KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Akibat diserang ulat grayak, tanaman bawang merah milik petani di Desa Paron, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri terancam gagal panen. Untuk menghindari kerugian yang lebih besar, beberapa petani memanen lebih awal tanaman bawang merahnya.
Waras (40), salah satu petani bawang merah di Desa Paron mengungkapkan, tanaman bawang merahnya seluas sekitar 100 ru hampir mati karena diserang ulat grayak.
BACA JUGA:
- Program DITO Mulai Tunjukkan Hasil, Produktivitas Padi di Kabupaten Kediri Naik
- Pembangunan Jembatan Jongbiru Kediri Diperkirakan Meleset dari Target Penyelesaian
- Aksi Simpatik Polisi di Kota Kediri Selama Arus Mudik: Mulai Bantu Dorong Mobil hingga Bantu Isi BBM
- Halal Bihalal dengan Jajaran Pemkot Kediri, Pj Zanariah Ungkap soal Aturan WFH
Menurut Waras, ulat grayak itu tidak hanya menyerang tanaman bawang merah miliknya saja, tetapi juga menyerang milik petani yang lainnya.
"Dengan adanya serangan ulat grayak ini, tentu kami akan rugi. Lebih-lebih harga bawang merah saat ini juga sedang turun," kata Waras, Selasa (31/8).
Ia menjelaskan, untuk menanam bawang merah di lahan seluas 100 ru harus mengeluarkan biaya Rp 7 juta. Bila harga normal dan tanaman bagus, harga jual hasil panen bisa mencapai Rp 15 juta.
Namun, harga per kilogram bawang merah saat ini hanya berkisar antara Rp 6.000 sampai Rp 8.000. Sebelumnya, harga bisa mencapai Rp 13 ribu sampai Rp15 ribu/kg.
Ditanya terkait perhatian dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri terhadap keadaan tanaman bawang merah yang diserang ulat grayak ini, kata ia, hingga kini belum ada.
Klik Berita Selanjutnya