KIEV, BANGSAONLINE.com – Sejatinya Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy beradarah Yahudi. Tapi Isarael hingga sekarang tak merespon permintaan bantuan Zelenskyy. Padahal presiden yang berlatar belakang pelawak itu dalam posisi terdesak.
Meski demikian, Israel mengirimkan sekitar 100 ton bantuan kemanusiaan. Diantaranya obat-obatan, kantong tidur, peralatan pemurnian air dan barang-barang lainnya. Ukraina meminta Israel mengirim tim paramedis, tetapi pemerintah zionis itu menolak permintaan tersebut.
Baca Juga: Setahun Tragedi Genosida, API Palestina Jatim Bakal Gelar Aksi di Surabaya dan Malang
Ukraina sempat meminta senjata pertahanan dan alat pelindung, tetapi Israel menolak permintaan itu.
Menurut Duta Besar Ukraina untuk Israel Yevgen Korniychuk, Zelensky sangat berharap bantuan Tel Aviv. Alasannya dia berdarah Yahudi.
“Sebagai duta besar negara dengan presiden Yahudi, saya dapat mengatakan Zelensky memiliki harapan yang lebih tinggi dari Israel daripada yang dapat diberikan Israel,” kata Yevgen Korniychuk.
Baca Juga: Ratusan Wisudawan Universitas Harvard Walk Out, Protes 13 Mahasiswa Tak Lulus karena Bela Palestina
Ia juga mengklaim bahwa Perdana Menteri Israel Naftali Bennett berada dalam situasi sulit untuk menyeimbangkan hubungan Israel dengan Ukraina dan Rusia karena Zelensky adalah orang Yahudi.
Menurut Korniychuk, banyak orang Ukraina memenuhi syarat untuk berimigrasi ke Israel di bawah Law of Return. Israel memperkirakan 180.000 orang.
“Kepemimpinan kami percaya bahwa Israel adalah satu-satunya negara demokratis yang memiliki hubungan baik dengan kedua pemimpin itu,” kata Korniychuk. Yang dimaksud dua pemimpin adalah Presiden Ukraina Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Baca Juga: Diboikot Umat Islam karena Bantu Tentara Israel, McDonald's Rugi Besar
Zelensky sebenarnya meminta Israel untuk mengambil peran mediator beberapa kali selama setahun terakhir, termasuk selama panggilan telepon terbarunya dengan Bennett. Korniychuk mengatakan pesan Zelensky kepada Israel: "Terima kasih, kami menghargai semua upaya Anda, tetapi kami membutuhkan lebih banyak."
Kornichuk mengulangi permintaan Ukraina dalam pertemuan di Kantor Perdana Menteri, Senin pekan lalu. “Ketika Israel menginginkan bantuan kami, kami ada untuk mereka,” kata Korniychuk. Itu terkait PBB, permintaan konsuler, dan hal-hal lain.
PM Bennett mengatakan bahwa Israel akan terus berusaha menengahi antara Rusia dan Ukraina. Dia menyampaikan hal itu setelah kembali dari pembicaraan mendadak dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Kantor Bennett mengatakan perdana menteri telah berbicara tiga kali selama akhir pekan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. (tim)
Baca Juga: [HOAKS] Cina dan Israel Bekerja Sama untuk Menghapus Agama dan Pancasila di Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News