SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Jakarta International Stadium (JIS) menggelar webinar bertajuk “Satu Atap, Satu Bangsa, #StadionKita” sebagai bentuk rasa syukur atas pemberian Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) kepada JIS tepat pada minggu ke-100 sejak pembangunan dimulai.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam sambutannya menyampaikan bahwa Kota Jakarta mempunyai sejarah yang panjang sehingga menjadi seperti sekarang ini. Ia mengatakan adanya Jakarta International Stadium (JIS) harus bisa mencerminkan sebagai tempat berkumpulnya masyarakat yang sama-sama merasakan kesetaraan serta kebersamaan yang membuat warga Jakarta dapat bersatu.
Baca Juga: Peserta JKN di Ngasem Kediri Tunjukkan Kiat Sehat dengan Olahraga
“Jadi ketika ada sebuah stadion, maka stadion ini harus bisa mencerminkan bahwa tempat untuk berkumpul seluruh masyarakat dengan merasakan perasaan kesetaraan, kebersamaan yang membuat kita semua sebagai warga Jakarta itu tersatukan,” jelas mantan rektor Paramadina itu dalam rilis yang diterima BANGSAONLINE.com, Kamis (29/7/2021).
Menurut Gubernur Anies, kisah persepakbolaan di Indonesia saat ini masih terus menuliskan catatan sejarah. Hadirnya JIS, kata dia, menjadi babak baru bagi kegiatan persepakbolaan di Indonesia.
Ia menjelaskan bahwa sepak bola juga sebagai alat perjuangan untuk menyampaikan pesan tentang nasionalisme, kesetaraan dan juga harapan. Anies berharap ke depannya bukan hanya stadionnya saja yang bertaraf internasional, akan tetapi juga para kesebelasan dari Indonesia dapat berprestasi ke kancah internasional.
Baca Juga: Turnamen Bola Voli Kapolri Cup 2024, Tim Putra dan Putri Jatim Raih Kemenangan Perdana
“Bahwa sepak bola bukan saja sebagai olahraga. Juga waktu itu menjadi alat perjuangan, alat untuk mengirimkan pesan tentang nasionalisme, kesetaraan, pesan tentang harapan. Mudah-mudahan stadion ini nantinya akan memfasilitasi itu juga bahkan akan lebih jauh lagi kita berharap nantinya bukan hanya stadionnya yang bertaraf internasional tapi juga kesebelasan yang bermain di stadion itu adalah kesebelasan yang prestasinya bisa internasional,” ujar Anies.
Dwi Wahyu Daryoto, Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) menyampaikan tiga kategori rekor MURI yang diterima oleh JIS. Yakni Lifting Struktur Atap Stadion dengan Bobot Terberat, Stadion Pertama yang Menggunakan Sistem Atap Buka-Tutup dan Stadion Green Building dengan Sertifikasi Platinum Pertama. Ia mengatakan bahwa penghargaan tersebut merupakan capaian anak bangsa atas kerja keras yang dikerjakan bersama-sama secara kolaborasi.
“Malam ini kita menerima tiga rekor MURI. Yang pertama, mengangkat rangka atap beton seberat 3.900 ton secara bersamaan. Yang kedua adalah stadion ini mendapatkan green building certificate yaitu dengan level platinum. Dan yang ketiga adalah stadion yang pertama yang mempunyai atap secara buka tutup. Inilah suatu capaian anak bangsa yang dikerjakan bersama-sama secara kolaborasi," tuturnya.
Baca Juga: 8 Langkah Mudah Merawat Sepatu Lari agar Awet Bertahun-tahun
Ia mengapresiasi semua elemen yang telah banyak berkontribusi atas pembangunan Jakarta International Stadium (JIS). Menurut dia, pengangkatan rangka atap baja tersebut merupakan pekerjaan yang paling rumit diantara semua bagian pekerjaan pembangunan JIS.
“Saya ucapkan terimakasih segala dukungan, arahan, bimbingan, semua masukan yang telah diberikan. Termasuk juga para akademisi dan praktisi di dunia konstruksi karena pengangkatan rangka atap baja ini memang pekerjaan yang paling rumit diantara semua bagian pekerjaan,” jelas Dwi.
Sementara JJ Rizal selaku sejarawan mengatakan bahwa dunia pergerakan nasional dan sepak bola itu memiliki kedekatan yang sangat erat. Menurut Rizal, ruh kebesaran persepakbolaan di Jakarta sebagai Arsenal kebangsaan dengan kiprah para tokoh pahlawan nasional di dalamnya harus diimplan ke dalam Jakarta International Stadium (JIS).
Baca Juga: Apel Akbar Pramuka Terbanyak Tingkat SMA se-Jawa Timur Pecahkan Rekor Muri
“Dunia pergerakan nasional dengan sepak bola itu sangat dekat dan sepak bola itu jadi Arsenal politik kebangsaan. Jadi menurut saya ruh kebesaran sejarah sepak bola Jakarta sebagai Arsenal politik kebangsaan dengan kiprah para tokoh pahlawan nasional di dalamnya itulah yang harus diimplan ke dalam Jakarta International Stadium ini,” terang Rizal.
Acara kemudian dilanjutkan sesi diskusi yang menghadirkan beberapa narasumber seperti Andhika Suksmana (Promotor Footballicious), Nariman Prasetyo (Ketua Dewan Direksi WEGE-JAK ON-PP|KSO), Dwi Johardian (Ketua Dewan Direksi WIKON-BA| KSO), Achmad Firdaus (Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta). (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News