Pemkot Kediri Digoyang, SMS Keluhan Satker yang Terkait Korupsi Beredar

Pemkot Kediri Digoyang, SMS Keluhan Satker yang Terkait Korupsi Beredar Salah satu sms keluhan dari sejumlah satker yang beredar usai mereka dipanggil Polda. (Arif Kurniawan/BANGSAONLINE)

KEDIRI (BangsaOnline) - Dalam beberapa hari ini beredar SMS berantai dikalangan wartawan yang biasa ngepos dibalai Kota Kediri, terkait dengan adanya pemanggilan beberapa satker ke Polda Jatim. Dalam SMS tersebut disebutkan bahwa kalangan Satker menyesal dengan adanya petunjuk dari salah satu pejabat yang mengatakan pemanggilan Satker ke Polda jatim untuk memperjelas dugaan Korupsi yang dilakukan oleh mantan Walikota kediri dr. Samsul Ashar.

Namun setelah para Satker memenuhi undangan ke Polda Jatim, petunjuk yang diberikan oleh pejabat tersebut berbeda dengan pertanyaan penyidik Tipikor Polda.

Dalam SMS berantai yang dikirim pada 24/03/2015 malam menyebutkan, bahwa materi yang diberikan dalam rapat antara Sekda dan asisten III Kota Kediri pada tanggal 13/03/2015 lalu mengatakan bahwa pemanggilan ke Polda jatim terkait dengan Kasus pak Dokter (julukan mantan walikota Samsul Ashar).

Baca Juga: Babak Akhir Lomba Video Animasi, Diskominfo Gelar Evaluasi Bersama KIM se-Kota Kediri

Namun materi yang disampaikan oleh Sekda dan juga Asisten III berbeda jauh dengan pertanyaan yang diberikan oleh Polda Jatim. Justru pihak Polda menanyakan permasalahan yang terjadi saat kepemimpinan walikota sekarang, Abdullah Abu Bakar.

Pertanyaan penyidik di unit 2 subdit 3 tipikor Polda Jatim terkait adanya dugaan tarikan Rp 25 juta pada tiap satker yang ada di Kota Kediri. Seperti disebutkan dalam sms berantai yang dikirim dari no seluler +62 856 0706 xxxx tersebbut.

Sementara itu, Sekertaris Daerah Kota Kediri Budwi Sunu saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya membenarkan terkait dengan adanya rapat pada tgl 13/03, namun Budwi membantah dengan adanya perkataan bahwa kasus ini jamannya pak dokter. “Kalau materi pemeriksaan saya nggak tahu dan tidak pernah bilang kalau ini kasus ini jamanya pak dokter,“ ungkap Budwi.

Lebih lanjut, Sekda mengatakan, pada waktu rapat dengan satker dirinya meminta agar terbuka pada penyidik Polda, agar memberikan keterangan dan data yang diminta. 

"Saya menyampaikan kalau dimintai data kepala satker periode januari/april 2014, sekaligus menyapaikan surat panggilan dari Polda," ungkap Sekda.

Untuk diketahui, keterangan Sekda Budwi Sunu tersebut berbeda dengan pemeriksaan pada satker yang dipanggil ke Polda, hingga akhirnya para beberapa satker mengeluh karena materi dan pemeriksaan lain dengan keterangan Sekda. Dan dugaan adanya tarikan pada satker tersebut sempat terlontar dari beberapa
rekanan yang biasa mendapatkan pekerjaan di lingkungan Pemkot.

Baca Juga: Ikuti Evaluasi Smart City Tahap II, Pemkot Kediri Diapresiasi Asesor Kemkomdigi

Rekanan menyebutkan dalam segala pekerjaan, mereka diminta mau dipotong 12,5 persen dari nilai pekerjaan. Tarikan tersebut atas permintaan pejabat .

"Katanya tarikan tersebut permintaan dari pejabat Pemkot pada satker," ungkap salah satu rekanan yang meminta identitas dan nama perusahaanya tidak disebutkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO