PBNU Vs Cak Imin, Bukan PBNU Vs PKB

PBNU Vs Cak Imin, Bukan PBNU Vs PKB Muklas Syarkun

Oleh: Mukhlas Syarkun --- Selepas muktamar NU Jombang, Ketua Umum DPP A (Cak Imin) berpidato pada acara di Ancol Jakarta. Ia mengungkapkan kegembiraannya karena semua figur yang menempati pos strategis di hasil Muktamar Jombang sesuai dengan keinginan . Bahkan sekjen (Helmy Faishal Zaini) pun dari

Cak Imin kelihatan sumringah karena bisa mengamalkan ajaran wihdatul wujud (manunggaling dan )

Baca Juga: PKB Gelar Konsolidasi Pemenangan Paslon Luman dan Mudah di Pasuruan

Namun kondisi itu berbeda 180 derajat saat Muktamar Lampung. Pasca Muktamar NU ke-34 Lampung, kebijakan Ketua Umum Yahya Cholil Staquf tak sesuai dengan harapan Cak Imin. 

Cak Imin merasakan kebijakan hasil Muktamar Lampung tidak nyaman sehingga ia melakukan berbagai manuver yang menjadi sorotan publik.

Di antara manuver Cak Imin yaitu tidak hadir dalam acara penting . Bahkan dengan sangat PD ia melontarkan pernyataan bahwa dirinya sangat berjasa pada NU. Padahal dalam prespektif santri, pernyataan itu sudah masuk kategori suul adab. Dalam terminologi santri, suul adab adalah perilaku buruk atau tidak sopan yang sangat tercela dalam budaya pesantren.

Baca Juga: Perseteruan PAN dan PKB di DPRD Kota Blitar, Koalisi Pilwali Terancam Bubar

Kebijakan sekarang ini sebenarnya sebagai ikhtiar menjaga khittoh. Almaghfurlah KH Hasyim Muzadi pernah menyatakan bahwa menjaga jarak dengan NU adalah bagian dari menjaga manhaj NU. Mestinya, malah bersyukur. Sebab selama ini publik menilai telah melakukan kooptasi terhadap , sungguh stigma yang tidak baik bagi itu sendiri.

Alhamdulillah kebijakan sekarang ini telah melepas belenggu (dari terjerat arus politik kekuasaan). Meminjam istilah almaghfurlah KH Sahal Mahfudz siyasatus sufla (politik rendah).

Padahal harus istiqomah dalam siyasatus 'ulya (politik tingkat tinggi), yaitu politik kebangsaan, keumatan dan kenegaraan.

Baca Juga: Hari Santri Nasional 2024, PCNU Gelar Drama Kolosal Resolusi Jihad di Tugu Pahlawan Surabaya

Oleh karena itu, perlu dimengerti bahwa situasi memanas sekarang ini bukan antara dan , tapi antara Cak Imin dan .

dan NU tidak bisa dipisahkan. Setidaknya diikat dengan tiga ikatan, yaitu hubungan ideologis, historis, dan aspiratif.

Maka, sekali lagi, perlu dipertegas, dan NU tetap solid. Yang renggang adalah hubungan Cak Imin dengan . Bukankah demikian??

Baca Juga: Perlancar Pengambilan Sampah di Kampung, Anggota Fraksi PKB DPRD Kota Batu Bantu Ranmor Roda Tiga

Jakarta, 5 Februari 2022

Mukhlas Syarkun adalah Ketua Cabang Istimewa Malaysia tahun 1999

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sejumlah Pemuda di Pasuruan Dukung Muhaimin Maju Calon Presiden 2024':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO