Khawatir Ditiru Anak Lain, KPAI Desak Kemenkominfo Blokir Foto Ina Nonong

Khawatir Ditiru Anak Lain, KPAI Desak Kemenkominfo Blokir Foto Ina Nonong Wakil Ketua KPAI Pusat, Susanto MA

PACITAN, BANGSAONLINE.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kembali dibuat geram oleh munculnya foto Ina Nonong yang beredar luas didunia maya serta akun sosial media. Karena itu, lembaga yang khusus menaungi perlindungan anak tersebut mendesak Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) agar memblokir foto seronoh tersebut secara cepat, agar tidak dijiplak oleh anak Indonesia.

"Foto tersebut tak pantas dan meminta semua pihak, masyarakat luas termasuk media agar tidak mempublikasikan foto tersebut," kata Susanto, Wakil Ketua KPAI, melalui surat elektronik yang dikirim ke wartawan, Senin (7/3).

Menurut komisioner KPAI, kelahiran Desa Tremas, Kecamatan Arjosari, Pacitan itu, selain berdampak negatif bagi anak Indonesia juga bagi pelaku, yang masih membutuhkan bimbingan, pendidikan dan pengasuhan yang terbaik. KPAI, lanjut dia, juga meminta kepada satuan kerja terkait didaerah, yaitu Dinas Pendidikan, sekolah, khususnya guru agama, agar memaksimalkan penguatan pendidikan karakter bagi anak.

"Sekolah jangan hanya dijadikan wahana mendapatkan ijazah, tetapi harus dipastikan karakter unggulnya tumbuh dan berkembang dengan baik," tegas Susanto yang belum lama ini menyelesaikan pendidikan S3'nya diluar negeri.

Lebih lanjut, Susanto mengungkapkan, foto ini menjadi indikator bahwa sekolah belum berhasil menginternalisasikan pendidikan karakter secara masif bagi semua warga sekolah. Dia khawatir, kasus seperti itu akan mengalir deras hingga ke daerah. Termasuk di Pacitan.

"Jika kita semua tak membentengi anak, terutama usia sekolah, tidak menutup kemungkinan kasus itu akan berimbas hingga ke daerah," tutur dia.

Menyikapi persoalan yang sempat menggemparkan dunia maya tersebut, KPAI memberikan rekomendasi, agar pimpinan daerah punya komitmen untuk membentengi anak dan remaja dari dampak teknologi dan informasi yang tak terbendung. Lain itu, stake holder yang ada disemua daerah bisa membuat model-model program berbasis masyarakat yang bisa dimanfaatkan oleh anak secara positif.

"Pastikan guru dan orang tua satu persepsi dan satu langkah untuk mencegah gejolak perilaku salah yang muncul pada diri anak," pungkasnya. (yun/ns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO