Ilustrasi
SURABAYA (BANGSAONLINE.com) - Hari pertama pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer (UN Online), Komisi E DPRD Jawa Timur menemukan sejumlah kelemahan. Diantaranya lampu mati dan server error, meski hanya dua menit saja namun membuat peserta UN kaget dan tidak terkosentrasi, dikarenakan mereka khawatirkan jawaban yang sudah dipilih hilang.
Anggota Komisi E DPRD Jatim, Agus Dono Wibawanto mengungkapkan, temuan itu didapati di SMAN 4 kota Malang. Politisi asal Malang ini mengkritik pihak PLN yang tidak tanggap atas adanya pelaksanaan UN. Peristiwa itu jelas merugikan siswa sebagai peserta ujian, meskipun hasil UN kali ini bukan merupakan faktor utama penentu kelulusan.
"Sempat mati lampu meski hanya beberapa menit. Walaupun pihak panitia menjamin kalau ada back-up dari server, sehingga jawaban siswa tidak hilang. Tapi secara otomatis mengganggu konsentrasi siswa saat mengerjakan," tegas politisi Partai Demokrat itu, Senin (13/4).
Agus berharap kedepan, pihak sekolah harus menambah daya untuk mendukung pelaksanaan UN. Dan PLN harus memfasilitasi. "Agar tahun depan hal yang sama tidak terjadi lagi dan harus ada standarisasi semua unsur pendukungnya termasuk dari PLN agar UN bisa berjalan lancar,"pungkas politisi yang juga dosen Universitas Wijaya Kusuma Surabaya itu.
Sedang Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Hery Sugiono menambahkan, Pemerintah kabupaten/kota dan Pemerintah Propinsi Jatim harus memback-up penuh pelaksanaan UN. Dari hasil sidak ini diketahui berbagai hal yang terjadi misalnya lampu mati dan ini akan menjadi bahan evaluasi pelaksanaan UN kedepan.
"Pemprov maupun Pemkab khususnya agar bisa lebih siap. Dan yang terpenting dengab UN online tersebut banyak efesiensi anggaran. Diantaranya mulai kertas soal dan jawaban, percetakan hingga distribusi soal tanpa harus menyertakan aparat kepolisian,"papar politisi Paratia Golkar tersebut.








