Syaikh Abdul Aziz As-Syahawi Al-Husaini Hadiri Seminar Internasional di IKHAC Mojokerto

Syaikh Abdul Aziz As-Syahawi Al-Husaini Hadiri Seminar Internasional di IKHAC Mojokerto Pemegang Sanad Madhzab Syafi'i Mesir, Syekh Abdul Aziz Asy-Syahawi Al-Husaini. Foto: Ist

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Fakultas Syariah IKHAC  menggelar Seminar Internasional pada 18-19 Juli 2022. Multaqa Pemikiran Islam dan Ijazah Sanad ‘Ammah ini adalah sambutan dari rihlah ilmiah yang diadakan salah satu pembicara yaitu Faqih Pemegang Sanad Madhzab Syafi'i Mesir, Syekh Abdul Aziz Asy-Syahawi Al-Husaini.

Agenda tersebut juga dihadiri pakar Fiqih dan Ushul Fiqh dari timur Pulau Jawa, yakni Dr (HC). KH. Afifuddin Muhadjir, M.Ag (Naib Mudir Ma’had Aly Salafiyah Syafi’iyah SukorejoSitubondo), KH. Abdusshomad Bukhori. Serta mahaguru di Pascasarjana IKHAC, Prof. Dr. Husein Aziz, M.Ag dan Prof. Dr. Muhammad Ali Haidar, M.A.

Ketua panitia acara seminar, Farida Ulvi, mengatakan bahwa kegiatan ini akan dihadiri Pengasuh pesantren-pesantren di sekitar kampus IKHAC. Seminar internasional digelar secara Hybrid, yakni online dan offline.

"Sampai saat ini, pendaftar sudah mencapai 507 peserta. Baik yang akan menghadiri secara online maupun offline. Peserta berasal dari seluruh penjuru wilayah Indonesia," ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (18/7/2022).

Ia memaparkan, peserta berasal dari Makassar, Palembang, Banyuwangi, Jember, Situbondo, serta kota-kota sekitar Kabupaten seperti Sidoarjo, Pasuruan, Malang, Bangkalan, Kediri, Ponorogo, dan lain sebagainya. Adapun acara offline, akan berlangsung di Masjid Kampus IKHAC.

Melalui kegiatan itu, diharapkan membuka cakrawala dan pengetahuan, khususnya para mahasiswa dalam rangka meneguhkan sanad keilmuan, tabarruk dengan para Ulama, dan membangun kesadaran kesejarahan mengenai ulama baik Nasional maupun Internasional.

Menurut dia, sanad ilmu menjadi unsur utama dalam tradisi belajar mengajar di kalangan umat Islam, khususnya pesantren. Sanad merupakan mata rantai tranmisi yang berkesinambungan sampai kepada Rasulullah SAW. 

Secara umum, kata Ulvi, sanad berarti latar belakang pengajian ilmu agama seseorang yang bersambung dengan para Ulama setiap generasi sampai pada generasi Sahabat yang mengambil pemahaman agama yang shahih dari Rasulullah. Dengan demikian, para Ulama menghimpun sanad-sanad keilmuan mereka baik dari sudut riwayah dan dirayah, dari sudut manqul (yang dinuqilkan) maupun yang ma’qul (yang dapat dipahami secara akal).

Sistem jejaring sanad (isnad) akan mendorong terbentuknya jejaring Ulama. Dalam upaya meneguhkan sanad ilmi tersebut, Fakultas Syari’ah yang di bawahnya menaungi program studi Hukum Keluarga Islam (HKI), Ekonomi Syari’ah (ES), dan Perbankan Syari’ah (PS) bersinergi menggelar multaqa yang bertema Autentisitas Maqasih Syariah dalam Fiqih Imam Syafi'i. 

Sementara itu, Prof. Dr Kh Asep Saefudin Chalim, berkesempatan tabarruk bersama syekh sekaligus menyampaikan kegembiraan atas kedatangan Ulama besar Mahaguru Syekh Abdul Aziz al-Syahawi dari Mesir,

"Alhamdulillah pada saat ini kedatangan Ulama besar pemegang Madzhab Syafi'i, kepribadian Madzhab syafi'i itu adalah orang yang sangat cerdas sekali, kecerdasan Imam Syafi'i itu kekuatan dari hafalan dan juga sekaligus diakui oleh gurunya Imam Malik. Imam Malik menyaksikan pada Imam Syafi'i biasanya tidak membawa kitab tetapi kata Imam Syafi'i menanyakan tentang apa yang diajarkan oleh Imam Malik agar langsung memahami terhadap apa yang diajarkan telah memiliki ilmunya," kata Kiai Asep, sapaan akrab Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah ini.

"Salah satu upaya munculnya kecerdasan agar memahami keilmuan,  jauhkan dari kemaksiatan.Kalian mahasiswa Institut KH Abdul Chalim akan memahami betapa pentingnya demikian tidak hanya dengan meninggalkan maksiat, kemudian bisa yakin bahwa kebiasaan yang dimiliki manusia pikirkan dimiliki oleh kalian mau justru kamu harus memegangi apa yang disampaikan oleh Rasulullah untuk meninggalkan maksiat," paparnya menambahkan.

Pada kesempatan yang sama Mahaguru Syekh Abdul Aziz Al-Syahawi memaparkan tausyiahnya. Ia menyebut ada beberapa konteks dalam Pentingnya ilmu tasawuf.dalam membersihkan rohani.

"Para ulama harus sesuai dengan koridor nasehat pemikirannya Imam fiqih yang empat madzhab ini mulai mengatakan permasalahan yang terjadi saat ini itu ada beberapa permasalahan-permasalahan kontemporer yang terjadi pada masa dulu dan pernah diputuskan oleh para ulama," ungkapnya.

"Keberadaan Ilmu tasawuf ini sebagaimana ilmu dan akidah ini memiliki pondasi dan keilmuan sendiri mana definisinya ada kode pelanggarannya ada pokok-pokoknya dan seluruhnya hal ini menjadi salah satu ilmu yang penting , salahsatu menjadi rujukan oleh umat Islam dan banyak kelebihan dari Imam Syafi'i dan banyak sekali hafalannya ketika gurunya membacakan satu kali saja Imam Syafi'i sudah hafal kemudian diucapkan oleh gurunya itu" imbuhnya.

Syekh Abdul Aziz Asy-Syahawi Al-Husaini berpesan kepada para tamu sekaligus kepada para santri Institut Pesantren KH Abdul Chalim beberapa hal untuk menjaga ketakwaan terhadap Allah SWT dan berbakti kepada orang tua.

"Membaca Alquran dan senantiasa mendalamkan terhadap membaca shalawat terhadap Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam lalu senantiasa menjaga akhlak yang baik akhlak yang mulia karena Allah,  semuanya adalah harapan saya di masa depan sebagai pembawa ajaran agama Islam, semoga kedepannya bisa mengunjungi negeri Indonesia kembali semoga ilmu yang beliau sampaikan bermanfaat untuk kita semua," pungkasnya (den/mar)

Lihat juga video 'Pandemi, Ketua TP PKK Kabupaten Mojokerto Ajak Anggotanya Peduli Sesama':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO