KOTA PEKANBARU, BANGSAONLINE.com - PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Pekanbaru meresmikan Gedung Perpustakaan Digital Putri Kaca Mayang. Bangunan ini merupakan salah satu program CSR PJB melalui PLTU Tenayan yang berkolaborasi dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) setempat dan memakai Fly Ash Bottom Ash (FABA) atau abu sisa pembakaran batu bara sebagai bahan utama.
Arief Wicaksono, selaku General Manager PJB UBJOM Tenayan menuturkan, gedung perpustakaan itu adalah wujud sinergi yang baik antara PJB dan Pemkot Pekanbaru guna membantu percepatan pembangunan serta pemberdayaan masyarakat. Ia berharap, gedung ini dapat mendukung peningkatan minat baca dan pengetahuan warga setempat.
Baca Juga: Hadiri Pembukaan PJB Connect 2022, Gubernur Khofifah Paparkan Pengembangan EBT di Jatim
“PJB akan selalu hadir dan memberikan kebermanfaatan di seluruh wilayah unit pembangkitnya. Selain menghadirkan nyala terang listrik, kami juga berkomitmen membangun negeri ini menjadi lebih baik,” ujarnya, Jumat (7/1).
Sementara itu, Wali Kota Pekanbaru, Firdaus, mengatakan bahwa bantuan pembangunan perpustakaan ini sangat bermanfaat, khususnya dalam membangun minat baca masyarakat di daerahnya.
"Saya mewakili Pemkot Pekanbaru mengucapkan apresiasi dan terima kasih atas sinergi antara Pemkot Pekanbaru dan PT PJB UBJOM PLTU Tenayan, sehingga bangunan berbasis FABA ini dapat terwujud," kata Firdaus.
Baca Juga: PLN Nusantara Power Buka PJB Connect 2022, Pameran Kelistrikan Terbesar di Indonesia
Sebelumnya, PJB menandatangani MoU dengan Pemkot Pekanbaru dan perjanjian kerja sama dengan DLHK Pekanbaru tentang pemanfaatan FABA yang aman bagi lingkungan dan kesehatan. Dalam kerja sama ini, PJB menggunakan abu batu bara sebesar 60 persen untuk menggantikan semen dalam pembangunan fasilitas umum.
Material abu batu bara sisa pembakaran di PLTU Tenayan dengan teknologi boiler minimal Circulating Fluidized Bed (CFB) merupakan limbah yang tidak berbahaya dan tidak beracun. Pembakaran dilakukan pada temperatur tinggi, sehingga kandungan unburnt carbon di dalamnya menjadi minimum.
Hasil data dari uji karakteristik terhadap abu batu bara di beberapa PLTU yang dilakukan Kementerian LHK 2020 menunjukkan, FABA PLTU masih di bawah baku mutu karakter berbahaya dan beracun. (diy/mar)
Baca Juga: Peringati HUT ke-27, PJB Disulap Jadi PT PLN Nusantara Power
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News