonesia Emas 2045, Vinanda-Qowim Siapkan Program Smart Living dan Lingkungan Berkelanjutan
“Saya minta warga bersedia mengikuti proses tracing atau penelusuran kontak kasus positif serta melakukan testing atau pengecekan kesehatan melalui rapid test dan tes swab. Karena jika dilihat varian delta ini penyebarannya lebih cepat, sembuhnya lebih cepat, namun kematian pun juga jadi lebih cepat,” ujarnya, Kamis (22/7).
Mas Abu meminta warga untuk tidak takut karena apabila hasil tes positif, dapat segera dilakukan treatment sehingga virusnya tidak menyebar, lebih mudah terselamatkan jiwanya dan mendapat bantuan dari pemerintah.
“Warga tidak perlu khawatir untuk kebutuhan sehari-hari, Pemerintah Kota Kediri sudah menyiapkan bantuan melalui dinas sosial ataupun Batman,” jelasnya.
Baca Juga: ODGJ pun di Kota Kediri Kini Haru Miliki KTP-El, Begini Kisah dan Caranya Petugas Perekaman
Sejauh ini, lanjutnya, Pemkot Kediri telah melakukan penanganan pandemi Covid-19 mulai dari hulu hingga hilir. Penanganan di hulu seperti halnya pembatasan mobilitas dan penerapan protokol kesehatan. Sementara penanganan di hilir berupa pelayanan isolasi mandiri, pelayanan isolasi terpusat, dan pelayanan kesehatan di RS.
“Kalau penanganan di hulu tidak dilakukan secara maksimal, maka di hilirnya kita tidak mampu mengatasinya. Berapa pun penambahan jumlah tempat tidur yang akan kita sediakan tidak akan mampu menampung jumlah pasien Covid yang dirawat di rumah sakit apabila penanganan di hulu tidak dilakukan secara maksimal,” kata Abu.
Ia juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada warga Kota Kediri yang sedang menjalani isolasi mandiri karena ia telah bekerja sama dengan pemerintah dengan bersedia mengikuti tracing, testing, dan treatment.
Baca Juga: Pj Wali Kota Zanariah Harap PGRI Kota Kediri Semakin Solid Majukan Mutu Pendidikan
"Mereka ini adalah pahlawan yang diperlukan untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19 agar pandemi ini cepat berakhir," tutupnya. (uji/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News