Tingkatkan IPM di Jawa Timur, Gubernur Khofifah Kucurkan Beasiswa Rp15 M untuk 1.255 Guru Madin

Tingkatkan IPM di Jawa Timur, Gubernur Khofifah Kucurkan Beasiswa Rp15 M untuk 1.255 Guru Madin Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa didampingi Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Pemprov Jatim Gatot Subroto saat menyerahkan beasiswa untuk guru madin secara simbolis.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Program Gubernur Jawa Timur, , untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia () tak main-main. Salah satunya ialah dengan memberikan beasiswa guru madrasah diniyah (madin). Gubernur mengucurkan anggaran sebesar Rp15 miliar untuk beasiswa bagi guru madin, dalam bentuk Program Peningkatan Kualifikasi Akademik Guru Madin Jatim tahun 2021. Program ini diberikan pada pada 1.255 orang guru madin.

"Saat ini Jawa Timur ini masih rangking 15. Kita harus berjuang itu bisa meningkat, salah satunya dengan peningkatan kualifikasi akademik ini," ujar Khofifah.

Baca Juga: Peringatan Hari Kepanduan Sedunia, Gubernur Khofifah Ajak Pramuka Lebih Produktif dan Kontributif

Di hadapan 1.255 orang penerima beasiswa, Gubernur Khofifah menaruh misi besar untuk bisa menjadikan Jawa Timur sebagai Episentrum Pengembangan Islam Dunia yang ada di Indonesia.

"Proyeksi Syekh Yusuf Al-Qardhawi mengatakan, ke depannya Indonesia akan menjadi episentrum pengembangan Islam di dunia. Dalam kondisi tersebut, Jatim yang memiliki pesantren dan ulama terbanyak juga diproyeksi akan menjadi lokomotif dalam pengembangan islam tersebut," ujarnya.

"Mari bersama-sama kita kuatkan iman kita, kuatkan basis peradaban kita. Kekuatan tersebut ada di kalian semua yang hadir, kekuatan tersebut ada di Jawa Timur. Maka sekarang, Mahad Aly harus memberikan referensi penguatan kontribusi yang luar biasa pula," ungkap Khofifah di hadapan 1.255 guru Madin yang secara simbolis menerima besiswa di Islamic Center Surabaya, Sabtu (18/12).

Baca Juga: Gubernur Jatim Terpilih sebagai Presidium Himpuni Periode 2025-2028

Gubernur Khofifah mengatakan, jika nanti prediksi Yusuf Qardhawi benar, dia optimis pemikiran ulama-ulama yang ada di Jawa Timur akan menjadi pandangan dunia.

"Jika nanti pandangan ulama-ulama yang sudah sepuh dan ulama-ulama muda bersatu, akan menjadi referensi islam rahmatan lil alamin di seluruh dunia," kata gubernur perempuan pertama di Jawa Timur ini dengan bangga.

(Gubernur Khofifah saat memberikan sosialisasi terkait beasiswa untuk guru madin)

Baca Juga: Resmi Dilantik Pimpin Jatim, Khofifah-Emil Siap Sinergikan Nawa Bhakti Satya dengan Asta Cita

Mantan Menteri Sosial RI ini kemudian juga memaparkan bagaimana peluang negara Indonesia untuk terus menjadi Episentrum Pengembangan Islam Dunia. Berdasarkan data yang dirilis Good News From Indonesia (GNFI), pada 2020 lalu, Indonesia mencatatkan diri menjadi Negara Islam dengan Skala Ekonomi Terbesar atau Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries. Tercatat, skala ekonomi Indonesia mencapai 1.088.768 juta dollar.

"Ini jadi bagian untuk memprovokasi mahasiswa dan mahasantri agar bisa membentuk sebuah pandangan dunia akan Indonesia sebagai Pusat Ekonomi Terbesar diantara negara Islam," kata gubernur.

Atas potensi yang dimiliki itu, secara khusus, Gubernur Khofifah meminta mahasiswa dan mahasantri lebih adaptif terhadap teknologi. Hal tersebut bagian dari menyiapkan kehadiran manusia yang akan tergantikan oleh teknologi.

Baca Juga: Usai Dilantik Presiden, Khofifah dan Emil Langsung Tancap Gas

"Format tersebut harus diadaptasi oleh mahasiswa dan mahasantri dengan menggantikan teknologi lama menjadi baru yang lebih banyak terkait dengan transformasi digital," ungkap mantan Menteri Sosial ini.

Banyaknya perubahan kerja yang tersubtitusi oleh teknologi (transformasi digital), disebut Khofifah menjadi sebuah penanda untuk melakukan serta menggali potensi dan Improvement.

Lebih lanjut, Khofifah juga mengajak sekolah dan perguruan tinggi baik negeri maupun swasta untuk memiliki jejaring dengan dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja (Dudika). Agar nantinya, kreativitas dan inovasi tidak berhenti di situ saja.

Baca Juga: Terpilih Ketua Dewan Pembina-Ketua Muslimat NU, Ketua PKS Jatim Beri Selamat ke Khofifah dan Arifah

"Sangat banyak anak-anak SMK yang punya inovasi bagus. Tapi akan sia-sia jika tidak diakrabkan diri dengan Dudika," sebut Khofifah.

Adapun pemeberian beasiswa untuk guru diniyah di jenjang S1, S2, dan Ma'had Aly ini sudah dilakukan sejak tahun 2019. Untuk tahun 2021 ini, jumlahnya meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

"Ini adalah upaya kami meningkatkan kualitas pendidikan para pendidik kita di pesantren-pesantren yang mengajarkan diniyah," kata gubernur usai penandatangan MoU dengan perguruan tinggi yang nantinya menjadi tempat para guru diniyah menempuh beasiswa.

Baca Juga: Resmi, Khofifah Terpilih sebagai Ketum Dewan Pembina PP Muslimat NU periode 2025-2030

( menandatangani program kerja sama beasiswa pendidikan S2 untuk guru madrasah diniyah)

Khofifah menegaskan, bahwa peningkatan pendidikan untuk guru diniyah harus terus ditumbuhkembangkan untuk meningkatkan kualitas SDM di tataran pondok pesantren, dan secara luas adalah Jawa Timur.

Pihaknya juga meminta para pengurus pesantren dan juga kiai untuk melakukan pelengkapan data guru di masing-masing tempatnya. Sebab, dia ingin ada pemetaan yang jelas terkait akademik guru.

Baca Juga: Kolaborasi Mendikdasmen Bersama Muslimat NU: Kuatkan Pendidikan Karakter Anak Usia Dini

"Misalnya, identifikasi guru dengan spesifikasi bidang A, B, C sudah ada berapa persen, yang masih kurang dalam peningkatan berapa. Sehingga hal tersebut bisa menjadi guidance bagi Pemprov Jatim, seperti dalam pemberian beasiswa ini," bebernya.

"Semoga ini menjadi ihtiar kita bersama untuk meningkatan kualitas pendidikan masyarakat Jawa Timur, khususnya pada santri, dan guru madrasah diniyah," harap Khofifah. 

Baca Juga: Evakuasi ODGJ di Nganjuk, Adhy Karyono Tarketkan Jawa Timur Bebas Pasung

Sementara itu, Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Pemprov Jatim Gatot Subroto menyatakan, tujuan dari adanya pemberian beasiswa bagi guru madin adalah peningkatan kualitas tenaga pengajar di Jawa Timur. Utamanya pendidikan madrasah yang masih memerlukan perhatian lebih.

Dijelaskan lebih lanjut oleh Gatot, sebanyak 1.255 orang penerima beasiswa tersebut terbagi menjadi 510 orang mahasiswa S1, 320 orang mahasiswa S2, dan 425 orang mahasantri S1 Ma'had Aly. Untuk pembagiannya sendiri, mahasiswa S1 mendapat bantuan pendidikan senilai Rp 10 juta, S2 senilai 20 juta, dan S2 Ma'had Aly senilai Rp 10 juta. Total Pemprov Jawa Timur telah mengucurkan dana senilai Rp 15 miliar, sebagai wujud aplikasi dari Program Jatim Berkah yang masuk pada Nawa Bhakti Satya Gubernur Khofifah.

"Diharapkan kualitas tenaga pendidikan di Jawa Timur bisa meningkat, utamanya sekolah-sekolah Madrasah," pungkas Gatot. (dev/ns/adv)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Emak-emak di Surabaya Kecewa Tak Bisa Foto Bareng Jokowi':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO