GRESIK, BANGSAONLINE.com - Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Gresik terus menginventarisasi penyebab banjir pada awal musim hujan yang mengakibatkan Desa Telogobendung dan sekitarnya di Kecamatan Gresik, terendam hingga satu meter lebih.
Hasil penelusuran, diketahui salah satu dari penyebab banjir adalah banyaknya bangunan liar (bangli) yang memakan badan kali atau saluran air.
Baca Juga: Di Hadapan Pecinta Ludruk, Gus Yani Ajak Lanjutkan Program yang Belum Tuntas
"Setelah kita telusuri, kita inventarisir, banyak bangunan liar yang berdiri di badan kali atau saluran air seperti tiang bangunan, sehingga aliran air tak lancar dan tak cepat terbuang ke laut, sehingga meluap dan membanjiri wilayah sekitar," ucap Kepala DPUTR Gresik, Achmad Hadi, kepada BANGSAONLINE.com, Sabtu (15/1).
Banyaknya bangli di badan kali atau saluran itu mengakibatkan penyempitan saluran, sehingga air meluap. Faktor lain, masih banyaknya warga yang membuang sampah di kali atau saluran air.
"Waktu kita telusuri kali maupun saluran air, banyak ditemukan kasur, bantal, dan sampah lain. Sampah itu nyangkut di bangunan liar seperti tiang bangunan, sehingga aliran air tak lancar," ungkapnya.
Baca Juga: Targetkan Kemenangan Yani-Alif 90 Persen, Relawan Kebomas: Tak Perlu Urusi Pemilih Kotak Kosong
Hadi mengajak masyarakat untuk menjaga kebersihan kali atau saluran air, agar saat musim hujan fungsinya bisa normal untuk pembuangan air ke laut.
Untuk penangan banjir, pihaknya bakal melakukan normalisasi sejumlah penampungan dan saluran air. Salah satu tempat penampungan air yang akan dinormalisasi adalah Telogodendo yang di atasnya ada bangunan Wahana Ekspresi Poesponegoro I dan II di Jalan Jaksa Agung Suprapto, Kecamatan Gresik.
Menurutnya, di Telogodendo terjadi sedimentasi atau pendangkalan. Karena itu, saat hujan deras dengan durasi 30 menit (setengah jam) Telogodedendo tak mampu menampung air buangan dari selatan Telogodendo dan sekitarnya.
Baca Juga: Target Menang Total, PDIP Gresik Pasang Ribuan APK Yani-Alif dan Risma-Gus Hans
Namun, Hadi menegaskan pengerukan sedimentasi di Telogodendo tak bisa cepat, karena dilakukan secara manual, tanpa alat berat. Sebab, di atasnya ada bangunan WEP.
DPUTR juga akan melakukan perawatan dan penormalan sejumlah tempat kantong penampung air dan saluran air di perkotaan yang juga terjadi pendangkalan dan penyempitan. Di antaranya, saluran pembuangan dari Telogodendo ke arah Timur Desa Pulopancikan.
Sebab, akibat tak normalnya saluran pembuangan saat hujan, air dari saluran meluber sehingga menggenangi area Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim.
Baca Juga: Ajakan Coblos Kotak Kosong, Ketua Golkar Gresik: Ora Ngefek
DPUTR juga akan melakukan pelebaran saluran air di wilayah Jalan Samanhudi, Kecamatan Gresik hingga muara. Serta menornalkan fungsi saluran pembuangan kecil (inlet) di sejumlah titik jalan protokol, seperti di Jalan RA Kartini, Jalan Dr. Wahidin SH, dan Jalan Kalimantan, Gresik Kota Baru (GKB). (hud/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News