SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy merasa tak bisa berbuat apa-apa setelah NATO cuek. Tak mau terlibat konflik.
Sementara tentara Rusia sudah mengepung Ibu Kota Ukraina, Kiev. Lalu apa yang akan diperbuat Zelenskyy?
Baca Juga: Berusia 71 Tahun, Presiden Putin Tetap Gagah dan Macho, Apa Rahasianya
Simak tulisan wartawan kawakan, Dahlan Iskan, di BANGSAONLINE.com pagi ini, 6 Maret 2022. Selamat membaca:
Pendukung Rusia gemas: mengapa Ukraina tidak bisa jatuh dalam 10 hari perang.
Pendukung Ukraina pun gemas: mengapa tidak terjadi perlawanan yang berarti.
Baca Juga: Amerika Bentuk Mujahidin, Putin pun Tunjuk Si Rambut Putih Komandan Perang
Lihatlah foto yang tersiar luas ini: pasukan Rusia konvoi sepanjang 60 Km di jalan raya Ukraina, menuju ibu kota Kiev. Konvoi militer itu berjalan pelan. Truk-truk militer itu seperti beriringan tanpa celah. Peralatan tempur militer berjentrek-jentrek. Begitu terbuka. Tanpa perlindungan dari pesawat tempur Rusia di udara.
Yang bikin gemas: kok tidak ada serangan sama sekali ke konvoi yang begitu masif itu. Tidak satu pun pesawat tempur Ukraina yang menjatuhkan bom ke konvoi itu. Setidaknya yang membayang-bayanginya.
Betapa empuk konvoi itu untuk dijadikan sasaran bom Ukraina. Kalau tiga bom saja diledakkan di depan, tengah dan belakang alangkah kacaunya konvoi Rusia. Apalagi lima bom.
Baca Juga: Menkumham Tanda Tangani MoU Kerja Sama di Bidang Hukum dengan Rusia
Mungkin konvoi itu sudah dilengkapi senjata anti serangan udara. Yang serba-otomatis.
Rusia pernah membunuh jenderal pemberontak di Chechnya dengan cara Amerika: mengirim bom jarak jauh di saat sang jenderal menggunakan telepon. Sinyal telepon itu seperti menjadi penunjuk jalan bagi bom itu menuju kepalanya.
Dan konvoi pasukan Rusia ini begitu panjangnya. Sampai bisa dilihat dari satelit. Berhari-hari pula. Bukankah sebenarnya Ukraina tinggal pilih waktu yang tepat untuk menyerangnya.
Baca Juga: Presiden Tiongkok Jinping Kunjungi Rusia saat Putin Diputuskan sebagai Penjahat Perang
Menyaksikan konvoi itu seolah Ukraina justru mengatakan: silakan, please, masuk negara kami. Silakan menuju Kiev, ibu kota kami. Pelan-pelan saja. Tidak usah kesusu. Kalau ada logistik yang ketinggalan susulkan saja. Anda punya banyak waktu. Aman.
Seolah Ukraina tidak punya TNI-AU sama sekali. Juga tidak punya Kopassus seorang pun. Konvoi pasukan sepanjang 60 Km itu pasti bikin Jenderal Nagabonar sekali pun garuk-garuk kepala.
Presiden Ukraina Zelenskyy, memang terlihat hanya sangat mengandalkan NATO –pakta pertahanan Atlantik Utara. Yang dikira akan membelanya.
Baca Juga: Rusia Diprediksi akan Tingkatkan Eskalasi Perang Terhadap Ukraina Pada 24 Februari 2023
Setelah berbagai permintaan tidak dikabulkan, Zelenskyy masih minta lagi: agar NATO menetapkan no fly zone.
Artinya, pesawat siapa pun dilarang terbang di udara Ukraina.
Dengan tegas NATO menolak permintaan itu.
Baca Juga: Dana Bantuan Perang Ukraina Dikorupsi, Wartawan Gigih Membongkar
NATO tahu: kalau no fly zone ditetapkan, Rusia tetap akan menerbangkan pesawatnya di atas Ukraina. Berarti NATO harus menembak jatuh pesawat Rusia itu. Terjadilah perang dunia.
Eropa sendiri memang tidak terlalu menyukai Zelenskyy. Ia dianggap belum bisa menjadi pemimpin yang mendapat dukungan penuh dari dalam negeri. Dan itu terlihat dari rendahnya tingkat perlawanan atas serangan Rusia.
NATO tegas sekali: "Kami bukan bagian dari konflik ini" ujar Sekjen NATO Jens Stoltenberg, seperti tersiar luas di media dunia.
Baca Juga: Vladimir Putin Mengesahkan Undang-Undang Anti-LGBT
Betapa Sendiriannya Ukraina.
Dengan penegasan NATO itu, Rusia sudah memastikan akan menguasai Ukraina. Soal di hari ke berapa kita saja yang tidak sabar –takut harga-harga terus naik.
Kini begitu pe-de Rusia atas hasil akhir perang nanti. Sejak kemarin fokus Presiden Vladimir Putin justru pada pasca perang: harus bagaimana.
Baca Juga: Joe Biden-Xi Jinping Bakal "Bajak" KTT G20 di Bali?
Kemarin Putin justru menyetujui perjanjian gencatan senjata. Isinya: untuk memberikan kesempatan kepada penduduk Kiev yang ingin melarikan diri. Agar tidak menjadi korban perang.
Ukraina juga setuju perjanjian seperti itu. Ukraina seolah mengatakan: setelah itu perang boleh dimulai lagi. Maksudnya, silakan Rusia merangsek lagi ke arah ibu kota yang sudah kosong.
Yang pro Ukraina masih punya alasan: tidak ada serangan ke konvoi untuk menghemat pesawat tempur. Untuk digunakan di babak final: saat Rusia memasuki Kiev. Daripada, misalnya, pesawat itu ditembak jatuh satu per satu saat mengincar konvoi.
Dan pasukan Rusia kemarin sudah benar-benar mengepung gelang Kiev. Dari utara. Dari barat. Dari selatan. Dan dari timur. Tidak ada tanda-tanda pesawat tempur Ukraina disiapkan untuk mengudara.
Yang ditunggu tinggal klimaks di babak akhir: ke mana Zelenskyy akan pergi. Akankah ia jadi panglima perang dadakan. Atau minta suaka ke negara lain.
Ia bukan tentara. Ia juga bukan politisi berpengalaman. Ia pelawak profesional –golongan pelawak yang cerdas dan berilmu. Ia aktor film seri yang diidolakan –sebagai tokoh presiden yang ideal: di serial itu.
Maka, setelah pasukan Rusia merangsek ke berbagai penjuru Ukraina, ia masih bisa membuat langkah seperti tokoh di dalam film parodi. Hanya kali ini beneran. Di dunia nyata.
Ia mengajak Putin berunding. Dengan cara bertemu langsung.
Ajakan itu bagus. Tapi nada ajakan itu benar-benar seperti di naskah skenario film parodi. Pakai satire segala. Lihatlah ajakannya untuk berunding dengan Putin di bawah ini. Seolah ia seorang presiden sekaliber Macron:
"Satu-satunya cara mengakhiri perang ini kalau saya bertemu Anda. Secara langsung. Kami tidak punya rencana menyerang Rusia. Apa yang Anda inginkan dari kami? Pergilah dari tanah kami.
Duduklah bersama saya. Tapi jangan berjarak sampai 30 meter seperti ketika duduk dengan Presiden Prancis Macron".
Tentu itu bukan ajakan berunding yang tulus. Itu adalah kata-kata untuk menghina Putin. Yang waktu bertemu Macron jarak duduk mereka memang begitu jauh. Satu di ujung meja sini, satunya lagi di ujung sana. Terlihat tidak akrab. Meski tentu tidak sampai 30 meter.
Sebagai wartawan saya suka membaca pernyataan seperti itu. Enak untuk dijadikan tulisan. Pukul sana, pukul sini. Tapi yang dipertaruhkan ini negara –mengapa punya sikap seperti itu.
Lalu apa sih maunya Rusia –setelah menguasai Ukraina?
Kata Putin: Rusia tidak ingin menduduki Ukraina. Tapi juga janganlah Ukraina jadi lawan Rusia.
Putin ingin –seperti pernah saya baca di komentar pembaca Disway– Ukraina jadi negara yang bebas militer. Dalam versi pembaca Disway: seperti Swiss.
Maka, Putin, sejak kemarin, sibuk kampanye baru. Seolah perang sudah akan selesai: kerja sama internasional harus kembali terjalin. Terutama kerja sama ekonomi. Ia ingin agar seluruh sanksi untuk Rusia diakhiri.
Akankah di babak akhir ini Zelenskyy tiba-tiba bisa jadi joker yang membalikkan semua kepastian Rusia? (Dahlan Iskan)
Komentar Pilihan Disway
Edisi 5/3: Mari Mas
Aryo Mbediun
Sate gule, durian dan alis wanita adalah penyejuk jiwa. Tahu, tempe, terigu dan minyak goreng adalah bahan baku team bakar dan team kompor. Adapun pizza 3 toping, es campur 3 rasa dan sajen 3 varian itu dah pinacle of taste. Memasuki tahap penyelidikan.
Pernah saya kerja di Parigi Moutong, Sulteng. Poso dah mulai adem sich. Suatu hari terjadi perang antar suku. Kontrakan saya kena lempar meriam batu, sebesar bola volly batunya. Semalaman jaga di belakang pintu bawa parang dan tombak. Pemicu perang ternyata cap tikus arak lokal. Byuhh, besoknya ambil bayaran langsung beli tiket pulang. Kerja kok ameng2 nyowo.
#108 Mari mas. Kalau kisah truck yg masuk RTR itu adalah truck pertamina, bisa jadi kecepatan dia over 140 km/jam. Pertama, truck tangki pertamina memakai turbocharged. Begitu lepas pedal gas, loss power bisa hingga 60%. Bila kecepatan 160 km/jam dengan 60% loss power, pengereman hanya bikin truck spin berputar. Kedua, Perkara menghindari spin dan rem bermasalah menyebabkan dia pake RTR. Kemungkinan sopir tidak memahami dia pakai spedometer berbasis mile/jam. Saat angka 90 dia berpikir blm melanggar speed limit, padahal dah over. Itulah problem over speed itu. Seperti isu tunda pemilu, itu masuk over speed isu. Jadi dech dikandangkan. Coba alon-alon pasti diklakson.
Alexs sujoko sp
Ketemu sing edan, sing waras ngalah. Tapi jare koncoku biyen ora ngedan yo ora keduman....wkwkkkkkk
Udin Salemo
Ikut duka cita. Saya ikut merasakan keluarga mereka pasti kehilangan yang sangat dalam. Jauh-jauh pergi kerja cari rejeki pulang gak bernyawa. Tahun 2018 terjadi juga tragedi pembunuhan pekerja PT Istaka Karya pada proyek jalan trans Papua di Nduga. 31 orang dibunuh hanya dalam dua hari, yakni tanggal 1 & 2 Desember 2018. Dulu setiap ada tawaran pekerjaan untuk proyek di Papua saya pasti menolak. Saya berpikir kalau bekerja di pedalam Papua probabilitas meninggal itu 50% terbentang di depan mata. Bagaimana bisa bekerja tenang kalau separoh pikiran sudah memikirkan keselamatan diri.
Denik .
Dan ,delapan nyawa melayang di Papua..mereka para pekerja perbaikan tower telekomunikasi. Semua diam ,semua bisu.
Dedi Juliadi
Akhirnya abah sadar juga, nulis berita perang tidak menarik, beritanya perang komentarnya tetap saja minyak goreng hehehe
Achmat Rijani Fahmi
Jadi ingat peristiwa 9 tahun yang lalu. Seandainya jalur jalan Magetan-Karanganyar banyak tersedia RTR.Seandainya Sang Dalang bersedia meruwat.Seandainya jeroan lumba-lumbanya tidak diganti. Seandainya tidak berperkara.... Ahhhh..Hanya Abah yang tahu (Huruf tebal)
Hardiyanto Prasetiyo
Ching Bing dan tebu adalah 2 hal yg tdk dpt dipisahkan. Ching Bing yg disebut jg cembengan (hasil plesetan para mandor tebu) adalah tradisi mendoakan leluhur dilaksanakan ketika memasuki bulan April sdgkan musim panen tebu dan giling tebu jg dilaksanakan pada bulan tsb. Itulah knp tradisi Ching Bing dijadikan patokan saat musim panen tebu dan giling tebu tiba karena pada zaman dahulu makam Tionghoa umumnya berada dekat pabrik tebu.
Aryo Mbediun
#108 Mari mas. Kalau kisah truck yg masuk RTR itu adalah truck pertamina, bisa jadi kecepatan dia over 140 km/jam. Pertama, truck tangki pertamina memakai turbocharged. Begitu lepas pedal gas, loss power bisa hingga 60%. Bila kecepatan 160 km/jam dengan 60% loss power, pengereman hanya bikin truck spin berputar. Kedua, Perkara menghindari spin dan rem bermasalah menyebabkan dia pake RTR. Kemungkinan sopir tidak memahami dia pakai spedometer berbasis mile/jam. Saat angka 90 dia berpikir blm melanggar speed limit, padahal dah over. Itulah problem over speed itu. Seperti isu tunda pemilu, itu masuk over speed isu. Jadi dech dikandangkan. Coba alon-alon pasti diklakson.
Anwar Songennep
Bicara Gusdur dan Tionghoa, saya jadi ingat ketika mengadakan event Pelangi di Sumenep tahun 2018. Acaranya pertunjukan seni budaya suku-suku Nusantara yang menetap di wilayah Sumenep (Bugis di Kangean, Bajo di Sapeken, Mandar Sapeken, Madura, Arab dan Tionghoa). Semua suku itu menampilkan kesenian sekaligus tetua adatnya bercerita kenapa menetap di Sumenep sejak beberapa abad yg lalu. Kegiatan itu juga ada penandatanganan prasasti kesepakatan damai antarsuku. Tapi yang paling membuat saya tertarik, penampilan dari suku Tionghoa yaitu Barongsai yg didatangkan dr salah satu Klenteng di Surabaya. Warga Sumenep menyambut dg meriah. Karena Sumenep memang banyak suku Tionghoa. Bahkan arsitek Masjid Agung Sumenep yg didirikan tahun 1762 adalah Lauw Pia Ngo, warta Tionghoa yg mengungsi ke Sumenep th 1740 akibat konflik di Semarang. Sayangnya, tahun 2019 ada Covid-19. Padahal rencananya tokoh Tionghoa Sumenep mengajak saya utk bikin Festival Barongsai Nasional di Sumenep Madura. Mungkin Pak Dahlan tertarik, ayo kita garap event antarsuku di Sumenep....
Wong Kito Galo
Obatnya hari ini sdh diminum blm Ummi ? Jgn dicampur Autan ya he...he...
Ka Yudi
Mungkin tidak hanya jalan tol yg perlu RTR, semisal jalan antara Lawang kab Malang sd Purwosari kab Pasuruan tentunya Abah sudah tahu, dalam 5 tahun ini mungkin sdh hampir 10 truk besar kecelakaan atau nyungsep di sungai samping jalan raya, yg terakhir kemarin siang truk kontainer, yg untungnya sopirnya berpengalaman sehingga banting setir ke kiri masuk sungai, padahal di depannya banyak mobil dan motor yg berhenti karena ada lampu merah sebelum pintu tol purwodadi ±200 meter di depan.
Liam
Sebenarnya tidak sulit-sulit amat Mbah. Cara pandang nya dulu yang di rubah. "Aku banting tulang untuk bos perusahaan bisa, kenapa untuk sendiri tidak bisa?" Waktu jadi karyawan ,hujan badai juga paksa berangkat kerja. Berwirausaha untuk diri sendiri ,hujan badai juga harus semangat bisa! Mulai berwirausaha tidak ada kepastian. Tapi yakin saja, jaman sekarang, khususnya di Indonesia mati kelaparan itu susah. Nekad pun tak bakal mati kelaparan. Cuma ada satu memang, harus terbiasa menghitung , berwirausaha mau tak mau harus bisa menimbang dan menghitung, mana yang lebih untung. Waktu mulai wirausaha,hitungan ekspektasi keuntungan pakai yang minimal, jangan yang maksimal. Pakai yang minimal supaya tidak kaget jika tak sesuai harapan , 1/2 tahun pertama pasti berat ,karena itulah masa-masa kita di uji. Hindari juga ajakan kongsi. Jangankan teman ,sodara kandung saja bisa ruwet urusannya jika susah urusan duit. Yakinlah, tak mungkin mati kelaparan. Banting tulang sekali ini untuk diri sendiri, bukan untuk gaji.
Kalo aku kaya nanti, karena berhutang budi kepada GusDur. Aku mau bangun masjid untuk sodaraku yang muslim, 4 minaret/menara mau kubangun tinggi, berlapis kristal, di malam hari di beri cahaya ,agar berpendar. Sukur-sukur pancar sinarnya nyampe ke hati. Supaya sodaraku ingat untuk selalu kembali ke tempat suci. Karena aku cinta GusDur, jika kulewat Masjid yang ramai karena sholat jumat, ku sempat kan toleh, dan berucap dalam hati. semoga damai dan nyaman kehidupan sodaraku. Karena aku percaya pada wejangan dan peninggalan bijak GusDur, mei 98 ku anggap luka kronis yang harus di amputasi. Bukan borok yang di korek saban tahun. Karena aku sayang GusDur. tak kan kubakar dupa sehiolo dan ritual Tionghoa kulakukan untuk nya,karena tak sesuai kepercayaan beliau. Karena ku kagumi GusDur , selorahan "gitu aja repot" selalu aku pikirkan, apa artinya.
Muliyanto
@mbahMars:kiat kiet kiat kiet kiat kiet kiat kiet kiat kiet kiat kiet kiat kiet kiat kiet kiat kiet kiat kiet kiat kiet kiat kiet kiat kiet kiat kiet kiat kiet kiat kiet kiat kiet kiat kiet kiat kiet kiat kiet kiat kiet.
Mbah Mars
Baca RTR di artikel Abah, saya langsung ingat RTR di turunan jalan antara Kledung sampai Kretek Wonosobo yg panjangnya 9,5 km. Meskipun sudah ada RTR namun jalan maut itu masih merenggut nyawa 162 jiwa dalam 5 tahun terakhir. Saya sekarang tidak pernah lagi lewat jalur itu kalau perjalanan Jogja-Wonosobo karena lebih save lewat jalur Maron-Kretek yg tidak ekstrim. Hanya berkelok-kelok. Ingat juga belum lama ini kecelakaan bus wisata di jalur Dlingo-Imogiri Bantul yg merenggut 13 korban jiwa. Bis melaju kencang di turunan panjang dekat Bukit Bego. Diduga rem blong. Karena belum ada RTR sopir menabrakkan bus ke tebing sebelah kanan. Sementara sebelah kirinya adalah jurang dalam. Sopir mengambil keputusan terbaik meskipun dirinya juga akhirnya menjadi korban meninggal. Sekarang di tebing tersebut dipasangi bekas-bekas ban mobil sebagai peredam kontak bodi kendaraan dengan batu tebing. Semoga KNKT segera menemukan solusi terbaik untuk lokasi tersebut dan lokasi-lokasi ekstrem lainnya.
Tarjo
Kata Cak Nun....Gus Dur sampai sekarang belum ketemu malaikat Munkar dan Nakir untuk sesi wawancara di alam kubur. Karena katanya semenjak dikuburkan sampai sekarang peziarah tidak pernah putus, selalu ada. Kan malaikat baru akan nyamperin setelah pelayat terakhir pulang.
ThamrinDahlan Ibnuaffan
Sebelum Nona pergi ke Cianjur / Tangkap angsa dulu di Bekasi / Bapak Budaya Nusantara Gus Dur / Perekat bangsa anti diskriminasi / Salamsalaman
MS
Januari 2021, sajen ikannya masih berjumlah 70 persen. Februari 2021 mulai di panen menjadi 62 persen. Data terbaru pada januari 2022 tinggal 51 persen. Sementara level terendah tersentuh pada oktober 2021 lalu, 48 persen. Berapakah porsi sajen yang lain?.
Leong Putu
Laaah tenan... asli orang dalam iki.... ujag ujug , mbludas mbludus langsung muncul di bawah ku.... hedeeeeeeeh....
*) Diambil dari komentar pembaca Harian Dusway
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News