
KOTA BATU, BANGSAONLINE.com - Dampak diberlakukannya PPKM Level 4 sangat dirasakan masyarakat menengah ke bawah, seperti halnya para tukang ojek online (ojol) yang ada di Kota Batu.
Namun, mau tak mau kita semua harus mematuhi aturan dari pemerintah tersebut. Sebab, kebijakan itu dilakukan untuk memutus rantai penyebaran wabah Covid-19.
Baca Juga: Resmi Dilantik Sebagai Kada Kota Batu, Nurochman-Heli Siap Wujudkan mBATU SAE
Seperti yang diungkapkan keluarga Agus Setyo Budi warga Jalan Kelud Gang Punden No. 1, Kaliputih, Kelurahan Sisir RT 1 RW 11, Kecamatan Batu, Kota Batu. Kepada awak media, dirinya menuturkan jika pendapatannya dari narik ojol menurun drastis sejak diberlakukannya PPKM Level 4.
"Ya, penghasilan saya sebagai tukang ojek online terus terang memang menurun. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja tidak cukup. Bantuan dari pemerintah juga tidak seberapa yang kami terima," kata bapak dengan dua anak ini.
Apalagi, lelaki asli kelahiran Kota Batu ini juga bercerita jika dirinya sedang tertimpa musibah. Istrinya sedang sakit anemia atau hipotensi.
Baca Juga: AJI dan PWI Malang Raya Desak Tindak Tegas Oknum Wartawan yang Lakukan Pemerasan di Kota Batu
"Istri saya sejak berobat ke dokter ke daerah Sidomulyo diberi obat. Usai mengonsumsi obat hingga habis, muncul bercak-bercak di wajah berwarna merah hampir di sekujur tubuhnya. Untuk saat ini, membeli obat lagi pun saya mau tak mampu, terpaksa harus meminjam uang kepada tetangga dan saudara," ungkapnya.
Agus mengungkapkan bahwa ia sudah sempat berusaha membawa istrinya ke rumah sakit agar mendapatkan penanganan dari dokter, pada Senin (2/7/2021) kemarin. Namun, upaya itu gagal karena beberapa rumah sakit yang didatangi sedang penuh semua.
"Kemarin dibantu ambulans, sudah tiga rumah sakit yang kami datangi tapi penuh semua. Akhirnya, istri saya kembali dibawa pulang ke rumah. Walaupun sempat di-swab antigen, namun hasilnya negatif. Di salah satu rumah sakit terakhir, istri saya disuntik dan diberi obat. Alasan kami bawa pulang ke rumah, karena kami tak mampu membayar ongkos biaya rawat inap. Ya, dengan terpaksa saya rawat sendiri di rumah," bebernya.
Baca Juga: Hujan Lebat Sore Hari ini di Kota Batu Sebabkan Plengsengan di Punten Bumiaji Longsor
Ia pun berharap ada bentuk perhatian dari Pemerintah Kota Batu melalui dinas terkait untuk pengobatan istrinya.
"Ya, kami berharap adanya bantuan dari pihak Pemerintah Kota Batu untuk membantu meringankan beban kami sekeluarga, salah satunya dengan perawatan atau pengobatan istri saya," pungkasnya. (asa/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News