KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Kelompok Pecinta Alam Wana Rescue Kediri menerima bantuan anjing pelacak dari KDC (Kediri Dog Center). Anjing tersebut diserahkan langsung Ketua KDC, Rafael Efendi kepada pendiri Wana Rescue, Joko Aji.
Joko Aji menjelaskan, Wana Rescue yang dirikan pada tahun 2021 adalah wadah bagi relawan yang peduli terhadap kebencanaan dan penyelamatan ekosistem hutan.
Baca Juga: Samsul RWJ dan Puluhan Pengusaha Sound Horeg Deklarasi Dukung Dhito-Dewi
Menurut Kang Aji, sapaan akrab pendiri Wana Rescue itu, selama ini giat paling sering dilakukan oleh para relawan adalah di lereng Gunung Wilis. Namun, tidak menutup diri bila di kawasan hutan lain perlu bantuan. Pihaknya akan datang membantu.
Menurutnya, bantuan anjing pelacak ini akan meningkatkan kinerja operasi SAR dalam pencarian korban dan juga penjagaan hutan yang dilakukan para relawan Wana Rescue.
"Wana Rescue mendapat hibah anjing pelacak jenis anjing Mix Belgian Malinois dari KDC (Kediri Dog Center) yang diserahkan langsung oleh Bapak Rafael Efendi didampingi oleh Briptu Lambang dari K-9 Polres Kediri," kata Kang Aji, Selasa (14/9).
Baca Juga: Situs Ndalem Pojok Gelar Diskusi di Hari Sumpah Pemuda 2024
Rafael Efendi, Ketua KDC, mengatakan bahwa anjing Mix Belgian Malinois mempunyai tubuh tegap, kokoh dan kuat. Ototnya kuat, memiliki perawakan yang ramping dengan bulu pendek. Warna bulunya magoni, telinganya tegak, dan memperlihatkan kewaspadaan.
"Matanya berwarna cokelat gelap dan memancarkan kecerdasannya juga. Tipe anjing yang aktif dan suka bergerak. Jenis anjing ini sangat cocok untuk pencarian korban di daerah bencana," kata Efendi.
Wakil Administratur Perum Perhutani KPH Kediri Utara, Benny Mukti, menyambut baik keterlibatan para relawan, termasuk Wana Rescue, untuk menjaga hutan dan kelestarian lingkungan.
Baca Juga: Paguyuban Pendekar Nusantara Siap Menangkan Vinanda-Gus Qowim di Pilkada 2024
"Siapa pun dan dari kelompok mana pun yang peduli terhadap lingkungan akan didukung oleh Perhutani. Tapi alangkah baiknya, bila sebelumnya ada koordinasi dengan kami," katanya.
Menurut Benny, semua kegiatan di hutan yang melibatkan banyak orang selama pandemi ini memang dibatasi. Untuk itu, bila ada kelompok pecinta alam dalam jumlah besar ingin melakukan kegiatan di hutan, harus ada izin dari satgas Covid-19 setempat.
"Sebenarnya setiap orang bebas berkegiatan di hutan yang dikelola Perhutani. Tapi, mengingat saat ini masih dalam masa pandemi, kami akan mengizinkan kawan-kawan relawan berkegiatan di hutan, bila ada rekomendasi dari satgas Covid-19. Kami tidak ingin, ketika ada kegiatan di hutan terjadi kerumunan dan terjadi klaster baru," ujarnya. (uji)
Baca Juga: Peringati HUT ke-12, PDKK Bertekad Wujudkan Disabilitas Mandiri dan Berdaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News