TUBAN, BANGSAONLINE.com - Di tengah upaya percepatan progres pembangunan kilang Grass Root Refinery (GRR) Tuban, Pertamina melalui anak usaha subholding Refining & Petrochemical, PT Kilang Pertamina Internasional berupaya memastikan tersedianya sarana dan prasarana pendukung.
Salah satunya ketersediaan pasokan listrik. Untuk menjamin pasokan listrik dalam mendukung operasional, kilang GRR Tuban bekerja sama dengan PT PLN (Persero).
Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Tanam Pohon Bersama PLN dan Perhutani, Wujud Nyata Kolaborasi Peduli Lingkungan
Sinergi itu dituangkan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Pertamina Rosneft dengan PLN terkait rencana kajian bersama dalam penyediaan listrik untuk kebutuhan proyek GRR Tuban.
Dalam sambutannya, Wakil Menteri I BUMN, Pahala Mansyuri menyampaikan penyediaan listrik untuk NGRR Tuban akan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak. Selain itu, kerja sama ini akan memberikan manfaat terkait efisiensi nasional.
“Bagi PLN, kerja sama ini akan meningkatkan serapan tenaga listrik sehingga akan meningkatkan pendapatan. Sementara untuk Pertamina Rosneft, kerja sama ini akan membuat lebih fokus untuk meningkatkan kompetitifnya," ujar Pahala, Jumat (24/9/2021).
Baca Juga: PLN Nusantara Power UP Paiton Luncurkan Program Petani Aren
Melalui nota kesepahaman itu, Pertamina Rosneft dan PLN akan melaksanakan kajian bersama untuk memastikan penyediaan suplai listrik hingga 20 megawatt (MW) selama fase konstruksi dan commissioning.
Dari hasil kajian tersebut, nantinya akan ditentukan skema kerja sama yang paling optimal dan menguntungkan dari aspek bisnis. Termasuk mencakup pada penentuan penyediaan infrastruktur penunjang dan skenario konfigurasi sistem dan peralatan.
“Fase konstruksi ditargetkan akan dimulai pada triwulan ketiga tahun 2023, diperkirakan kebutuhan listrik GRR Tuban sebesar 20 megawatt. Sedangkan untuk tahapan commissioning start-up utility kebutuhan listrik dapat mencapai 50 megawatt,” ungkap Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional, Djoko Priyono.
Baca Juga: PLN Nusantara Power Kenalkan Masyarakat Tuban Program Satria Padu
Ia mengatakan, konfigurasi Kilang Pertamina Rosneft memerlukan pasokan listrik yang handal dan tanpa terputusnya demi kepastian jaminan operasional.
"Berhentinya operasi kilang dalam 1 hari sama dengan hilangnya potensi revenue sebesar USD 34 juta (setara dengan Rp 480 miliar), sehingga dibutuhkan jaminan suplai energi listrik terus menerus yang handal dengan zero total failure," kata Djoko.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini mengungkapkan apresiasi atas kepercayaan yang diberikan Pertamina Rosneft kepada PLN dalam hal penyediaan kebutuhan listrik.
Baca Juga: Proyek PLN Tak Punya Amdal dan Menabrak Tata Ruang, Aktivis: Hentikan Sebelum Perizinan Tuntas
"Nota kesepahaman ini akan berlaku selama satu tahun dan hasil kajian bersama ini akan dituangkan dalam kerja sama penyediaan listrik GRR Tuban dalam format Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik," jelasnya.
Pada tahap operasi, kebutuhan listrik secara total untuk kondisi normal mencapai 678 megawatt. Kebutuhan itu akan dipasok melalui konfigurasi kombinasi suplai self-power generation dari kilang GRR Tuban, serta electrical power grid dari PLN yang direncanakan 500 megawatt.
Dengan dukungan dari Kementerian BUMN, Kementerian ESDM, dan juga PLN, diharapkan realisasi dan eksekusi proyek GRR Tuban dapat berjalan dengan lancar dan sesuai target, yang akan mengantarkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang mandiri dalam pemenuhan BBM maupun pemenuhan produk petrokimia. (gun/ian)
Baca Juga: Pertahankan Budaya K3, PLN NP UP Tanjung Awar-Awar Tuban Gelar Latber dengan Damkar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News