Kisah Ibu dari Nganjuk yang Rasakan Manfaat BPJS Kesehatan untuk Persalinan Anak Pertamanya

Kisah Ibu dari Nganjuk yang Rasakan Manfaat BPJS Kesehatan untuk Persalinan Anak Pertamanya

NGANJUK,BANGSAONLINE.com - Manfaat BPJS Kesehatan benar-benar dirasakan oleh Dwi Kurniasari (21) warga Nganjuk ini. 

Sebagai Penerima Bantuan Iuran (PBI), Dwi mengaku, baru setahun menjadi peserta ().

"Sering dipakai periksa ketika sakit ke puskesmas, polindes, dan kontrol selama hamil tidak ada biaya yang dikeluarkan, gratis semua, dilayani dengan baik. Alhamdulillah program baik untuk masyarakat yang kurang mampu, juga meringankan beban dan bisa membantu sehari-hari,” ucap Dwi, Minggu (23/6/2024).

Dwi mengaku, kegiatan sehari-hari sebagai ibu rumah tangga. Sedangkan suaminya berdagang jamu di Nganjuk. 

Ketika tiba saatnya melahirkan, lanjut Dwi, terpaksa harus menjalani operasi sesar, karena pinggulnya sempit.

Menurutnya, bayinya tidak mau masuk panggul, jadi harus dirujuk ke RS untuk menjalani operasi sesar. 

Pada usia 40 minggu, kondisi ketuban sudah pecah, pembukaan 2. Daripada risiko, maka diarahkan untuk sesar.

Ketika masuk ke IGD, lanjutnya, hanya dimintai data dan langsung dilayani. Sekitar setengah jam (menunggu) lalu diminta masuk ruangan, ditangani langsung oleh dokternya. 

Tidak ada pembedaan, pelayanannya bagus, Alhamdulillah selama proses operasi lancar, bayi saya sehat. Lahir anak pertamanya dengan bobot 2,6 Kg.

"Tidak ada biaya sama sekali. Kalau gak pakai BPJS (Kesehatan) mungkin menghabiskan biaya belasan juta, karena operasi. Kalau gak ada BPJS, susah pasti. Jadi dengan adanya BPJS, saya merasa terbantu sekali,"imbuhnya.

Masih menurut Dwi, kenapa ia percaya dengan BPJS, karena sebelum ke Rumah Sakit hanya diminta foto copy KTP, saat itu ia sudah merasakan pelayanannya baik, tidak dipersulit.

"BPJS itu meringankan masyarakat yang kurang mampu, manfaatnya sangat saya rasakan, misalnya ketika mendadak, apalagi pas tidak ada biaya, ternyata cepat ditangani dan dapat pelayanan pasti, karyna tau peserta BPJS, malah cepat pelayanannya,"terangnya.

Ditambahkan Dwi, bahwa saudaranya juga pernah operasi besar yaitu operasi usus karena tidak bisa BAB. Umurnya 14 tahun. 

Waktu itu, lanjut Dwi lagi, dokter bilang tidak perlu mikir biaya karena sudah ada BPJS, kalau tidak pakai BPJS, biayanya sekitar Rp50 juta. Alhamdulillah semuanya gratis.

"Terima kasih untuk Pemerintah dan BPJS, karena dengan adanya BPJS, kami masyarakat yang kurang mampu juga terbantu dan sangat meringankan beban Pokoknya manfaatnya banyak, kalau bisa semua orang punya BPJS, karena itu program yang sangat bermanfaat, kalau tidak ada pasti sulit apalagi dengan biaya berobat yang besar,"pungkasnya. (uji/BPJS Kesehatan)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO