SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A., mengucapkan terima kasih kepada Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo yang telah menangkap penista agama Muhammad Kace.
“Terima kasih Pak Kapolri,” kata Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A., Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto kepada BANGSAONLINE.com, Jumat (27/8/2021). Belakangan Yahya Waloni juga ditangkap dengan alasan yang hampir sama.
Baca Juga: Polsek Prajurit Kulon Ikuti Peluncuran Gugus Tugas Polri Mendukung Program Ketahanan Pangan
Pernyataan Kiai Asep itu disampaikan kepada BANGSAONLINE.com untuk menegaskan kembali taushiahnya dalam acara salat malam dan istighatsah untuk Bangsa Indonesia tadi malam (Kamis, 26/8/2021) di kediaman Ning Ima, salah seorang putrinya, di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Jalan Siwalankerto Utara Surabaya.
Dalam acara salat malam itu ikut berjamaah dan memimpin doa secara bergantian Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jawa Timur dan Ketua Baznas Jawa Tmur Drs. KH. Muhammad Raziqi, Kepala Badan Pengelola Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Dr. KH. Muhammad Sujak, Plt. Kepala Kanwil Kemenag Jatim Moh Nurul Huda, dan Habib Abu Bakar serta para kiai lainnya.
Baca Juga: Silaturahmi Pj Gubernur Jatim, Kapolri dan Panglima TNI Singgung Insiden Berdarah di Sampang
Kiai Asep secara istiqamah menggelar salat malam dan istighatsah dengan jamaah para kiai secara terbatas dan virtual setiap malam Jumat, terutama selama pandemik Covid-19 menimpa Bangsa Indonesia. Salat malam dan istighatsah itu diikuti juga para keluarga Amanatul Ummah, alumni, dan Pergunu, terutama di Majalengka, Nusa Tenggara Barat, dan luar negeri.
Dalam taushiahnya Kiai Asep menegaskan bahwa salat malam itu selain untuk memohon kepada Allah SWT agar hajat-hajat kita sendiri dikabulkan juga mendoakan bangsa Indonesia agar segera lepas dari pandemik Covid-19.
Baca Juga: Kapolri dan Panglima TNI Luncurkan Gugus Tugas Polri Mendukung Program Ketahanan Pangan di Sidoarjo
Menurut Kiai Asep, seharusnya tidak hanya penista agama yang ditangkap. Tapi juga para buzzer dan influencer karena mereka tidak hanya menimbulkan keresahan masyarakat tapi konten-konten mereka juga membuat hati umat beragama sakit hati.
“Orang seperti Ade Armando dan Deny Siregar juga sama. Minimal mereka harus dipanggil oleh Kapolri dan dihentikan agar tidak terus membuat keresahan dan kegaduhan masyarakat,” kata Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) yang anggotanya jutaan itu.
Menurut Kiai Asep, Bangsa Indonesia butuh ketenangan, terutama dalam menghadapi pandemik Covid-19. Karena itu para buzzer dan influencer itu jangan dibiarkan tiap hari memproduksi konten-konten yang hanya mengolok-olok dan membuat keresahan Bangsa Indonesia.
Baca Juga: Doa Bersama Kapolri dan Panglima TNI, Kiai Asep Duduk Satu Meja dengan Kapolda dan Pangdam V Jatim
Putra pendiri NU KH Abdul Chalim itu menilai bahwa konten-konten mereka sangat bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila yang sangat menghormati umat beragama dan menjunjung persatuan Republik Indonesia. Para buzzer dan influencer itu justru memecah belah bangsa, terutama umat beragama.
Kiai Asep yang kini memiliki 12.000 santri itu minta Kapolri benar-benar memenuhi janjinya saat awal dilantik yang akan memakai pendekatan humanis dan edukatif. Menurut dia, semua ujaran yang menyakit bangsa Indonesia – terutama umat Islam dan umat bergama lain – harus dihentikan.
“Mari kita saling menghormati dan jangan saling menyakiti,” pinta kiai miliarder tapi dermawan itu. (mma)
Baca Juga: Kampanye Akbar, Tak Banyak Pidato, Khofifah dan Gus Barra Sibuk Bagi Souvenir & Borong Kue Pengasong
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News