SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Kini Pakistan bergolak. Gara-gara harga BBM dan sembako naik. Perdana Menteri Pakistan Imran Khan dimosi tak percaya. Akankah politikus berlatar belakang atlet itu jatuh?
Simak tulisan wartawan kondang, Dahlan Iskan, di HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com hari ini, Selasa 5 April 2022. Selamat membaca:
Baca Juga: Destinasi Wisata Terpopuler di Jepang: Panduan Lengkap untuk Liburan Anda
PANDEMI mulai dingin, politik mulai panas. Di Hong Kong. Terutama di Pakistan.
Naiknya harga-harga telah menjadi amunisi bagi oposisi di Pakistan untuk bermanuver. Begitu sulit menjadi pemimpin yang harus melewati masa pandemi yang panjang. Apalagi seperti Pakistan, yang tidak punya sumber minyak: harga BBM-nya naik luar biasa. Diikuti oleh kenaikan harga pangan.
Memasuki hari pertama puasa, parlemen Pakistan bersidang. Agendanya gawat: mosi tidak percaya pada Perdana Menteri Imran Khan.
Baca Juga: Perjanjian Internasional Akhiri Pencemaran Plastik Gagal, Negosiasi Akan Dilanjut Tahun Depan
Dua partai besar yang mengajukan mosi itu –PPP dan PML– begitu yakin Imran akan jatuh hari itu. Lobi-lobi dua partai itu berhasil meyakinkan 17 anggota DPR dari pendukung pemerintah: ikut setuju menjatuhkan Imran.
Hitungan mereka begitu meyakinkan: 173 kursi, dikurangi 17 kursi tinggal 156 kursi.
Padahal untuk terpilih jadi perdana menteri harus mendapat suara paling tidak 172 kursi –dari jumlah kursi DPR yang 342 kursi.
Baca Juga: Kesemek Glowing asal Kota Batu, Mulai Diminati Masyarakat Indonesia Hingga Mancanegara
Politik di Pakistan pun menghadapi krisis. Sidang parlemen di hari Minggu kemarin itu penuh dengan trik –saling adu strategi.
Imran hanya bisa menghindari mosi itu dengan satu cara: parlemen harus dibubarkan. Presiden berhak membubarkannya asal ada alasan yang kuat.
Strategi Imran Khan itu jitu –untuk sementara. Pimpinan sidang dipegang wakil ketua –dari partai PTI –Pakistan Tehreek-e-Insaf yang dipimpin Imran.
Baca Juga: Ratusan Wisudawan Universitas Harvard Walk Out, Protes 13 Mahasiswa Tak Lulus karena Bela Palestina
Hari itu pimpinan sidang langsung menyatakan: pemungutan suara tidak bisa dilakukan. Parlemen sudah dimintakan untuk dibubarkan.
Ribut. Saling interupsi. Ricuh, meski tidak sampai berantem secara fisik. Sidang langsung ditutup.
Pihak oposisi langsung menggugat pimpinan sidang ke Mahkamah Agung. Sikap pimpinan sidang itu dianggap kudeta pada konstitusi.
Baca Juga: Hati Rakyat Sulit Dibeli, Partai Penguasa Gagal Menang
"Tugas pimpinan sidang adalah memimpin rapat sesuai dengan acara," ujar pihak oposisi seperti disiarkan media di Pakistan. "Pimpinan sidang tidak berhak mengambil putusan seperti itu," tambahnya.
Mahkamah Agung segera menyidangkan kasus ini. Sidang dimulai hari ini –bahkan kemarin, hanya sehari setelah peristiwa itu. Kini persoalan pindah ke pengadilan. Setidaknya Imran bisa bernapas.
Sambil melakukan gerilya pada anggota koalisi yang membelot. Imran bisa merayu mereka atau, kalau perlu, menggertak mereka.
Baca Juga: China Kecam Aksi AS Tembak Balon Udara yang Dituduh Alat Mata-mata
"Mereka akan saya maafkan. Dengan sesungguh maaf. Seperti bapak memaafkan anak," ujar Imran merayu.
Tapi kepada yang bersikap keras Imran juga keras. "Mereka itu anak durhaka. Mereka seperti anak yang melawan bapaknya. Moral mereka rusak. Mereka akan seperti anak yang tidak akan bisa dapat jodoh," ujar pimpinan partai lainnya.
Bahkan, bisa saja pemerintah menangkap satu atau dua orang dari pembelot itu. Tuduhan bisa dicari, misalnya, korupsi. "Tidak pernah pemerintah menangkap tokoh oposisi tanpa tuduhan," ujar pendukung pemerintah. Sudah banyak oposan yang disatroni pemerintah seperti itu.
Baca Juga: Fakta Unik Negara Qatar: Tuan Rumah Piala Dunia 2022
Dengan kehilangan suara dua orang saja, mosi tidak percaya itu akan gagal -seandainya Mahkamah Agung memutuskan pemungutan suara harus dilaksanakan.
Skenario lainnya sudah siap: sebelum pemungutan suara, justru parlemen yang sudah dibubarkan. Berarti Imran masih tetap bisa menjadi perdana menteri sampai Pemilu yang baru dilaksanakan -paling lambat 90 hari setelah pembubaran parlemen.
Partai pertama yang keluar dari koalisi adalah Balochistan Muttada Party –satu partai lokal di provinsi miskin Balochistan. Kenaikan harga-harga belakangan ini memang sangat dirasakan di daerah miskin seperti Balochistan. Partai ini punya 7 kursi. Selebihnya dari lima partai kecil yang hanya punya 1 atau 2 kursi.
Baca Juga: Ikuti Keseruan Indonesia International Book Fair 2022 di Jakarta Convention Center
Awalnya Imran Khan adalah harapan baru bagi Pakistan. Terutama untuk keluar dari persaingan tiada henti antara dua dinasti politik di sana: Bhutto dan Sharif.
Imran memang orang baru di politik. Ia ''hanyalah'' atlet nasional dari cabang olahraga paling populer di Pakistan: kriket. Di masa Imran jadi pemain nasional Pakistan berhasil menjadi juara dunia. Namanya sangat harum –dengan konsekuensi gosip soal wanitanya juga sangat meriah.
Ia tidak membuat partai baru. Imran justru masuk partai lama, partai tengah, yang menerimanya sebagai pemimpin baru. Sebagian rakyat yang sudah muak dengan persaingan dinasti di sana pindah memilih PTI. Pemilu 2018 pun dimenangkannya. Dapat kursi 155. Untuk Pakistan yang multi partai, menang dengan 155 kursi itu sudah istimewa. Tinggal cari 17 kursi untuk membangun koalisi.
Di awal pemerintahannya Imran terasa sangat sejuk. Ia ingin mengakhiri konflik abadi Pakistan dengan India –sesama negara pecinta kriket.
Ketika pesawat tempur India memasuki wilayah Pakistan –dan pesawat itu jatuh– Imran langsung memulangkan pilot militer itu. Ia merasa punya banyak teman sesama pemain nasional kriket di India.
Ia juga meneruskan pembangunan jalan khusus –jembatan layang– dari India menuju Pakistan. Itu untuk menghubungkan wilayah India dengan sebuah tempel agung agama Sikh yang dibangun di wilayah Pakistan. Itulah tempel Guru Nanak yang dianggap sangat suci. Tempel itu berada di negara Islam Pakistan karena dibangun sebelum dua negara itu berpisah. Dengan demikian umat Sikh di India bisa sembahyang di tempel itu –seperti tidak ke luar negeri.
Waktu ke India sebelum pandemi, saya melihat jalan layang itu hampir selesai. Dari wilayah India saya bisa memotret tempel Sikh di negara Islam Pakistan –hanya sepelemparan batu, begitu dekatnya.
Imran juga menjalin hubungan dengan Afghanistan. Termasuk saat Taliban berkuasa kembali. Ini membuat Amerika marah: Pakistan telah jadi tempat bersembunyi tokoh-tokoh Taliban.
Hubungan Pakistan dengan Arab Saudi juga sangat mesra. Pun dengan Qatar dan Uni Emirat Arab.
Imran ternyata juga meneruskan kebijakan Perdana Menteri Nawaz Sharif: menjalin hubungan ekonomi yang sangat kuat dengan Tiongkok. Begitu banyak proyek Tiongkok di Pakistan. Begitu sering Imran ke Beijing.
Amerika sangat tidak happy dengan Imran.
Maka secara terbuka Imran menuduh mosi tidak percaya di parlemen itu didalangi oleh Amerika. Ia membuka nama diplomat Amerika yang menjadi dalangnya. Imran memang merasa tidak mendapat dukungan dari militer –yang selalu lebih pro ke Amerika.
Kini Pakistan kembali memasuki masa tidak menentu. Imran pun ternyata sama: tidak bisa menjadi pemimpin satu periode penuh lima tahun. Belum pernah ada. Dalam sejarah Pakistan yang sudah 75 tahun memisahkan diri dari India semua pemimpinnya berhenti atau mati tertembak di tengah jalan.
Mungkin itu sudah nasib Pakistan. Juga nasib Imran Khan: usaha pembangunannya disabot Covid-19. Selama dua tahun. Ketika Covid mereda Rusia menyerang Ukraina. Naiknya harga minyak dan gandum memukul keras dua sendi utama kehidupan rakyat Pakistan.
Mereka harus beli bahan bakar dan harus makan gandum. Kita memang juga harus beli bahan bakar tapi makannya nasi. (Dahlan Iskan)
Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.
Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul Drone Kamikaze
Teguh Wibowo
K-Drone dan K-Mpret jenis drone-mpret buatan Indonesia.
Amat Kasela
Di Indonesia ada yang lebih panjang daripada DJI: DJI SAM SOE.
yusuf ridho
Ngapunten Abah... Rasanya, bukan baru kali ini drone menjadi bintang di palagan nyata. Kalau tidak salah (berarti benar), tahun lalu drone sudah jadi pemeran utama. Yakni, saat pecah perang Azerbaijan vs Armenia. Yang memperebutkan wilayah Nagorno-Karabakh. Yang pemenangnya Azerbaijan. Armenia babak belur menyerah kalah karena digempur drone Bayraktar Tactical Block (TB) 2 buatan Turki. Pun, sekarang Ukraina mengoperasikan banyak drone Bayraktar TB 2 untuk melawan Rusia. Banyak juga negara yang kesengsem dengan drone itu.
Mujiburohman Abas
Perang Yom Kippur kebalikan dari Perang Enam Hari 1967. Kalau untuk Mesir, perang Yom Kippur itu kemenangan, karena Gurun Sinai durebut kembali, dan akhirnya seluruh pasukan Israel juga ditarik mundur dari daratan Mesir.
Buzzer NKRI
TB2 harga 14 miliar sebiji, bisa buat beli 10.000 drone kamikaze @1,4jutaan TB2 besar lebih mudah ditembak, 10ribu drone kamikaze gimana bisa melawannya?
dabaik kuy
drone mainan china vs drone tempur tb2 turki terbang 1 jam vs 24 jam ... ketinggian 200 m vs 7 km.. beban 2 kg (bawa kamera) vs beban 650 kg (bisa bawa 4 rudal).. hanya bantuan pengintaian jarak dekat radius 2 km. vs penghancur ranpur musuh (dgn rudal) dgn daya jelajah 150 km terlalu jauh ya frame nya kalau dronee mainan china yg radius nya 2 km jadi penentu keberhasilan ukraina menahan rusia hehe. ????
bagus aryo sutikno
Drone TB2 emang keren. Tapi sedahsyat2ya serangan TB2 masih lebih dahsyat serangan kamikaze HET14k yg menarget harga minyak goreng di negeri utara Australia. HET14k ini serangannya begitu presisi dan bisa mode siluman. Endingnga anda sudah tahu, migor kena double kill, harga naik 2x lipat. Presisi tenang namun mematikan. HET14k
Amat Kasela
"sepelemparan roket", istilah yang membingungkan saya. Roket apa yang dilempar? Istilah lempar roket" ada dalam atletik, tapi bukan roket berupa senjata. Granat dilempar, iya.
Mirza Mirwan
Shenzhen hanya "sepelemparan roket" dari Hong Kong? Kayaknya malah "lebay". Hong Kong kan tetanggaan sama Shenzhen, hanya dipisahkan Sungai Sham Chun -- itupun dihubungkan oleh jembatan Shenzhen Bay Bridge ke Nanshan District (Shenzhen). Pasukan Rusia memang ditarik dari Kyiv. Tetapi di tempat lain, jauh di selatan Kyiv, Rusia menghajar kilang minyak di Kemenchuk (di tepi Sungai Driepen) dan lebih ke selatan lagi, kilang minyak di Odessa.
Aji Muhammad Yusuf
Siapapun yang perang urusan utamanya tetap kurs, minyak, gas, batu bara, emas, dan keamanan. Intinya kekuasaan, harta, dan seks. Tujuan manusia memang mudah di prediksi.
Liam Then
tikus, di benci dimana-mana, tapi disetiap rumah ada. Israel ,dibenci dimana-mana, tapi disetiap rumah teknologi nya ada. Saya pernah mikir (ikut cak lonthong ,sengaja pakai h, lebih afdol di telinga) , Bangsa Israel itu yang di kata bangsa pilihan Tuhan. Tuhan kok segitunya pilih kasih, otak di berikan semua yang pinter ke Israel. Tak mungkin. Jadi, saya mikir cari alasan sebab lain. Saya mikir sejarahnya. Dari jaman Fir'aun sudah di usir-usir. Di persekusi. Statusnya abadi kaum pendatang. Sampai sekarangpun, kerap disuruh mati-matilah Israel. Negaranya diancam mau di hancurkan, di hapus dari muka bumi. Hmm...mungkin seleksi alami, karena ancaman eksistensi selalu konstan beribu tahun, sel tubuh dan DNA orang Israel bereaksi , menciptakan bakat-bakat cemerlang supaya dapat bertahan hidup di dunia ini. Tapi kebangetannya kok sampai segitunya mendominasi teknologinya. Ampun deh.
7G SUYOTO ARY FIANTO
K-drone kamikaze disini juga banyak bah Pake batrei nasi pecel karet 3 Sdah bisa bikin repot pedagang kaki 5 dan aparat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News