Protes Biaya Sarpras dan Akreditasi Wisuda Online, Mahasiswa Uniska Demo Segel Pintu Rektorat

Protes Biaya Sarpras dan Akreditasi Wisuda Online, Mahasiswa Uniska Demo Segel Pintu Rektorat Pintu Rektorat Uniska Kediri yang disegel mahasiswa. foto: MUJI HARJITA/ BANGSAONLINE

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Puluhan Mahasiswa (Universitas Islam Kadiri) yang tergabung dalam Lembaga mahasiswa BEM-U, DPM-U, dan Aliansi Mahasiswa, menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Pusat , Kota Kediri, Selasa (24/8).

Unjuk rasa itu dilakukan, karena pihak rektorat tidak bersedia menghapus biaya sarpras dan akreditasi dalam daftar biaya wisuda online.

Baca Juga: Gandeng Peradi, Fakultas Hukum Uniska  Adakan Ujian Profesi Advokat

Karena tidak ada titik temu antara mahasiswa dan pihak rektorat, mahasiswa akhirnya menyegel pintu rektorat, setelah berunjuk rasa sejak pagi.

Diketahui biaya wisuda online yang harus dibayar oleh mahasiswa adalah Rp. 800 ribu. Di antaranya, terdiri dari biaya sarpras sebesar Rp. 135.000, dan biaya akreditasi sebesar Rp. 100.000.

Mustika, korlap aksi dalam orasinya mengatakan bahwa biaya sarpras sebesar Rp. 135.000,- yang dibebankan kepada para calon wisudawan tidak relevan lagi, karena mahasiswa sudah tidak akan lagi menikmati sarpras di lantaran telah lulus.

Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Apresiasi Kerja Sama Uniska dengan ID Consulting Jepang

"Kami merasa bahwa tidak semestinya uang sarpras dimasukkan dalam rincian biaya wisuda online," kata Mustika, Selasa (24/8).

Terkait biaya akreditasi sebesar Rp. 100.000,-, Mustika juga menilai biaya tersebut tak perlu dimasukkan ke dalam rincian biaya wisuda online. Mengingat, pengembangan akreditasi tidak akan memberikan dampak yang menguntungkan bagi para calon wisudawan.

"Maka dari itu, atas dasar dua poin di atas, kami menuntut dihilangkan kedua rincian biaya di atas, yang tidak seharusnya ditanggung para calon wisudawan," tegas Tika sapaan mahasiswi Fakultas Hukum itu.

Baca Juga: Uniska dan ID Consulting Jepang Teken MoU Strategis untuk Penyerapan Tenaga Kerja

Saat demo, mahasiswa juga membentangkan poster yang bertuliskan antara lain, ''kembalikan kampus ke khitah", "Kampus bukan ladang bisnis", "Hentikan perampasan", "Cabut poin tidak masuk akal", "Hentikan biaya wisuda yang memaksa", dan sejumlah poster lain.

Mereka juga menggelar aksi teatrikal di depan Kantor Pusat .

Sementara Wakil Rektor II Dr. Drs. Ec. Eko Widodo., M.M. saat menemui mahasiswa, menyatakan bahwa pihak rektorat bersedia menurunkan biaya wisuda online dari Rp. 800 ribu menjadi Rp. 700 ribu.

Baca Juga: Uniska Jalin Kerja Sama dengan Bank Indonesia Melalui Program Beasiswa

Menurutnya, biaya wisuda online yang sebelumnya ditetapkan sebesar Rp. 800 ribu, salah satu poinnya memang untuk pengembangan sarpras. Hal itu untuk membantu mahasiswa yang ingin studi lanjut.

"Biaya sarpras tersebut juga untuk memberikan jaminan masa depan pegawai . Meski begitu aspirasi mahasiswa sudah diterima untuk segera dibahas lebih lanjut," katanya.

"Kami minta keikhlasan mahasiswa untuk sekali ini saja. Semuanya akan kembali ke mahasiswa. Dari mahasiswa untuk mahasiswa," ujar Eko Widodo.

Baca Juga: Aksi Tolak RUU Pilkada di Kota Kediri Berakhir Ricuh

Namun penjelasan Eko Widodo tersebut tidak menggoyahkan tekad mahasiswa untuk terus menuntut penghapusan biaya sarpras dan biaya akreditasi. Mereka tetap menuntut agar membayar biaya wisuda online dipangkas menjadi Rp. 565.000 per mahasiswa.

Sampai berita ini ditulis, pintu rektorat masih disegel mahasiswa sambil menunggu pembicaraan lebih lanjut yang dijanjikan pihak rektorat akan dilakukan Selasa (24/8) sore. (uji/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO